Realita Sihir dan Dunia Lain Part 1

42 4 2
                                    

Selasa, 06 Januari 2009. 
Hari Kedua Ospek

Gue udah melupakan semua nya yang terjadi kemarin. Fresh new day, we all should let our stress go by sleep! Jangan begadang. Anyway, kita kembali ke kelas regu kita masing-masing. Kita bermain beberapa games. Tapi saat pertengahan games, kembali lah datang si ratu Ular itu. mengecek kelengkapan atribut kita dan memberikan sedikit gambaran untuk jadwal yang akan kita lakukan besok di hari terakhir ospek. 

"Jadi dimohon untuk para calon siswa-siswi Sma 99, untuk menyiapkan 1kg beras, 1 kotak teh celup, 1/4 kg gula, tepung terigu dll. Ini bukan apa-apa, untuk kita besok berbagi ke warga kampung." - penjelasan ketua osis.

Kami semua serentak menjawab

"Siap, paham"

Lalu si ketua meninggalkan ruangan kita. Haha, akhirnya ada sesuatu yang membuat ia menjadi 'lunak' untuk beberapa moment. Tidak seperti kuda liar kemarin. Anyway, setelah itu kami diberikan free time untuk berbincang dan lebih mengenal satu sama lain.

Tanpa headline news tanpa breaking news, salah satu anak lulusan Maltras (alumni SMP 1009) bernama Lydia teriak dan menangis setelah ia mengecek tas nya.

"Ihhh demi apa?? Hp gue ilang!!! Ada yang liat nggak??" teriak Lydia. 

Lalu kakak regu kami menghampiri ke depan meja Lydia.

"Hah serius kamu? Coba inget-inget terakhir kamu naro dimana.."

"Di tas!"

"Coba check, siapa tau keselip-selip kali"

"Gak ada kak demi Allah, tadi kan aku charge pake powerbank mangkanya aku taro di tas terus aku tadi sempet ke toilet dan selama games berlangsung aku gak ngotak-ngatik tas aku sama sekali...!" kata Lydia sembari menangis.

Kakak regu kami terlihat kebingungan. Dan akhirnya dia menggeledah tas kami satu per satu. Tapi HP tak kunjung ditemukan. Akhirnya kakak regu kami memanggil salah satu guru bernama Bu Jen. Dan ia membawa Lydia dan menginterogasinya, sepertinya di ruang BK. Saat mereka sedang pergi, kami semua terdiam melihati satu sama lain. Apakah diantara manusia malang ini ada yang membutuhkan uang hingga mencuri? Ah apa segitunya? pikir diriku. Lalu bu Jen serta Lydia kembali. 

"Saya gak tau apa yang ada di benak pencuri ini, tapi mohon sekali lagi yang mengambil handphone Lydia tolong dikembalikan. Ini baru tahap menjadi murid disini ya, kalian sudah menjadi maling! mental pencuri! Pokoknya yang merasa, jam 11 ini menghadap ke ruang BK, Sebelum kami proses kasus ini ke pihak yang berwajib, KANTOR POLISI. Sayang loh, hp nya Lydia iPhone 3G Kalau butuh uang, bilang ke saya sekarang. Jangan laper mata." pipebomb dari bu Jen yang baru kami kenal.

Setelah itu, kami diberikan waktu istirahat. Kami semua berkumpul di tengah kelas mendengarkan apa yang Lydia sampaikan dan kami bertukar pendapat selagi memakan bekal yang kami bawa. 

"Sumpah deh, kenapa ya? Bisa aja gitu ada maling disini.. Gak abis pikir gue" ujar Lydia. 

Lalu ada yang menjawab "Sabarin aja.. Mungkin itu belum rezeki lu, atau dia lebih membutuhkan. Ikhlasin aja.. Pasti sama Tuhan diganti yang lebih baik. Mungkin juga handphone itu membawa dampak buruk bagi lo. Tenang aja semuanya udah diatur sedemikian rupa cemerlang oleh Tuhan. Pasti ada balasan nya"

"Iya bener juga" kata beberapa orang. 

Lalu ada anak, rambut nya di kepang pokoknya sangatlah polos nyeletuk bilang

"Udah, ke orang pinter aja"

Kami semua kaget. Ternyata dibalik kepolosan nya itu ada noda hitam yang terbesit di kehidupan nya. 

Renjani Melawan DuniaWhere stories live. Discover now