SoonHoon Meanie
.
.
.Bagiku, cinta itu seperti kain perca. Bukan maksudnya sisa atau tidak berguna. Orang yang tidak mengerti akan menganggap kain perca seperti itu. Aku tau dan aku mengerti. Kain perca akan berguna jika ada kain perca lainnya. Mereka akan disatukan dengan benang dan jarum. Akhirnya, jadilah sebuah karya dari kumpulan kain perca tak berguna. Dan kuharap, cintaku seperti itu. Cintaku bisa berguna untuk orang lain.
.
.
.
.Incheon, Korea Selatan
22 November 2017
10.54 KST"Ya! Kim Mingyu! Itu bajuku sialan!" Teriak Wonwoo. Sementara Kim Mingyu, sang pelaku pencurian baju, malah berlari ke kamar dan mengunci pintunya.
"Tidak hyung! Ini akan kupinjam! Jebal~" Wonwoo menghela nafas sambil memutar bola matanya pelan.
"Bahkan itu baju yang baru kubeli, Gyu. Cari yang lain saja," Wonwoo berusaha menggedor pintu kamarnya. Ya, itu kamarnya.
"Ani! Sekali saja hyung. Baju ini yang paling bagus," Mingyu menatap sedih kemeja hitam dengan sedikit motif warna merah maroon dan emas di tangannya. Pokoknya, dia harus bisa meminjam baju ini! Bagaimana pun caranya.
"Astaga ini masih pagi dan kalian sudah membuat masalah?" Ujar Jihoon seraya melepas sepatu di depan pintu masuk. Di belakangnya, muncul Soonyoung dengan tangan penuh belanjaan.
"Eoh? Sudah datang? Sini kubantu," Wonwoo menghampiri kedua sahabatnya yang baru saja tiba untuk makan bersama. Ia mengambil 3 kresek belanjaan di tangan Soonyoung.
"Mana Ming-"
"Hyung! Boleh tidak?" Ucapan Soonyoung terhenti lantaran Mingyu berteriak dari dalam kamr Wonwoo. Masih perihal baju tadi.
"Aish. Arasseo. Kembalikan setelah dicuci. Sekarang keluar lah. Tugasmu sudah datang." Selesai Wonwoo bicara, dengan langkah senang Mingyu keluar dari kamar Wonwoo. Kamar dia juga sih.
"Mana? Kalian duduk lah. Aku dan Wonwoo hyung yang akan memasak." Mingyu mendorong punggung Soonyoung keluar dapur dan diikuti Jihoon di belakangnya.
"Won, pinjam kaset ya," pertanyaan Soonyoung ini hanya dibalas deheman oleh sang empunya.
"Oke sayang! Mulai dari sup!"
"Diam bodoh! Lihat! Jadi miring kan!" Mingyu hanya nyengir memperlihatkan gigi taringnya yang menawan.
Di sisi lain, Soonyoung masih asik memilih kaset untuk mereka nonton nanti. Jihoon tidak bisa diam saja melihat Soonyoung sibuk sendiri. Walaupun mereka bukan sepasang kekasih lagi, lebih tepat nya mantan.
"Soon, ada yang perlu kubantu?" Jihoon menghampiri Soonyoung yang sedang berjongkok memilah-milah kaset.
"Eum, aku butuh pendapatmu. Horror atau romance?" Jihoon berpikir sejenak.
"Kurasa romance cukup bagus untuk ditonton hari ini, danㅡ" Jihoon menjeda sebentar untuk melirik ke arah jendela. Awan mendung menjadi tujuan mata Jihoon. Sedikit film romantis mungkin akan menghangatkan mereka.
"ㅡbisa mengingatkanku pada kenangan dulu," Soonyoung terdiam dengan tangan yang masih memegang dua tumpuk kaset. Menatap sendu Jihoon yang masih saja setia melihat keluar jendela.
"Kurasa film horror malah akan memperburuk suasana hari ini hahaha," Soonyoung tertawa hambar. Kenangannya bersama Jihoon kembali masuk bersarang di otaknya. Menyesal, itu yang sampai saat ini masih dirasakan Soonyoung saat melihat Jihoon.
Jihoon tersenyum kecil, mengalihkan pandangannya pada Soonyoung yang masih menimang 2 kaset di tangannya. Wajah bingung Soonyoung sangat lucu di mata Jihoon. Akhirnya Jihoon memutuskan berjalan mendekat ke arah Soonyoung yang malah kaget melihat Jihoon sudah di depannya. Persis di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
🍃My Story✅
Fanfiction【 Completed 】 ღ Seventeen Collection! [☆SoonHoon ♤Meanie] One shoot Drabble Gender switch/bxb Ooc