☆Memoria

528 58 3
                                    

Serenity National High School terkenal dengan kemenangannya berkali-kali dalam bidang olah raga. Tidak hanya itu, pemenang olimpiade terbanyak juga ada di sekolah ini. Tak heran setiap tahunnya, banyak para siswa siswi Middle School berlomba-lomba memasuki sekolah ini.

Selain itu, guru-guru di sekolah ini tergolong masih muda dan jenius. Apalagi guru olah raga dan guru fisika yang terkenal, Kwon-ssaem dan Jeon-ssaem

.
.
.
.
.

14 Februari 2018

"Ji! Ji! Itu ada Kwon ssaem! Cepetan kasii!" Bisikan memburu dari Seungkwan segera bersarang di telinga seorang gadis mungil. Ingin rasanya gadis itu, Jihoon, menjahit mulut Seungkwan sekarang juga.

"Sabar Seungkwan!" Jihoon merapikan baju dan rambutnya. Segera ia memanggil Kwon-ssaem dengan malu-malu.

"Kwon-ssaem!" Teriak Jihoon. Kwon-ssaem menoleh dengan senyuman manisnya. Untung saja lorong kelas sepi karena semua murid pergi ke kantin.

"Ya?" Jihoon mendekat dengan gemetaran. Tangannya yang berkeringat dingin membawa sebuah bungkusan coklat buatannya.

"Ini untuk ssaem. Selamat hari Valentine!" Ucapnya malu-malu. Kwon-ssaem menerimanya dengan senyuman yang masih terpampang di wajah tampannya.

"Terima kasih Jihoonie. Akan ku makan sepulang sekolah," Jihoon mengangguk dan membalikkan badannya secepat mungkin setelah menggumamkan terima kasih.

"Bagaimana? Sudah?? Apa yang dia katakan?" Sesampainya di kelas, Jihoon langsung diserbu oleh Seungkwan.

"Aish ototku lemah! Astaga dia tersenyum Kwan! Dan apa katanya? Dia akan memakan coklatku sepulang sekolah! Astaga oh astaga senangnya hatiku!" Jihoon melompat kesana kemari. Seungkwan tertawa bahagia dan segera mungkin menahan Jihoon untuk tidak menaiki meja saat melihat kaki Jihoon yang sudah menaiki kursi.

"Okay stop. Cukup simpan kesenanganmu dan coba kita tunggu sampai tanggal 14 Maret. Apa dia akan membalas dengan bunga? Coklat? Atau sapu tangan? Ouh Jihoon, bahuku selalu siap sedia untukmu okay? Auch!" Jihoon memukul pundak Seungkwan dengan keras.

"Apa-apaan sapu tangan! Dia itu guru! Tidak mungkin memberikan sapu tangan sebagai balasan. Paling dia memberi aku coklat atau kartu ucapan. Bunga tidak mungkin sih," kalimat terakhir ia ucapkan dengan nada agak sedih. Putus asa sih sebenarnya. Memangnya ada seorang guru mempacari siswinya sendiri?

.
.
.
.
.

13 Maret 2018

"JIHOON!! ADA KABAR MENGEJUTKAN. SIAPKAN HATI DAN TELINGAMU!" Teriakan Seungkwan menggema ke seluruh penjuru kelas. Untunglah teman sekelas mereka sudah terbiasa dengan teriakan 5 oktaf Seungkwan yang bisa saja memecahkan kaca jendela.

"Apa lagi Seungkwanku?" Jihoon menatap Seungkwan jenuh. Sementara yang ditatap sudah memasang wajah serius yang super seram.

"A-apa sih?" Jujur Jihoon agak ngeri melihat Seungkwan bisa seserius ini.

"Bukannya aku mau membuatmu patah hati. Tapi serius aku pertamanya tidak percaya. Tapi tadi aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!" Jihoon mengernyitkan dahinya dan memasang wajah bingung.

"Fiuh oke aku siap. Jadi begini..duh gimana ya?" Seungkwan memelankan volume suaranya. Sedikit mendekat kepada Jihoon yang juga mencondongkan badannya ke arah Seungkwan.

"Aku tadi pagi melihat Kwon-ssaem datang ke sekolah bersama Jeon-ssaem. Kau tahu kan desas desus kalau mereka sedang..kau tahu..menjalin hubungan?" Jihoon terkejut.

🍃My Story✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang