Chapter 5. A Pink Rose For Jungkook

412 66 5
                                    


Napas Namja cantik itu masih terengah-engah, dia melepaskan sweater pink yang dipakainya dan membuka 1 kancing kemeja putihnya, keringat tampak mengalir dari keningnya dan turun kearah leher putihnya yang jenjang, dia berbaring di rerumputan matanya terpejam sambil mengatur nafasnya, pada awalnya dadanya tampak naik turun dengan cepat, lama-lama nafasnya semakin teratur dan semakin tenang.
Tak disadarinya sepasang mata tajam tampak memandang kearahnya sedari tadi.

Seksi.......batin Jungkook memandang seorang namja yang kini sedang berbaring terengah setelah berlari dengan cepat dari seberang lapangan bola menuju pohon rindang yang sedang dipanjatnya itu.
Namja itu tersenyum senang, 'akhirnya aku menemukanmu' batinnya.

KROSSAKK .....  BRUKK ....
Terdengar suara yang keras membuat Seokjin yang sedang mengatur nafasnya sambil memejamkan mata kaget, refleks dia membuka matanya.
Dan yang terpampang didepan matanya sungguh-sungguh membuatnya terkejut setengah mati.
Sesosok wajah tampan dengan mata tajam, hidung mancung, surai legam dan gigi kelinci begitu dekat berada didepan wajah Seokjin.
Dia berteriak tapi suara teriakannya teredam tangan kekar yang menutup mulutnya.

"Shuuut, diamlah aku bukan orang jahat". Bisik Namja bergigi kelinci itu di telinga Jin, membuat tubuh Seokjin merinding.
Seokjin berusaha menjauhi Namja tadi dengan mendorong tangan sang namja tapi hasilnya Namja tadi malah terjatuh menindih tubuh Seokjin, Namja cantik itu semakin kelabakan, karena si Namja gigi kelinci itu sama sekali tidak menggerakkan tubuhnya untuk menyingkir, kedua tangannya diletakkan disamping kepala Namja cantik itu, membuat Seokjin semakin membelalakan matanya.

Namja bergigi kelinci itu tersenyum kecil melihat wajah Seokjin yang tampan begitu gelisah.
Bahkan dengan sengaja mendekatkan wajahnya kearah wajah Seokjin, Namja cantik itu bisa merasakan hembusan nafas sang Namja tampan, diwajahnya.

"Ehm, kau cantik sekali, aku suka melihat wajahmu", kata si gigi kelinci sambil membelai wajah Seokjin yang sudah memerah seperti tomat.
"Ah, menyingkirlah, kau berat sekali" Seokjin berusaha mendorong sang Namja tampan itu.
Sang Namja segera bangkit dari atas tubuh Seokjin dan duduk disampingnya.

Namja itu menatap dengan penuh perasaan pada wajah cantik namja yang ini sedang sibuk mengatur debaran didadanya.
"Siapa kau, kenapa tiba-tiba kau ada diatasku, kau...kau darimana?" Tanya Seokjin akhirnya dengan tergagap.

Namja tampan itu tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang putih dan gigi kelincinya itu, sambil menunjuk keatas.
Seokjin melihat keatas lalu kembali menatap Namja itu dengan wajah bertanya, tapi Namja itu kembali menunjuk keatas dengan telunjuknya.
Seokjin ikut menunjuk keatas dengan jarinya yang lentik, "Maksudmu, kau tadi ada di atas pohon?" Tanya Seokjin tak yakin.

Namja tampan tadi mengangguk sambil terus tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya yang lucu.
"Ke..kenapa kau di atas pohon?" Tanya Seokjin tak mengerti.
"Aku menunggu seseorang yang dulu pernah berjanji padaku", jawab Namja tampan itu.

"Kau sendiri darimana? Mengapa berlarian seperti itu?" Tanya si gigi kelinci.
Jin mengerjapkan matanya, "Oh,  ehm itu...tadi ada se...gerombolan yeoja yang me...mengejarku",  jelas Seokjin terbata, rasa malunya tiba-tiba datang, saat mengingat bagaimana dia tadi lari pontang-panting menghindari kejaran yeoja-yeoja mahasiswa baru yang menginginkan berkenalan dan ingin menjadi kekasihnya.

Tiba-tiba namja bersurai hitam itu mendekatkan wajahnya kearah wajah Seokjin.
"Pantas saja mereka mengejarmu, kau...tampan...sekaligus cantiiikkk", bisik sang namja tersebut ditelinga Seokjin.
Membuat Seokjin merinding mendengar suara yang lembut dan desah nafas di telinganya.
"Tubuhmu sangat seksi, bibirmu juga sangat indah", Namja itu kembali berbisik di telinga Seokjin.
"Ahh, kau terlalu dekat", Seokjin berusaha bergerak mundur menjauhi Namja tampan itu.
Tapi gerakannya terkunci oleh lengan kekar namja itu yang memeluk pinggangnya.

A Pink Rose FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang