3. Perduli

118 30 34
                                    

Hari ini matahari sedang marah. Karena sinar nya begitu panas sampai menusuk hingga ke tulang.

Padahal saat ini kelas XII Ipa 5 sedang melangsungkan pelajaran olahraga di lapangan. Ya kelas itu kelasnya Azka dan Azkia.

"Baik anak-anak, kita mulai dengan pemanasan terlebih dahulu. Seperti biasa kalian harus lari di lapangan 3x putaran. Oke kita mulai dari sekarang." ujar Pak Pon guru olahraga mereka.

Mereka sudah melakukan putaran pertama dengan baik. Setelah putaran kedua, mulai kehabisan nafas, dan terakhir menghirup rakus udara sebanyak banyaknya.

Setelah selesai berlari. Mereka membentuk barisan seperti awal. Dan mulai melakukan praktek yang akan diujikan.

2 jam kemudian

Pelajaran olahraga tadi sudah selesai. Sekarang waktunya mereka beristirahat.

"Gilak abis napas gue." keluh Sasa

"Minta nafas buatan tuh sama si Revan haha," balas Nana

Kia, Sasa, Nana lagi duduk-duduk di pinggir lapangan sambil nonton anak cowok dikelas mereka yang lagi main basket.

"Mending mati aja gue daripada minta napas sama si mulut emak emak"

"Alah sok nolak lo, bilang aja ngarep."

"Sumpah demi mimiperi sekalipun gue ga ngarep!"

"Serah lo deh, eh Ki lo kok bengong aja sih dari tadi? Panes dalem lo?" tanya Nana, karena memang Kia dari tadi cuma diam ngeliat anak cowok lagi main basket.

Kia ngeliatin siapa ya? Jangan jangan.

"Eh gak papa kok, cuma agak pusing aja kepala gue."

Kia memang dari tadi sedang melihat seseorang yang lagi main basket. Siapa lagi kalau bukan Azka.

Kia terkejut bukan main saat melihat Azka jago bermain basket. Dia semakin bingung. Kenapa Azka suka bermain basket. Karena Azka sahabat kecilnya juga sangat suka bermain basket.

Apakah memang benar, Azka cowok nyebelin itu adalah Azka sahabatnya dulu?

Aduhhhh gue makin bingung ngeliat dia. Kenapa nama dia sama persis kayak Azka sahabat gue dulu. Kenapa muka dia mirip banget sama Azka. Terus dia jago lain main basket, sama kayak Azka juga. Tapiiiiiiiiiii sifat dia itu beda banget, jauh banget bedanya. Seperti yang pernah gue bilang. Kayak bumi dan langit. Dia juga gak kenal sama gue. Jadi sebenernya dia itu siapa sih? Kenapa muka dia harus mirip banget sama Azka. Ah gak mungkin. Gue yakin dia itu bukan Azka sahabat gue. Gue harus yakin!

Kia dari tadi sibuk berpikir sambil terus menatap fokus ke arah Azka yang sedang main basket di lapangan.

Sangkin fokusnya, sampai-sampai dia tidak sadar ada bola basket yang meluncur ke kaki nya.

"Woi lempar kesini bola nya," teriak Azka dari tengah lapangan

Tapi Kia masih tidak sadar, sampai akhirnya Azka datang menghampiri nya.

Kia belum sadar juga kalau sekarang di depannya sudah ada Azka.

"Punya kuping itu dipake,jangan cuma dipelihara." teriak Azka

Barulah Kia kembali ke alam sadar nya. "Hah? Lo ngomong apa?"

"OON." ucap Azka tepat di depan wajah Kia. Setelah itu dia balik ke lapangan dengan membawa bola basket yang tadi diambilnya.

Setelah sadar dengan apa yang baru di dengar nya, Kia langsung meneriaki Azka " Lo yang oon, dasar lo cowok nyebelin, es batu, jutek, iblis," teriak Kia sambil menatap marah punggung Azka yang terus saja berjalan tanpa memperdulikan ucapan Kia.

AZKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang