Lima belas menit kemudian mobil kami berhenti di sebuah gedung besar.
"Ayo cepet turun, keburu malem nanti!" perintahnya dengan nada sedikit lembut.
"Ii-ya" jawab ku sedikit gusar tangan ku segera melepas sabuk pengaman tapi kenapa sabuk ini seperti macet, sehingga ia menoleh kepadaku
"Kenapa?" tanyanya,
sepertinya ia tahu bahwa ada masalah pada sabuk pengaman ku, sebelum aku menjawab ia mulai mendekatiku dan membantu ku melepaskan sabuk pengaman ini.
Posisi ini membuat skorsing jantungku mulai berdegub dengan kencang. Aku mulai meneliti bentuk wajahnya, ternyata wajah nya sangat tampan dengan bola mata berwarna cokelat, hidung mancung. Merasa diperhatikan ia langsung membuang mukanya dan segera keluar dari mobil. Karena tak ingin ia marah aku segera keluar dan segera berlari kecil langsung masuk ke gedung perpustakaan, ku lirik ia mengikuti ku masuk kedalam.
Aku pun segera menuju ke rak buku sastra bahasa, kulihat ia menuju ke rak novel populer . Tanpa menghiraukannya aku segera mencari buku-buku yang menurutku dapat menyelesaikan tugas kami. Ku duduk di bangku pojok dan mulai membaca satu buku dari lima buku yang ku ambil, aku mulai memahami alur cerita dari novel ini hingga tanpa ku sadari, sebuah novel menghalangi cerita yang sedang ku baca. Kuarahkan pandangan ku ke arah tangan kekar yang mengarahkan novel ke pandanganku.
"I-ini apa?" tanyaku agak bodoh
"Novel lah !" jawabnya mungkin kesal karena aku bertingkah bodoh.
"Maksud gue ini buat apa?" jawabku menjelaskan.
Tiba-tiba ia duduk disebelahku dan segera memasang earphone dan langsung memutar lagu di playlistnya. Seketika lengkungan disudut bibirnya terbentuk dan jarinya mengetuk mengikuti alunan nada lagu yang sedang ia putar, tapi pandangannya masih terfokus pada buku yang ia baca. Saat mulai hening ku mulai membuka mulut ku untuk mengeluarkan suara kecil ku
" Loe udah nemuin hal-hal yang bagus buat jadi referensi ? " tanyaku sambil ku tolehkan wajahku menatap dirinya yang sekarang masih sibuk membaca buku dan masih memainkan jarinya mengetuk meja.
Seketika tanpa kusadari ku mengamati wajah tampannya dengan senyum yang mulai merekah menghiasi wajah tampan itu, juga rahang tegasnya yang menambah ketampanannya. Merasa ia sedang diamati tiba-tiba ia langsung menoleh dan menatapku aneh sehingga membuatku langsung salah tingkah dibuatnya.
" Lo udah selesai gue udah! " katanya yang lansung merapikan tasnya dan mulai memakai jaket army nya.
" Lo udah ketemu ? " tanyaku
" Udah. Gue kerjainnya di rumah aja! Kalau loe mau ngerjain ya kerjain sendiri aja, terus nanti kita gabungin jawaban kita ! " jawabnya menjelaskan.
" Apa ? Terus ngapain loe ngajak gue kesini ? Gue juga punya novel kali di rumah! " jawabku agak sedikit marah dan kesal jika ujung-ujungnya mengerjakan sendiri-sendiri kenapa ia harus mengajakku ke perpustakaan kota.
" karena novel lo gak ada yang terkenal dan lo masih nabung buat beli novel di Gramedia kan? " jawabku sambil mengejekku. Tapi kenapa ia tahu kalau aku masih nabung buat beli novel terbaru, terlaris dan terkenal itu ya ?
" loe tau darimana ? " tanyaku
" Udah ayo cabut gue anterin pulang udah malem nih! " katanya.
Sebelum sempat ku jawab, dia langsung menarik tanganku untuk segera keluar dari perpustakaan kota. Dia memarikku seolah aku peliharaannya. Tanpa ku sadari aku mulai main mata untuk mengamatinya dari segala sisi, jika dilihat dari sisi belakang postur tubuh tegapnya serta badan atletis yang tertutup seragam putih abu-abu dan jaket army yang membuat ia terlihat tampan dan dewasa. Dan tanpa ku sadari kita sudah berada di depan mobil kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLIEGEN
Teen FictionBagi Salwa membahagiakan bunda nya dan bisa bersekolah di Oxford adalah hal yang ia impikan, tapi bagaimana kalau ada seorang laki-laki yang mengisi hatinya. Akankah ia bisa fokus untuk meraih mimpinya dan sukses dengan laki-laki tersebut ? Happy re...