Ku langkahkan kakiku dengan sangat tergesa-gesa karena jam sport yang melingkar di tanganku menunjukkan pukul 06.55 itu artinya 5 menit lagi gerbang akan ditutup. Ku tahan rasa sakit akibat terjatuh tadi pagi.
Akhirnya ku masuki gerbang yang bertuliskan SMA Widya Nala Bogor. Ya salah satu SMA terbaik di wilayah Jabodetabek. Untuk bisa masuk kesini aku harus sangat berjuang keras, karena tes yang diberikan sangatlah sulit kuharus menyingkirkan sekitar 500 orang agar aku bisa masuk ke sekolah elite ini. Sebenarnya aku tidak ingin sekolah disini tapi karena pesan dari mendiang ayahku agar aku masuk ke sekolah ini yang membuatku bertahan sampai sekarang.
"Lho, neng Salwa ayo atuh masuk cepet nanti telat lho!" suara laki-laki tua itu menyadarkan lamunanku tentang kisah dibalik aku menuntut ilmu disini.
"Eh iya, pak maafkeun atuh pak" balasku dan segera ku berlari tanpa memperhatikan rasa sakit dilututku. Ku berlari sangat cepat hingga tak sengaja tubuh mungilku ini menabarak seorang cowok. Kurasakan tubuhku ditahan oleh cowok itu dengan lengan berototnya. Dan ketika kumenangkap sedikit bayangan sesosok cowok tinggi yang baru saja ku temui.
Flashback on
Cewek itu dengan santainya menyebrang jalan tanpa memperhatikan sebuah mobil dengan kecepatan tinggi tengah melaju dijalan itu. Sehingga...
Brukkk...
Cewek itu terjatuh tengkurap hingga lututnya mengeluarkan cairan kental merah tapi lukanya hanya sedikit.
"Eh lu kalo jalan pake mata dong!"
"Lu pikir ini jalan nenek lu apah, kalo lu ada apa-apa siapa yang disalahin lu kok kayak gak mikirin orang lain sih!"
Cewek itu masih terdiam sambil meringis kesakitan, sekilas ia menatap wajah orang yang menabraknya dalam hati ia berkata "ganteng banget nih cowok , tapi galak banget sih, dia yang nabrak kenapa kok gue yang disalahin ya..."
Flashback off
Sekitika cowok itu langsung tersadar bahwa aku adalah cewek yang tadi telah ditabraknya, seketika itu pula cowok itu membantu ku untuk berdiri dengan cepat dan segera meninggalkan ku sendirian di koridor sekolah. Aku masih berdiam diri mematung di koridor sekolah memandangi kemana cowok itu pergi. Tanpa sengaja tangan seseorang memegang pundakku
"Hey, Sal lu ga mau masuk kelas. Nanti telat lho, lu ga mau kan nilai lu dipotong sama Bu Wulan." kata Alya.
"Haah.. apa Al?" pekikku sedikit terkejut mengetahui Alya ada disampingku.
"Udah ayo masuk!" perintah Alya yang tangannya menarik tanganku.
Author POV
Bu Wulan keluar dari ruang Kepala Sekolah dengan seorang cowok tinggi, berkulit putih dan hidung mancung. Mereka berjalan bersama melewati koridor untuk menuju ke sebuah kelas. Mereka juga sesekali mengobrol.
"Jadi kamu ya yang pindahan dari Singapore?" tanya bu Wulan
"Iya, Bu." jawab cowok itu.
"Tapi kamu orang Indonesia asli kan soalnya nama dan wajah kamu hampir mirip dengan rata-rata orang Indonesia?" tanya bu Wulan memastikan bahwa cowok itu orang Indonesia yang hanya pindah ke Singapore karena ikut dengan ayahnya dan sekarang pindah ke Bogor karena ikut ibunya.
"Iya bu saya orang Indonesia asli ayah dan ibu saya juga orang Indonesia asli." jawab cowok itu sebenarnya dia sangat malas karena guru itu terlalu mengintrogasinya sejak tadi di ruang Kepala Sekolah.
Flashback on
Cowok itu segera memasuki ruang yang bertuliskan Auftraggeber. Ia memasuki ruangan tanpa lupa salam dan mengetuk pintu, dilihatnya ada seorang laki-laki setengah tua yang tegas, terbukti dengan terukirnya rahang tegas di wajah laki-laki dan seorang perempuan agak berumur mereka langsung melemparkan senyum manis tanda mereka menyapa dan mempersilahkan ku masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLIEGEN
Fiksi RemajaBagi Salwa membahagiakan bunda nya dan bisa bersekolah di Oxford adalah hal yang ia impikan, tapi bagaimana kalau ada seorang laki-laki yang mengisi hatinya. Akankah ia bisa fokus untuk meraih mimpinya dan sukses dengan laki-laki tersebut ? Happy re...