Larik Puisi

425 12 17
                                    

Seulas Rindu kutitipkan melalui hujan di bulan November.
Seirama dengan langit kelam, tanpa binaran matahari
Seirama itu pula kamu me'engahkan langkah kakimu.

Awalnya masih nampak di kelopak mata.
Lama-kelamaan, mulai buram dan tak pernah nampak kembali.

Seiring pergantian waktu hujan merintik selalu membasahi bumi.
Mengiringi kepergianmu di musim penghujan.

Musim penghujan.
Selalu menghilangkan dirimu dalam derasnya hujan.
Melangkah menyusuri derasnya air tanpa menoleh ke belakangan.

Aku hanya takut kamu terlalu asyik bermain air hujan, dan kamu jatuh sakit. Itu saja
Perkara rindu, abaikan saja.
Rindu selalu mengalir deras bersama aliran hujan.

Coretan TintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang