b for benedict

24 3 0
                                    

Suara rintik hujan yang menghantam jendela kereta membangunkanku dari tidur. Jam menunjukkan pukul 07.10 di telepon genggamku. "Lah? Aku hanya tertidur 10 menit? Tapi rasanya seperti tidur selama satu jam," batinku. Seketika aku teringat dengan sosok yang duduk di sebelahku, namun saat aku menoleh bukan dia yang kulihat, melainkan tempat duduk yang kosong. Mungkin dia pindah ke gerbong lain. Karena tidak mungkin dia sudah turun dari kereta ini, karena kereta saja berangkat pukul 07.00, dan sekarang pukul 07.15. Itu berarti belum ada stasiun yang dilewati oleh kereta ini, karena kereta baru bergerak selama 15 menit.

08.20
Seketika notif telepon genggam mengalihkan pikiranku. Whatsapp dari sahabatku, Dafelira. Aku memiliki dua sahabat yang selalu bersamaku, Dafelira dan Izomi. Belum sampai aku menekan notif darinya, tiba-tiba telepon genggamku berdering. Ya, Dafelira yang menelponku pagi ini.

"Apaan fe? Tumben nelpon, ini aku udah di kereta."
"Baguslah, aku cuma pengen nitip sesuatu. Bisa kan?"
"Nitip apaan? Jangan yang aneh-aneh lagi."
"Ngga ko, cuma pengen nitip beliin cairan benedict di toko 365."
"Lah kenapa ngga kamu aja yang beli? Lagian buat apaan lagi tuh cairan?"
"Aku ga sempet belinya, sekarang aja lagi order grab buat ke kampus."
"Makanya kalo bangun jangan kesiangan, dasar kebo!"
"Bawel ah, grabnya udah dateng nih. Bye!"
"Yaudah, bye."

Dafelira, dia jurusan kedokteran. Jadi bukan hal aneh lagi kalau dia nitip bahan percobaan ke aku atau Izomi. Tapi hari ini aku yang kena, karena Izomi ngga ada kelas pagi ini. Terakhir kali, dia memintaku untuk mencari katak, padahal dia tau bahwa aku phobia dengan katak. Alhasil, aku meminta pembantuku untuk mencarinya dan mengirimnya ke kost-an Dafelira.

Sekarang pukul 08.25, pintu kereta terbuka, cahaya mentari menerobos masuk. Saatnya aku turun, lalu pergi ke toko 365. Hawa pagi ini tidak seperti biasanya, walaupun matahari bersinar terang tapi angin dingin menghantam setiap sesuatu yang dilewatinya. Untuk sampai ke toko 365, aku harus berjalan kaki selama 10 menit.

08.35
"Permisi pak, mau beli cairan benedict. Ada kan pak?"
"Ada neng, sebentar ya bapak ambilin dulu di belakang."
Toko 365 terbilang cukup ramai karena letaknya yang berdekatan dengan kampus. Di toko inilah para mahasiswa dan mahasiswi membeli kebutuhan mereka, karena toko ini sangat lengkap. Walaupun bangunannya sudah cukup tua karena berdiri sejak 1971, tetapi masih terlihat kokoh dan juga bersih. Setelah lima menit menunggu, akhirnya aku mendapatkan cairan benedict tersebut. 

"Nih fe benedictnya, jangan lupa gantiin uang aku ya."
"Iya nanti pas istirahat aku ganti, yaudah aku masuk kelas dulu. Makasih ya sahabatku yang cantik."
"Najis, giliran begini aja sok baik. Yeu banteng."
"Tadi ngatain kebo, sekarang banteng. Nanti istirahat apa? Dugong?"
"Skaha. Udah sono masuk kelas."

Waktu menunjukkan pukul 09.00, masih ada waktu satu jam untuk kelas pagi ini. Aku duduk sendirian di bangku kelas sembari menyetel lagu dari telepon genggamku. Aku hanya terdiam menikmati lagu hingga akhirnya dosen pun tiba. Hari ini dosen datang tepat waktu, baguslah jadi aku tidak perlu menunggunya terlalu lama.

12.00
Kelas pagi ini selesai, hari juga berganti menjadi siang. Perut yang lapar ini membawa diriku ke cafe dekat kampus. Disinilah tempat kami bertiga biasanya berbincang, membicarakan segala hal yang bahkan tidak harus diketahui satu sama lain.
"Btw fe, emang cairan benedict buat apaan sih?" -aku.
"Buat tes kadar gula yang terkandung dalam suatu makanan atau minuman,"
-dafe.
"Kalo gitu, tes aku aja fe. Kan aku manis, bisa bikin orang diabetes,"
-zomi.
"Idih, yang ada bukan berubah jadi warna ijo tosca, malah butek ntar"
-dafe.
"Oh, jadi sesuatu yang mengandung kadar gula terus dites pake benedict bakal berubah jadi warna hijau tosca?" -aku.
"Iya, tapi setelah dicampur sama cairan benedict harus dibakar dulu biar warnanya berubah jadi ijo tosca," -dafe.
"Udah ah, pusing tau ga dengernya. Tau sendiri kan aku paling gasuka pelajaran ipa kaya gitu," -zomi.
"Yaiyalah, kalo suka mah sekarang kamu ga mungkin masuk jurusan bahasa," -aku.
"Btw, kamu ada kelas jam berapa zom? Nanti kamu nyusul aja ya ke perpustakaan kampus," -aku.
"Jam 13.00, yaudah ntar aku nyusul," -zomi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PARADOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang