late

437 94 49
                                    


Sewoon mengigit bibirnya sembari mempercepat langkah kakinya. Kurang dari satu menit lagi gerbang akan ditutup. Sewoon tidak berminat mendapat hukuman, ia tidak mau buku pelanggarannya yang masih kosong harus terisi.

Namun sayang sekali, sekeras apapun usaha Sewoon, ia tetap terlambat.

Sewoon dapat melihat beberapa siswa sedang mendengarkan ceramah dari seorang guru ketika kakinya baru saja mencapai sekolah.

Sewoon mengerang. Sungguh, hukuman bagi siswa terlambat adalah hukuman yang paling ia hindari.

Beberapa hari lalu, sekolah telah menetapkan sebuah hukuman baru yang cukup simple bagi para siswa yang terlambat. Bukan berlari lapangan. Bukan membersihkan sampah di lingkungan sekolah. Bukan membersihkan kamar mandi.

Melainkan, bernyanyi di depan kelas milik kakak kelasㅡatau adik kelas jika sedang berada di tingkat akhirㅡ yang telah ditentukan oleh pihak ketertiban.

Sewoon tidak suka hukuman ini. Bukan karena ia tidak bisa bernyanyi, tetapi lebih karena ia adalah seorang pemalu yang akan berkeringat ketika semua mata mengarah padanya.

Dengan berat hati, kaki Sewoon melangkah menuju ruang kelas yang telah tertulis di sebuah kertas yang diterimanya dari guru bagian ketertiban tadi padanya.

Setelah mengetuk pintu dan mendapat ijin dari guru yang sedang mengajar, Sewoon berjalan memasuki kelas tersebut dengan kepala menunduk.

Ah, belum apa-apa saja jantungnya sudah berdetak sekencang ini.

"Kenapa terlambat?" Tanya guru yang sedang mengajar tersebut setelah menerima kertas dari Sewoon.

"U-uhㅡ" Mata Sewoon bergerak-gerak gugup, "Bangun kesiangan."

Sang guru mengangguk, mempersilahkan Sewoon untuk melaksanakan hukumannya.

Sewoon menelan ludahnya berat, "H-haloㅡ"

Jari-jari Sewoon saling meremas satu sama lain.

"Perkenalkan nama saya Jung Sewoonㅡ"

Sewoon berkedip berkali-kali dengan cukup cepat, berharap para kakak kelasnya lebih memilih fokus pada hal lainㅡapapun selain dirinya.

"Disini saya akan menyanyikan sebuah lagu sebagai hukuman saya."

Kelas mulai ribut, suara-suara yang menyoraki Sewoon terdengar saling bersahutan. Bermaksud untuk memberi semangat, namun justru semakin membuat Sewoon gugup.

"Dan kau hadir mengubah segalanya menjadi lebih indah
Kau bawa cintaku setinggi angkasa
Membuatku merasa sempurna
Dan membuatku utuh
'Tuk menjalani hidup
Berdua denganmu selama-lamanya
Kaulah yang terbaik untukku
ㅡ"

Sewoon berhenti bernyanyi ketika seorang laki-laki mengangkat tangannya.

"Ya, Jaehwan?"

"Anu, Bu, saya mau tanya ke Dek Sewoon, boleh?"

Guru yang mengajar kelas tersebut mengangguk. Memberi ijin pada laki-laki yang dipanggil Jaehwan tersebut.

"Dek Sewoon kenapa nyanyi lagu itu?"

"E-eh?"

Jaehwan senyum penuh arti, "Pasti gara-gara baru aja ketemu saya, ya? Kok Dek Sewoon tau kalo saya yang terbaik buat Dek Sewoon?"

Kemudian berbagai jenis alat tulis berterbangan kearah Jaehwan disertai dengan olokan dari teman-teman sekelasnya.

▀ ▀ ▀

hallo! buku ini niatnya bakal jadi kumpulan oneshoot howonsku. isinya kemungkinan besar bakal pendek, random dan gak jelas(?).

aku lagi stuck sama cerita sebelah, enaknya mau aku gimanain lagi ih bingung😂 terus yaudah deh terciptalah fanfic-fanfic tidak berfaedah ini :)

mellifluous +howonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang