detention

363 80 44
                                    


Jaehwan mengetuk-ketukkan jemarinya di atas meja, matanya memperhatikan laki-laki yang duduk di depannyaㅡyang sama sekali tidak terlihat peduli.

"Detensi lagi, eh?"

Laki-laki itu melirik Jaehwan malas.

"Lo gak bosen dapet detensi?"

"Lo gak bosen ngasih detensi?"

Jaehwan tersenyum miring, "Bosen banget. Mau gue bebasin dari detensi, gak?"

Laki-laki itu menghela nafas kasar, tidak tertarik dengan penawaran Jaehwan sama sekali.

"Gue bosen banget liat muka lo."

"Makanya janganㅡ"

"Lo berisik, ya?"

"Oke oke." Jaehwan mengalah, "Detensi lo hari iniㅡ apa, ya?"

Jaehwan berpura-pura berpikir.

Ini adalah kali ketujuh Jaehwan memberi detensi pada laki-laki di depannya tersebut.

Namanya Jung Sewoon. Parasnya manis, sayang ia suka berkelahi. Walaupun ia hanya berkelahi ketika ada yang membully seseorang, berkelahi tetaplah bukan hal baik. Terlebih, di sekolah ini kasus pembullyan masih banyak terjadi.

Tatapannya tajam, seakan melarang siapapun mendekatinya. Bahkan seingat Jaehwan, ia belum pernah sekalipun melihat Sewoon tersenyum dengan tulus.

"Lo gak bisa lebih cepet lagi kalo mikir?"

Nada dingin tersebut memecahkan lamunan Jaehwan.

"Ceritain tentang lo."

"Hah?"

"Detensi lo kali ini ceritain semua tentang lo. Kenapa lo memberontak dengan cara ini."

"Memberontak?"

Sewoon berdecih pelan.

"Woonㅡ"

"Kalo gue gak mau?"

"Detensi dari ketua murid hukumnya mutlak."

Sewoon menatap Jaehwan tajam, "Kalo mulai masuk ke privasi gini, tetep mutlak?"

Kemudian Sewoon berdiri, berniat untuk segera meninggalkan ruangan Jaehwan.

Dia akan melakukan detensi apapun dengan senang hati. Apapun, kecuali detensi yang seperti ini.

"Gue tau, Woon. Gue tau kenapa lo kayak gini."

Celetukan Jaehwan menghentikan tangan Sewoon yang hampir saja membuka engsel pintu.

"Gue tau kenapa lo selalu berusaha nunjukin kalo lo gak lemah ke semua orang."

Jaehwan menghampiri Sewoon.

"Gak ada yang perlu lo rahasiain dari gue."

Sewoon berbalik menatap Jaehwan, wajahnya berubah menjadi pucat.

"Bohong. Lo gak mungkin tau."

Jaehwan tersenyum, "Nanti pulang sekolah ikut gue. Anggep aja itu detensi buat lo."

▀ ▀ ▀

Tidak ada sedikitpun percakapan yang terjadi setelah satu jam terlewati.

Jaehwan hanya menikmati hembusan angin yang menyentuh wajahnya, sedangkan Sewoon sedang sibuk berdebat dengan hatinya.

"Kalo bisa milih, sebenernya gue gak mau jadi ketua murid. Gue mau jadi murid biasa-biasa aja yang bisa ngelanggar peraturan, kayak lo."

mellifluous +howonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang