ex

340 72 17
                                    

Sewoon tersenyum melihat penampilan Jaehwan. Seperti biasanya, Jaehwan memang tidak pernah mengecewakan dalam urusan performance stage.

Tubuh Sewoon terlonjak kaget ketika seseorang menyenggol lengannya.

"Jangan dilihatin terus."

Gwanghyun, teman Sewoon yang saat ini menemaninya.

"Ya dia disana kan buat ditontonㅡ"

"Didengerin juga bisa." Gerutunya.

Sewoon tertawa kecil, mencuri-curi pandang kearah Jaehwan yang sekarang tengah menuruni panggung sembari bersenda gurau dengan teman satu bandnya. Jaehwan terlihat bahagia, Sewoon menyukainya.

"Kalo kamu kesini cuma buat lihat dia, mending kita pulang aja."

"Kenapa, sih? Aku udah move on kok. Kamu gak perlu khawatir."

Sewoon tidak mengerti, mengapa temanㅡyang sudah ia anggap sebagai adikㅡ itu masih mengira hati Sewoon tetap untuk Jaehwan.

Apalagi, sudah hampir dua tahun berlalu semenjak ia putus dengan Jaehwan.

"Bohong."

"Pang, aku udah punya Donghyun. Masa iya aku tetep stuck sama Kak Jaehwan?"

Donghyun.

Adalah laki-laki yang hampir satu tahun ini mengisi hari-harinya. Laki-laki yang selalu ada untuknya, yang tidak pernah membiarkan dirinya bersedih.

Berbeda dengan Jaehwan.

"Iya."

Sewoon semakin menatap Gwanghyun tidak mengerti.

Semenjak ia putus dengan Jaehwan, justru Gwanghyun yang menjadi lebih sensitif ketika mendengar nama Jaehwan disebutㅡdibanding dirinya.

Gwanghyun akan marah ketika Sewoon berkata ia merindukan Jaehwan, atau ketika ia menemukan barang kenangan Sewoon dan Jaehwan masih tersimpan di kamar Sewoon.

Ia sangat senang ketika mengetahui Sewoon menerima cinta Donghyun.

Ia senang karena akhirnya Sewoon mau membuka hati untuk orang lain.

Tapi tidak butuh waktu lama bagi Gwanghyun, untuk akhirnya menyadari bahwa Sewoon sedang berbohong. Sewoon seakan enggan untuk jujur pada dirinya sendiri, ia seakan menolak apa yang dikatakan oleh hatinya.

Gwanghyun membenci Jaehwan.

Ia benci bagaimana mudahnya Jaehwan mengubah Sewoon. Bagaimana Jaehwan menjadi alasan Sewoon untuk bahagia, ketika ia jugalah alasan Sewoon kehilangan senyumnya.

"Admit it, Kak. You don't love him."

"Emang udah enggak, kanㅡ"

"Donghyun. Bukan Kak Jaehwan."

Sewoon mengerjap, tidak mengerti maksud Gwanghyun.

"Akuin, Donghyun bukan orang yang kamu maksud. Kamu cuma nyaman kalo ada dia."

Tapi, bukankah seseorang akan jatuh cinta setelah merasa nyaman?

"Mungkin iya, kamu nggak mau kehilangan dia. Because you're just afraid to be alone, aren't you?"

Donghyun, yang selalu ada untuknya, meninggalkannya?

Tidak. Sewoon tidak mau.

"Waktu Donghyun nggak ada di sampingmu, ya kayak sekarang ini, mungkin kamu ngerasa ada yang kurang. But you're completely fine."

Apa bedanya bersama Donghyun dengan bersama Gwanghyun?

Bukankah mereka sama-sama orang terpenting di hidup Sewoon?

Jadi tentu saja, tanpa Donghyun namun bersama Gwanghyun adalah sama bagi Sewoon.

"Iya, kamu ketawa waktu Donghyun bercanda, waktu Donghyun cerita kejadian konyol yang dia alamin. Tapi akuin, your heart is still crying; missing that other name."

Missing that other name.

Maksudnya, merindukan Jaehwan?

Kenapa Sewoon seakan menjadi orang paling bersalah di dunia ini ketika ia merindukan Jaehwan? Apa salahnya jika ia merindukan seseorang yang pernah membahagiakannya?

"Bahkan, pas kamu lagi sama Donghyun, kamu suka keinget dia, kan? Kamu masih keinget gimana kamu ngelakuin banyak hal sama diaㅡyang sekarang ganti kamu lakuin sama Donghyun."

Sewoon hanya sekedar teringat.

Kalau boleh memilih, Sewoon juga tidak ingin tiba-tiba mengingat kenangannya dahulu.

Sewoon juga ingin, ketika ia bersama Donghyun, hanya Donghyun yang menguasai pikirannya. Bukan Jaehwan. Bukan juga hal lain.

"Bukannya aku dukung kamu sama Kak Jaehwan. Nope, buat apa aku dukung orang yang udah bikin kamu suffering for a yearor even more."

Gwanghyun menatap Sewoon yang tidak terlihat senang, berbeda sekali dengan tadi ketika Sewoon memperhatikan Jaehwan di atas panggung.

"Coba Kak Sewoon jujur, apa iya kamu udah sepenuhnya ngelupain Kak Jaehwan?"

Sewoon menunduk.

Ia membenci ini.

"Kamu mungkin bisa bohongin dirimu sendiri. Tapi aku enggak. Aku gak akan pernah ketipu sama acting-actingmu itu."

Melihat ekspresi Sewoon membuat Gwanghyun merasa bersalah. Namun di satu sisi yang lain, membuatnya semakin yakin bahwa Sewoon belum benar-benar bisa melepaskan Jaehwan.

"Kakㅡ"

Sewoon menoleh, dengan air mata yang mulai membentuk genangan.

"I'm so sorry for saying this thing but" Gwanghyun menghela nafas, "ㅡJust admit that you're still in love with this damn guy who makes you cry. Not that stupid guy who runs after you and loves you."

▀ ▀ ▀

karena aku ngga mau menderita sendirian, y'all have to see this :)

got7×wannaone happened, even minhyunbin happened yet howons can't relate :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

got7×wannaone happened, even minhyunbin happened yet howons can't relate :)

mellifluous +howonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang