-Part 1 : School life-

10 5 0
                                    

Aku ini Menyedihkan, ya.Apakah dirimu juga menyedihkan?

***

Saat sekolah dasar, aku hanya punya satu teman, namanya Yonmin. Dia anak yang baik sekali. Warna matanya emas. Rambutnya hitam kecokelatan. Kami menjalani masa sekolah dasar bersama. Namun, hanya sampai kelas 3.

Suatu hari, ibuku bertunangan dengan seorang pengusaha. Dan tiga bulan kemudian menikah.

Tahun berikutnya, perusahaan ayah yang berada di Hokkaido sedang naik daun. Jadi kami harus pindah ke daerah itu dan memindahkan sekolahku.

Aku sangat sedih saat tahu harus berpisah dengan Yonmin. Sebelum berpisah, Yonmin memintaku untuk selalu mengirim pesan kepadanya lewat surat.

Aku mengirim surat untuknya setiap hari. Namun, pada saat aku masuk SMP, dia berhenti mengirim surat.

My only friend that i have, forget about me?

***

Kejadian dahulu sudah berlalu. Sekarang aku sudah kelas 1 SMA yang KATANYA masa indah di sekolah. Menurutku, tidak sekolah tidak menyenangkan. Tentu saja semua ada alasannya.

Jadi, namaku Mugi Takamoka. Imut, huh? Tidak juga. Style ku biasanya, rambut dikuncir kuda dengan panjang rambutku sepunggung jika tidak dikuncir. Apa menambah keimutanku? Di SMA ini aku mempunyai teman baru, yaa... benar - benar teman. Maksudku, bukan FAKE begitu dan aku lebih suka menyebut mereka keluarga.

Walau begitu, aku tentu saja tidak memberitahukan kekutanku pada mereka. Bisa - bisa mereka malah takut denganku. Aku ini, tidak terlalu beruntung, ya?

Meski begitu, aku mempunyai keluarga kecil di rumah yang amat sayang padaku. Mereka tak pernah sekalipun berencana untuk membeberkan pada publik bahwa aku punya kekuatan penghancur. Padahal, ayahku-- ayah tiri, adalah seorang pengusaha besar yang pasti sorot publik. Kebanyakan orang pasti akan memberitahu apapun yang membuat dunia gempar untuk menjadi terkenal. Iie, ayahku tidak begitu.

Sayangnya, rasa sayang mereka hanya untuk memberiku materi. Aku sudah terbiasa dari kecil, saat belum punya ayah, mendapat kasih sayang berupa kehangatan dan kekompakan keluarga. Kondisiku kali ini, keluargaku benar - benar sibuk.

Teman - temanku ini, tidak dicap sebagai murid baik, namun masih wajar.

Nah. Sekarang aku masih di tempat terkutuk ini. Apalagi kalau bukan sekolah? Aku berdiam diri disini menunggu agar meteor menghancurkan tempat ini. Walau meteor menyerang tempat ini, aku masih bisa menghancurkannya, bukan? Dan melindungi diri sendiri. Melihat mayat bergelimpangan di penjuru sekolah. Ah, terlalu jahat.

Yuumi, sahabatku membuyarkan lamunan jahatku dengan cara menyenggol tanganku.

"Nani?" Responku padanya.
"Jangan terlalu banyak melamun, perhatikan Shire - sensei," nasehatnya dengan tawa kecil menghiasi wajah garangnya.
"Ya, ya, ya. Tapi aku benci pelajaran kimia," aku mengangguk, namun memberi sedikit sanggahan.

Yuumi menatapku datar. Lalu, ia kembali fokus dengan pelajaran Kimia. Aku masih tidak mengerti. Kenapa sebagian murid disini memperhatikan Shire - sensei, sementara aku, melirik sedikit saja sudah mengantuk.

Yuumi ini, anak paling rajin yang pernah kutemui. Hanya saja, dia terlalu mudah emosian, bahkan pernah saat pertama masuk, dia diejek anak SD karena rambutnya di boop (padahal lucu) dia sampai mengamuk di kelas. Alhasil, semua murid di kelasku dipanggil guru Konseling.

BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang