-Part 4 : The Truth?-

13 3 0
                                    

Kerongkonganku tiba - tiba terasa kering lagi.

"Akhh.. AIR ! AIR !"

Kali ini lambungku seperti ditonjok berkali - kali.

"AKHHH!"

Si 'hantu' menatapku dengan tenang. Sedetik kemudian dia panik, lalu berlari keluar ruangan.

Masuklah laki - laki seumuranku yang nampak lebih datar mukanya daripada punya Youka.

Dia tak memperdulikan raunganku yang kesakitan. Hanya menatapnya saja.

"Oi! Akhh.. Ai- Perutkuu!" Aku menjerit padanya.
"Sabar dulu, nona," ucapnya santai.

Si 'hantu' membawakanku sebuah botol minuman berwarna biru. Dia langsung mendekatiku.

Aku langsung merebutnya dan menegaknya. Kenapa rasanya sangat aneh? Tunggu, ada bau tak sedap yang tercium dari minuman ini.

Apa peduliku. Minuman ini membuat kerongkonganku membaik.

"Apa ini?" Tanyaku sembari menghembus lega.
"Itu darah hewan," jawab si 'hantu'
"Udah berapa tahun dia tidak konsumsi darah?" Sela laki - laki yang bermuka datar.
"Hmm, dari lahir, kurasa. Soalnya, ya. Dia minum sampai habis. VH kan tidak ketergantungan darah," timpal si 'hantu'.

Aku mulai berteriak karena apa yang kuminum adalah darah hewan. Tunggu, dia membahas VH. Apalagi ini?

Kenapa masa remajaku begitu rumit. Beri aku kekuatan. Ah, aku menyerah. Biarlah mereka bicara tak jelas sampai mulut mereka berbusa.

"Oh iya, aku ini Yozo, sebelahku ini Shouma," kata si 'hantu'--Yozo

Aku hanya mengangguk. Biarlah ini berjalan sendirinya.

Lagi - lagi aku diajak menyusuri lorong. Sebenarnya tujuan mereka apa?

Aku hanya menatap lurus dengan perasaan takjub dan kesal. Lorongnya panjang sekali.

Tibalah diujung, sepertinya. Ada pintu berwarna emas. Dan saat masuk pintu itu, lagi - lagi lorong. AKHH!

Hal itu berulang sebanyak lima kali.

Tahan, Mugi. Tahan.

"LORONG TERUS! MEMANGNYA KITA SEMUT HAH?!" Bentakku kesal. Dua lelaki itu menatapku takut.
"Eng.. depan kita pintu masuk sebenarnya, kok," ucap Yozo.

Aku melepas sarung tanganku dan langsung memukul pintu itu dengan emosi. Oh benar, ini ruangan, bukan lorong lagi.

Aku tersipu malu. Kedua lelaki itu menggelengkan kepala mereka. Aku segera memakai sarung tanganku lagi

"Coba ambilkan Buku VH volume I dan uncontroll power Volume III," suruh Yozo.

Youma mengayunkan jarinya dengan manis dan dua buah buku segera menghampirinya. Astaga! Sulap, kah?

Yozo segera mengambil buku yang bertuliskan VH itu dan mendongengkan isi buku itu.

"Sudah, setengah halaman saja. Yang terpenting kekuatanmu," keluhnya.

Lanjut ke buku berikutnya dia hanya melihatnya dan tidak membacanya.

"Untuk mengendalikan kekuatanmu, hanya perlu sugesti," ucapnya santai.

Oh astaga! Terimakasih sudah memberitahu rahasia itu. Sialnya, aku sudah pernah melakukan itu. Dan aku tidak berhasil mempertahankan sugesti tak menghancurkan yang kusentuh lebih dari tiga detik.

"Konsentrasi juga, oh, pikiran negatif hilangkan. Dan oh, oh, menarik sekali kekuatanmu, wahhh," tambah Yozo. Dia seperti anak TK yang baru tahu hal baru, namun berumur diatasku sedikit.

BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang