-Part 5 : Why always me?-

7 3 0
                                    

"Aku tahu ini salah. Tapi kalau aku menyukainya bagaimana?"

***

Aku menjauh dari rumahku dengan mengandalkan kakiku yang semakin melemah setiap saat karena mengingat perkataannya.

Setiap kalimat yang diucapnya tak lupa membuat jantungku terasa sesak. Kenapa dia baru bicara sekarang?

Di tempat yang lumayan sepi, aku memanfaatkannya untuk pergi ke GalaxyVamp mengunakan Gala Rock.

Kurasakan sedikit - demisedikit tubuhku beralih ke tempat bernuansa galaksi.

Aku membuka mataku sedikit demisedikit. Mengapa aku duduk di hamparan rumput biru tua?
Yozo lagi - lagi ada di depanku. Hanya saja dia membelakangiku.

"Ah, ada seseor-, kenapa Mugi?" Katanya dengan lembut.
"Ka- kau ngapain disini?" Tanyaku penasaran.
"Hei! Lebih sopan sedikit lah sama Raja !" Suara itu tiba - tiba mengusik telingaku.

Pelakunya si pemuda yang bersama Yozo waktu aku sekarat disini. Eng, Shouma?

"Tidak apa, Shouma," Yozo tersenyum pada anak pengusik itu.
"Dia calon muridku. Ah, lebih baik kau memanggilku 'Yozo - sensei', Mugi,"

Apa tidak satupun disini yang mengerti kalau aku sedang ada masalah?

Aku sebisa mungkin tersenyum. Namun, sepertinya Yozo-sensei menyadari ada yang janggal.

"Eng, kau belum jawab pertanyaanku," tanyanya.
"Yang mana?" Aku bingung pertanyaan mana.
"Mugi, kau kenapa?"

***

Sudah seharian aku tidak pulang ke rumah. Aku terlalu malas untuk pergi ke tempat itu lagi.

"Yozo - sensei, sampai kapan aku latihan seperti ini?" Keluhku karena sudah terlalu lelah.
"Kau bahkan belum menyelsaikan latihanmu dan kau sudah mengeluh? Anak zaman sekarang mudah sekali menyerah," sindirnya.

Aku hanya mendengus kesal mendengarnya.

Oh, ya. Ternyata Youka benar benar anggota VampHuman. Namun, kenapa dalam dua hari ini dia tidak kesini?

Apa dia tidak peduli denganku?
Ah, lagipula aku yakin. Ibu tidak akan mencariku sampai menelpon teman - temanku ataupun memanggil polisi.

Aku bukan anaknya lagi.

Aku masih ingat betul. Saat umurku 12 tahun aku terjebak di gudang selama seminggu. Dan yang paling mengejutkan adalah omongan ayahku.

"Oh, kukira kau menginap di rumah Yuumi,"

Aku tertawa hambar. Seminggu itu aku berteriak minta tolong dari dalam gudang. Ah, atau mereka sengaja mengurungku agar aku MATI?

Sayangnya, Dewa Kematian tak sudi mencabut nyawaku.

Bodohnya, sampai saat ini aku berfikir mereka tak sengaja. Mereka menghukumku, karena menyayangiku.

Akh! Berhenti menjadi menyedihkan! Membosankan.

"Kenapa kau selalu menghancurkan luarnya? Hancurkan itu yang dalamnya!"

Yozo - sensei meneriakkan itu untuk menyemangatiku.

Tiba - tiba seorang wanita datang sambil membawa sepotong kaki daging sapi dan minuman kental berwarna merah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang