Rello melangkahkan kakinya masuk ke gerbang rumah, ada 2 mobil asing yang Rello tidak pedulikan, sudah biasa. Rumahnya memang sering kedatangan 'tamu' ibunya, setiap malam, terkadang ibunya yang pergi. Rello membuka pintu dan melempar tas sekolahnya asal, pikirannya banyak.
Lava. Cewek yang sudah pasti sangat membencinya, cewek yang sangat dicintainya dan selalu menolaknya. Tipe cewek yang paling Rello suka, hard to get. Malam di rumah Lava, saat Rello mimpi buruk, traumanya kambuh. Mimpi-mimpi itu kembali datang ke kepala Rello. Dan bodohnya, Rello malah nekat mau mencium Lava, entah apa yang ada dipikirannya saat itu, tapi yang jelas Rello butuh kehangatan dari Lava yang ia yakin tidak akan pernah ia dapatkan.
Rello sengaja mampir ke kamar ibunya dulu sebelum ke kamarnya sendiri, untuk mengecek apakah ibunya lewat batas apa tidak. Pintu terbuka, semua kepala menoleh. Ibunya berbaring tanpa busana diantara 3 laki-laki yang tanpa busana juga. Rello segera mengucapkan kata 'maaf' dan berjalan menuju kamarnya. Tapi pintu kamar ibunya terbuka dan menampilkan ibunya, yang masih tanpa busana.
Matanya hitam, kantung mata besar, mulutnya bau alkohol, "Kamu berhubungan sama Ardi lagi?" tanya ibunya. Ardi adalah ayah Rello yang dua tahun lalu bercerai dengan ibunya.
Rello hanya mengangguk, dan mendapat tamparan di pipi kanannya, "UDAH BERAPA KALI MAMA BILANG BERENTI HUBUNGIN COWOK GILA ITU?!" bentak ibunya. Rello hanya memejamkan mata, menahan diri agar tidak meledak di hadapan ibunya.
"JAWAB RELLO!" tamparan mulus mendarat lagi di pipi kirinya, pintu kamar terbuka lagi, menampilkan satu dari 3 cowok asing yang suka bermain dengan ibunya. Ia memeluk pinggang ibunya dan menatap tajam kearah Rello.
"Sudahlah, Ri, dia kan memang anak gak tau diri. Ayo masuk lagi," ajak pria itu, dilihat dari wajahnya, Rello tau dia pasti pecandu akut alkohol. Mukanya jelek banget.
Ibunya langsung masuk ke kamar lagi dan Rello ditinggal sendirian. Nangis? Untuk apa? Toh Rello juga sudah sangat terbiasa dengan kehidupannya yang gini. Mengabaikan rasa sakit di pipinya, Rello menghela napas dan berjalan ke kamarnya. Membuka kunci, menyalakan lampu, dan melirik meja kerjanya. Setumpuk dokumen-dokumen perusahaan milik ayahnya, Ardi, masih betah berada di atas meja Rello. Memang, Rello belum mengeceknya, Rello sibuk dengan sekolah.
Rello kerja sampingan di perusahaan milik ayahnya. Yang ia rahasiakan dari Lava, meskipun cewek itu juga tidak peduli terhadapnya. Dan yang paling ia rahasiakan adalah dari ibunya. Dulu Rita sering di siksa oleh Ardi, di depan Rello. Sering disiksa membuat Rita menjadi seperti sekarang, menjadi pelacur demi uang. Tidak jarang Rita memukul atau menampar Rello karena Rello ketahuan berhubungan dengan Ardi. Semenjak Rita dan Ardi bercerai, Rello berpisah dengan kakak perempuannya, Lenna. Lenna ikut Ardi, Rello ikut Rita. Walaupun ada kebencian di hati Rello terhadap Rita, tetap saja Rita adalah ibunya, yang melahirkannya. Rello harus menjaga ibunya dengan cara memantau kegiatan ibunya. Untuk soal biaya, ibunya punya banyak uang. Tetapi jarang untuk Rello, terkadang Rello membayar uang sekolahnya sendiri, kalau Rita tidak mau membayarnya. Walaupun Rello membayar sendiri, tapi Ardi selalu mengganti uang Rello. Tetap saja Rello adalah tanggung jawab Ardi. Ardi sudah berjanji dan bertobat dari lama untuk tidak bersikap kasar lagi, sehingga Lenna mau ikut bersamanya. Sedangkan Rello, waktu itu tidak percaya dan malah ikut ibunya. Rello menyesal.
Rello membuka ponselnya sejenak melepas lelah, membuka aplikasi chatting yang sangat terkenal. Melihat chat yang muncul dari banyak cewek-cewek, sekedar cuma bilang 'hai' atau 'lagi apa?'. Chat Lava ada di bawah semua chat yang masuk ke ponsel Rello. Rello mengabaikan chat dari banyak orang dan membuka chat dari Lava. Terakhir, tadi pagi, Rello mengucapkan 'maaf' berkali-kali, yang hanya Lava respon dengan tulisan 'read' di layar ponsel Rello.
Andai Lava tau seberapa tersiksanya Rello. Rello selalu punya pikiran ingin mengakhiri hidupnya, tapi ia selalu terbayang-bayang seberapa lucu Lava ketika Rello iseng, seberapa kesal Lava ketika Rello ganggu, membuat Rello senang dan semangat. Sebenarnya ia mau memberitau semuanya kepada Lava, tentang keluarganya, tentang hidupnya, tetapi ia takut kalau nanti Lava tau ibunya adalah seorang pelacur, Lava akan menjauhi Rello.
Kejadian yang sama. Dulu, Rello dan Magma.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Lavarello
Teen FictionDia yang selalu mengejar-ngejar gue, dan gue yang tidak terlalu memperhatikannya. Dia yang selalu ada buat gue, dan gue yang gak pernah ada buat dia. Dia yang selalu mendukung gue, melindungi gue dari jauh, bahkan membela gue, justru malah gue sala...