"Mau sampai kapan kamu seperti ini Pesona?" tanya seorang guru pada Pesona.
Pesona hanya diam memasang wajah datarnya, dia sama sekali tidak ingin berkomentar apapun mendengar keluhan dari gurunya itu. Saat ini dia tengah berada di ruang guru karena terlambat berangkat sekolah.
"Sungguh menyebalkan!" Pikirnya.
"Huh... Sudahlah! Kamu kembali ke kelas saja sana, tidak ada gunanya berbicara denganmu karena kamu tidak pernah mendengarkannya." Ucap guru itu seperti lelah menghadapi perilaku Pesona.
Pesona hanya menundukan kepalanya sedikit lalu segera pergi dari tempat itu. Dia menghembuskan nafasnya setelah melewati pintu keluar, keluar masuk ruang guru adalah kegiatan rutinnya hampir setiap pagi. Bagaimana dia tidak mau terlambat? Setiap pagi dia juga harus membantu ibu panti untuk mengurus anak-anak yang ada disana.
Apakah kalian berpikir bahwa Pesona adalah anak dari keluarga mampu maka dari itu dia bersikap bebas seperi itu? Tidak! Dia adalah seorang anak yatim piatu yang tinggal disebuah panti asuhan "Welas Asih" dan di panti itu diurus oleh Bu Rianti. Sejak kecil, Pesona sudah tinggal disana bahkan sejak dia masih bayi.
Ibu Rianti juga yang memberikan dia nama yaitu Pesona Ayu Nindyanti, bukannya tidak mempunyai asal-usul akan tetapi ibu kandung Pesona meninggal dunia setelah melahirkannya. Bu Rianti adalah mantan perawat rumah sakit yang membantu ibu kandung Pesona melahirkan. Dia merasa kasihan pada Pesona, akhirnya dia merawat anak itu bahkan dia keluar dari rumah sakit tempatnya bekerja lalu membangun sebuah panti asuhan.
Tok..tok...
Pesona mengetuk pintu kelasnya sebelum masuk, guru yang mendengarnya langsung menengok ke arah pintu tempat Pesona berdiri.
"Cepat duduk! Kenapa kamu selalu terlambat Pesona? Apa kamu tidak memiliki jam di rumah?"
Pesona tidak mengindahkan pertanyaan gurunya itu dan memilih untuk duduk di bangkunya. Dia meletakan tasnya dan mengeluarkan buku pelajaran, semua anak menatap Pesona malas. Bagi mereka, pesona seperti sosok hantu yang tidak pernah terlihat kalau tidak memiliki kemampuan khusus seperti indra keenam.
Waktu istirahat, Pesona sama sekali tidak tertarik untuk pergi ke kantin. Dia lebih memutuskan untuk mengistirahatkan pikiran dan tubuhnya yang letih karena harus bekerja sambilan dan juga merawat anak panti bersama bu Rianti.
Tok..Tok..
Meja milik Pesona diketuk oleh salah satu siswi yang sekelas dengannya. Pesona mengangkat kepalanya malas, dia benci diganggu!
"Heh putri tidur! Lo bawa duit kan? Beliin makanan gue dong sama temen gue!"
Pesona hanya menatap siswi itu datar, dia tidakhabis pikir, gadis secantik dia kenapa harus mempunyai sikap perilaku yang sangat buruk? Sungguh, dia seperti buah yang terlihat menggiurkan diluar tapi busuk didalam.
"Lo punya kuping ga sih?! Diana bilang beliin kita makanan, sana pergi!"bentak salah satu dari mereka sambil mendorong pundak Pesona.
Diana Saraswati! Dia bagaikan malaikat berhati iblis yang terdapat di sekolah ini. Setiap hari dia selalu mencari anak baru yang dijadikan korbannya dan sekarang adalah giliran Pesona, sial sekali. Pesona tidak menyukai situasinya saat ini, dia tidak takut sama sekali justru dia meletakan kembali kepalanya diatas meja.
"Nih cewe emang ga bisa dibilangin baik-baik yah!" bentak Kesha siswi yang tadi mencorong pundak Pesona.
"Lo bisu? Tuli? Apa sih yang diajarin sama panti asuhan itu sampai lo jadi cewe yang kaya gini? Gue bingung deh, kenapa tuh panti mau menerima anak haram coba? Gue yakin, dia ini anak haram!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GANENDRA (If You Stay)
Teen FictionKehadiran seseorang terkadang memang mampu memberikan warna yang baru bagi beberapa orang. Seperti sebuah kebahagian yang datang bagaikan keberuntungan atau keajaiban. Awalnya kita mungkin berpikir semua itu hanya akan menjadi beban, tetapi benar ap...