selalu saja aku berkata 'menunggu waktu yang tepat'.
sebenarnya kapankah waktu yang tepat itu? tidak ada.
aku hanya mencoba mengelak diri dan mencoba menutupi rasa takutku dengan alasan klise itu.
sungguh, waktu yang tepat hanyalah kalimat pelindung diri dari segala ketakutan dan juga bukti kepasrahan manusia lemah tak berdaya dan tak ada niat mengumpulkan keberanian untuk menyatakan rasa.
ya, aku memang lelaki pecundang sejati.
lebih memilih memendam rasa dari pada menyatakannya.
mencari-cari alasan yang tepat untuk tidak menyatakan ketika keberanian itu telah dikumpulkan.
akulah lelaki pecundang sejati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Luka
Poesiasiapapun pernah merasakan luka, bukan? mari kita bersama mengobati luka dengan cara mengenangnya. menjadikan kepingan luka yang terjadi sebagai pengalaman berharga yang menjadikan kita pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. jauh lebih bijak d...