(4) seperti biasa

45 6 1
                                    

"wajah asing yang selalu menarik perhatian"

***

Sudah hampir seminggu Bella di SMA Darmawangsa. Hari-harinya sedikit berubah. Sekolah baru tidak seburuk dalam bayangan sebelumnya, meskipun tak semua teman sekelas suka dengan kehadiran Bella. Tetapi Ia sangat bersyukur mendapatkan teman baik seperti Manda, asik seperti Oka, Farhan, dan Devan. Meskipun Devan sedikit jutek dan irit bicara. Awalnya Bella berfikir Devan tidak suka berteman dengannya, tapi seiring berjalannya waktu Ia mencoba tidak ambil pusing dengan sikap Devan yang dingin.

Diluar itu semua Bella masih tetap seperti Bella yang dulu, seperti biasanya. Duduk sendiri di salah satu cafe dengan segelas kopi dan novel di tangannya. Membaca novel di cafe memang sedikit aneh karena biasanya 'kids jaman now' nongki nongki di cafe hanya untuk ngumpul sama teman atau pacar mereka. Berbeda dengan Bella yang memang lebih suka sendiri, apalagi di saat yang seperti ini. Cafe yang ia datangi mungkin akan jadi tempat favorit nya karena tidak terlalu berisik dan sepi pengunjung. Ia suka suasana ini.

Bella sering melakukan hal yang sama sebelum ia meninggalkan Jakarta. Menutup diri dari lingkungan sekitar lebih baik bagi seorang Bella. Bukan tanpa alasan Bella melakukan hal itu. Sesuatu telah terjadi dan Bella tidak ingin terlalu mencolok. Parahnya Ia tidak pernah memiliki teman dekat.

Bogor adalah harapan baru bagi Bella. Tidak ingin sama dengan Jakarta. Ia ingin hidup tenang,memiliki banyak teman, tertawa, merasakan yang namanya galau, ngambek, merayakan ulang tahun bersama dan banyak lagi yang ingin Bella rasakan. Ia ingin menghabiskan masa abu abunya dengan penuh warna dan bahagia. Seperti gadis SMA pada umumnya.

Tanpa ia sadari, dari sudut cafe ada sepasang mata yang selalu mengawasinga.

***

"mau kemana bang? Rapi amat"
Ujar Manda ketika melihat kakaknya turun tangga dengan celana jeans pendek andalannya.

"Biasa" jawab Alex santai.

"Pacar baru lagi? " Tanya Manda yang terus membuntuti Alex hingga ke pintu rumah mereka

"Bawel bangit si, Abang pergi dulu ya" Alex mengacak rambut Manda dan segera menaiki motor besar kesayangannya.

Manda mengehembuskan nafas. Kedua bahunya terangkat.
"Abang gue ngga pernah berubah"
.
Setelah menemui pacar baru nya, yang Alex sendiri tidak ingat ini pacar ke berapa, Ia langsung pergi ke sebuah cafe yang sudah di sepakati teman temannya.

"hai bro" sapa Alex meninju pelan lengan temannya yang sudah duduk di salah satu kursi cafe

"lo kalo dateng emang ngga pernah tepat waktu ya lex, udah setengah jam kita di sini nungguin lo. Anjir" ujar Riki sok kesal
Alex hanya terkekeh

"Lo kan tau sendiri sebelum ke sini gue ngapain"

"ngapelin cewek dulu itu mah" Timpal Bobi.

" Yang tadi emang siapa lagi? "

Bobi dan Riki adalah teman dekat Alex sejak SMA dan sekarang mereka masuk univ yang sama dan jurusan yang sama yaitu di bidang Arsitektur.

" Anak fakultas ekonomi, baru masuk juga. Dia rajin banget chatt gue" ucap Alex memberi keterangan. Ia tidak pernah serius dengan urusan yang satu ini.

"Terus lo pacarin? " tebak Bobi.

Alex hanya tertawa kecil memandangi gelas di depannya.

"sayang kan kalau di anggurin. Cantik kok, lumayan"

Alex tersenyum miring. Ia selalu seperti itu apabila ada cewek yang dekat dengannya apalagi cewek itu memang tipe Alex.

Riki dan Bobi hanya geleng kepala. Ia hanya berharap suatu saat kebiasaan Alex yang satu ini berubah dan nggak nyakitin cewek lagi. Karna ujung ujungnya selalu ada korban Alex yang ngadu ke mereka.

"Bob, coba deh lo perhatiin cewek yg di dekat jendela itu" tunjuk Riki.

"yang mana? Yang lagi pacaran? " ucap Bobi sambil celingukan

"Bukan bego, yang lagi baca, noh" Alex juga ikut menoleh. Disana seorang cewek berambut pirang sedang serius dengan novel nya.

"Rajin amat baca baca di cafe? Sendiri lagi"

"Udah dua hari dari kemaren dia di sana. Kayak nya pengunjung baru" sekarang Alex yang bicara. Kedua pasang mata yang tadinya melihat ke arah jendela langsung melirik ke arah Alex.

"lo merhatiin dia dari kemaren? Jangan bilang itu target lo selanjutnya?" Bobi bicara dengan nada penuh selidik.

Alex minumpuk kepala Bobi dengan tangannya.

"Ya kali gue pacaran sama cewek seumuran adek gue"

"Kok lo tau? Lo stalking dia ? hayo ngaku sama gue" goda Riki mencolek colek perut Alex.

"Apaan sih lo. Mana ada seorang Alex stalking cewek. Tuh cewek temennya Manda. Gue ngeliat dia waktu gue jemput Manda ke sekolah"

Detik selanjutnya mereka berdua ber'Oh ria mendengar penjelasan Alex.

Alex memang memperhtikannya dari kemaren. Sejak pertama kali pandangannya jatuh kepada gadis berambut pirang itu. Ia suka memandangnya dari sini. Pas. Menurutnya gadis itu cukup menarik,memiliki potongan wajah yang asing tetapi menyenangkan untuk di lihat. Kadang keningnya berkerut, tersenyum atau bahkan ekspresi wajahnya merengut mengikuti alur cerita yang ia baca. Itu semua cukup menarik perhatian seorang Alex. Seorang cowok playboy tampan yang tidak pernah kesepian.

***

jangan lupa vote dan comment ;)

RAINDROPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang