Kota Bogor kembali di guyur hujan. Bella berdiri di depan cafe favoritnya menunggu hujan reda. Jam tangannya menunjukkan pukul setengah delapan malam. Sudah setengah jam ia berdiri di situ karena terjebak hujan. Ia tidak dapat menghubungi siapapun untuk menjemputnya karena ponselnya yang kehabisan batrai.
"kenapa hujan sih" Bella mendengus kesal.. Bibir nya mulai gemetar karena udara yang dingin. Sayup sayup terdengar alunan musik dari dalam cafe. Ternyata pada jam malam cafe ini ramai pengunjung.
" kenapa hujannya harus sekarang? " Bella terus menggerutu smbil memeluk badannya sendiri. Ia mulai menggigil karena angin hujan mampu menembus sweater tipisnya. Jalanan di depan cafe tampak sepi. Hanya suara hujan yang terdengar. Bising, dingin,dan basah. Hal yang Bella benci dari hujan.
" Nggak suka hujan ya? Kalo nggak suka kenapa pindah ke kota yang sering hujan? " Bella kaget dan segera menoleh ke samping. Tepat di sampingnya Alex berdiri dengan kedua tangan di masukkan ke dalam saku celananya.
Alex menghembuskan nafas panjang tanpa menoleh.
"Gue heran kenapa banyak orang yang kesal karena hujan" Ia terus memandang lurus ke depan menatap rintik hujan yang semakin deras.
" Apa mereka lupa kalau kita membutuhkan hujan untuk bisa melihat pelangi? "
Alex tersenyum ke arah Bella yang masih setia menatapnya. Cukup lama.
"Emang siapa yang suka hujan? " Bella berujar setelah berhasil menemukan kembali suaranya.
"Gue suka hujan. Buat gue, segala masalah yang ada di hidup gue akan larut dan basah bersama rintik hujan"
" sesederhana itu? "
Alex mengangguk dan tersenyum miring. Setelah mengucapkan kalimat itu mereka sama sama terdiam untuk waktu yang cukup lama. Tenggelam dalam fikirannya masing masing.
Tanpa Bella sadari Alex menoleh ke arah Bella dan terus memandanginya. Bella seperti sedang memikirkan perkataan Alex barusan. Anak rambutnya menari nari karena tersapu angin. Keningnya berkerut.
Pemandangan indah saat hujan. Batin Alex. Kedua sudut bibir Alex terangkat ke atas membentuk sebuah senyuman.
Bukannya reda, hujan malah semakin deras mengguyur kota Bogor. Kaki Bella mulai pegal karena terlalu lama berdiri.
" Mau pulang bareng gue nggak? " Alex bertanya untuk memecah keheningan yang terlalu lama.
Bella mendongak menatap Alex yang jauh lebih tinggi darinya. Alex menaikkan satu alisnya.
" Sekarang? "
"Iya, tapi sayangnya gue cuma bawa motor hari ini. Kalau di tungguin hujan nggak bakal berhenti. Awet banget kayaknya" Untuk kedua kalinya seorang Alex menawarkan diri mengantarkan Bella pulang.
Bella tampak masih berfikir. Pulang bareng Alex lagi? gimana ya, kaki gue juga udah pegel. Udah ah. Sebodo amat.
" Gimana? "
" mm, oke deh kak"
"Yaudah kalau gitu"
Tanpa aba aba Alex langsung saja menarik tangan Bella setengah berlari ke arah parkiran motor nya.Bella berusaha menyamakan langkahnya dengan Alex. Rintik hujan mulai membasahi tubuhnya." Lo siap? " Alex menoleh ke belakang menghadap kepada Bella yang sudah ready di atas motornya.
"Siap! " Jawab Bella mantap.
Detik selanjutnya Alex langsung melajukan motornya membelah jalanan yang gelap dan basah. Alex melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Bella menyembunyikan kepalanya di belakang punggung Alex. Ia tidak sadar ketika tangannya mulai memegang erat pinggang Alex. Mungkin karena efek terlalu dingin. Tapi itu sudah cukup untuk membuat Alex tersenyum, lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAINDROPS
Novela JuvenilAlex menyukai hujan. Bagi Alex segala masalah yang ada akan jatuh dan larut bersama setiap rintik hujan. Alex seorang 'badboy' tampan yang selalu di kelilingi wanita. Ia menganggap semua itu akan baik baik saja sebelum ia bertemu dengan seorang gadi...