Chapter 2

9 2 4
                                    

Drought

.

Chap 2

.

Hanya cerita fiktif, enjoy it

.

Genre : Vampire

.

Rated : T

Summary

Takdir tertulis dalam lembaran tak kasat mata, bukan untuk di tulis namun di jalani. Cinta,darah, air mata, keringat dan pengorbanan adalah bekal perjalanan dalam dunia yang fana ini.

.

Cast : Ermalia (heroin), Daniel, Davian, Kris, Brian, Jo, Kino

.

Daniel berambut hitam legam dengan iris mata gelap sekelam malam. Davian adik Daniel bersurai blonde beriris cokelat tenang seperti madu, Ryan (maaf bar munculin sekarang :V ) Pria berkacamata berambut merah beiris emerald Kris pria kolektor topi bersurai coklat dengan mata hijau, Jo pria bersurai biru dengan warna iris senada, Kino berambut coklat panjang dan harus di ikat di belakang kepalanya, warna matanya hijau lumut terakhir Brian pria yang terlihat sangat muda di antara mereka bersurai hijau dengan iris berwarna ungu.

Sebelumnya

"Hentikan Brian. Kita berkumpul di sini bukan untuk memakannya secara paksa. Aku akan membuatnya datang padaku dengan sendirinya" Brian nampak kecewa dengan keputusan Daniel.

"Aku sudah menemukan apa yang ku cari selama ini, apa kalian belum menyadarinya?".

"Kami dapat dengan cepat mengerti maksudmu Daniel, lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya?" tanya Kris

"Tentu saja mendekatinya, umurnya masih terlalu mud untuk menikah dan darahnya belum sepenuhnya siap. Kurasa empat tahun lagi adalah waktu yang tepat" ucap Danile santai.

"Itu terlalu lama Daniel, aku kehausan sekarang" rengek Brian yang tidak di gubris sedikitpun oleh Daniel.

"Baiklah, katakana apa rencanamu Daniel?". " Pertama kita ke kampusnya, ku rasa beberapa pasang mata juga sudah menyadari keberadaannya, dan itu bisa berbaya baginya".

"Aku akan siapkan semuanya" ucap Kris. Lalu mereka semua kembali ke kediaman mereka yang tak kasat mata oleh mata manusia biasa karena terhalang segel dari dalam.

.

.

Pagi menjelang, sang mentari menyapa dunia di awal hari ini dengan hangat. Ermalia masih setia dengan selimutnya, pekerjaannya hingga tengah malam tadi masih menyisakan rasa kantuk pada dirinya.

Ingin rasanya dia tertidur lagi, namun itu bukan pilihan jika ia tidak bangun segera sang Ayah akan memarahinya karena sederet pekerjan rumah tangga sedang menunggunya sebelum berangkat ke kampus.

Dan bersyukurlah dia karena selalu mendapat jam masuk siang, sehingga ia bisa menyelesaikan apa saja tugasnya di pagi hari dengan rasa tenang.

Namun sisi lain kuliah di jam siang adalah rasa kantuk yang sangat menggoda untuk membuat mata terpejam di siang hari.

Beberapa waktu ia duduk di ruang kelas sambil memejamkan mata. Berterimkasihlah pada kemampuan otaknya yang tidak biasa-biasa saja, meski ia membolos pun ia akan tetap dapat menjawab soal ujian dengan baik.

Pekerjaan rutinitas yang sangat monoton bagi Ermalia di kerjakannya satu per satu sambil kepalanya menghitung pekerjaan apa yang harus ia lakukan selanjutnya.

DROUGHTWhere stories live. Discover now