Setelah percakapan di dapur waktu itu, Arena dan Jo benar-benar sibuk mempersiapkan pernikahan mereka. Meski sebagian besar persiapan pernikahan telah dilakukan oleh orang tua mereka, tapi mereka masih kesulitan karena pernikahan mereka diadakan sangat meriah.
Seperti saat ini mereka sedang fitting baju pernikahan. Arena sangat pusing menuruti Jo, sudah tujuh kali ia berganti-ganti gaun namun masih belum ada gaun yang cocok dipikiran Jo. Dia selalu melarang Arena mengenakan gaun yang ketat, terlalu pendek, terlalu terbuka, ataupun belahan dada yang terlalu kebawah.
"Sudahlah Joooo....... aku capek. Jika kau tak mau aku mengenakan baju yang seperti ini lebih baik tidak usah menikah Saja" ucap Arena sambil mendengus kesal.
"Apa maksudmu!!! Aku seperti ini karena aku tak mau ada melihat tibuhmu selain aku!!" Ucap Jo tak kalah kesalnya dengan Arena.
"Lalu kau mau aku mengenakan baju apa??? Semua baju yang kucoba tadi sudah sangat pas ditubuhku. Dan gaun gaun itu sangat cantik Jo, kau itu mengesalkan sekali" ketus Arena
"Ambil salah satu baju disini yang tertutup, atau aku tak akan lagi membeli Baju disini" ucap Jo kepada salah satu pegawai yang ada disana. Dan pegawai yang tadi diajak bicara Jo labgsung menunduk takut dengan tatapan Jo.
Arena yang diabaikan oleh Jo sangat kesal dan berjalan menuju tempat ganti dengan menghentak kan kakinya.
"Dasar lelaki cerewet menyebalkan" gerutu Arena sambil tetap berjalan.
Beberapa saat kemudian
Arena berjalam dengan malas menuju tempat Jo duduk, berharap lelaki itu tak lagi menyuruhnya berganti Gaun lain lagi. Mendengar derap langkah mendekat kearahnya Jo msndongakkan kepala dan melihat Arena berdiri dihadapannya mengenakan Gaun pilihannya.
"Damn it, ia sangat cantik dengan balutan gaun putih itu" batin Jo.
Jo tetap mematung melihat kecantikan Arena dan tidak mendengar teriakan Arena memanggil namanya, hingga Arena menjewer salah satu telinganya.
"Ahh... lepaskan tanganmu dari telingakuu!!!" Pekik Jo yang kesakitan dan merasa telinganya akan segera putus.
"Siapa suruh kau hanya diam dan tidak menyahut saat kupanggil" ketus Arena sambil melepaskan tangannya dari telinga Jo.
"Maafkan aku, aku kan hanya terpesona" celetuk Jo.
Arena terbelalak dengan jawaban Jo. Mana ada orang terpesona seakan kerasukan setan dan tak mendengar saat dipanggil pikirnya.
"Terserah apa katamu, lalu apa aku harus berganti dengan gaun laon lagi??" Tanya Arena.
"Tidak.. aku suka gaun ini,aku inginkau mengenakan ini" jawab Jo.
"Lalu kau?? Kau belum memilih sama sekali Jo"
"Kau yang akan memilihkan Ku sayang"
"Kenapa aku?? Aku tak tau apa seleramu Jonathan!!!" Geram Arena.
"Apapun yang kau pilih aku suka" jawab Jo dengan Enteng.
"Baiklah jika itu maumu, bagaimana jika kau menikah dengan menggunakan pakaian badut saja??? Itu pasti lucu" ucap Arena dengan polosnya.
"Apa kau gila!!! Apa tak mau menikah dengan tampang idiot menghiasi wajah tampanku"
"Haha.... aku bercanda tuan tampannn" ucap Arena sambil menarik tangan Jo untuk berjalan mengikutinya.
Mereka berjalan menuju tempat pakaian lelaki. Arena langsung menemukan tuxedo hitam yang sangat menarik hatinya.
"Kurasa kau harus memulai dengan mengenakan tuxedo ini tuan!!!" Ucap Arena kepada Jo.
"Yang mana??" Tanya Jo
"Yang hitam putih ituuuu" tunjuk Arena pada tuxedo pilihannya.
Pegawai yang ada disana langsung mengambil tuxedo yang ditinjuk Arena. Mereka sangat takut bahkan patuh kepada Arena karena memang butik ini miliknya. Jonathan langsung menuju keruang ganti dan mengganti bajunya.
10 menit....
Jo berjalan keluar dari ruang ganti menuju Arena yang tengah duduk disofa. Aura menyebalkan hilang dari wajahnya, yang terlihat hanya wajah tampan dan gagah dengan Tuxedo melekat ditubuhnya. Arena yang melihat Jo langsung berdiri dan menghampirinya.
"Heyyy... kau tampan sekali, seperti bukan Jonathan saja"
"Aku tetap Jonathan sayang" bisik Jo ditelinga Arena dan mengecup pipi Arena sekilas.
Arena merona dengan perlakuan Jo kepadanya.
"Sudahlah. Kau cocok mengenakan Tuxedo ini, aku mau kau mengenakan ini saat resepsi. Dan ya kita harus memilih cincin!!!" Seru arena
"Ya baiklah. Aku akan mengganti bajuku dulu"
Setelah mengganti baju Jo dan Arena menuju ke tempat dimana mereka akan memilih cincin.
"Hari yang lelah" batin mereka bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesif Boy
Подростковая литератураARENA ANASTASYA PRATAMA yang terpaksa menikah dengan seorang lelaki kaya namun brandalan yang bernama ANDIKA JULIO MAHENDRA lelaki tampan yang digilai banyak wanita..