Part 4 BAA

58 9 0
                                    

"Ketika kamu datang kembali, disitulah ketakutanku mulai menghantuiku."

-V-

"Ternyata benar ya kata seseorang kalau mimpi itu bisa jadi nyata, seperti mimpiku yang selalu bertemu kamu. Dan nyatanya aku saat ini bertemu kamu lagi."

-unknown-











Happy Reading!


Seorang gadis tengah berada di sebuah taman yang cukup indah. Banyak bunga yang bermekaran menambah poin plus untuk taman itu. Rumpuh hijau dimana-mana menambahkan kesan asri pada lingkungan. Pohon-pohon cukup rimbun juga ada beberapa di wilayah tersebut. Juga ada beberapa kursi dan lampu taman yang menghiasi taman tersebut. Kemudian gadis tersebut melangkahkan kakinya menuju salah satu kursi yang letaknya berada di jantung taman tersebut. Keadaan taman disini pun cukup sepi untuk ukuran taman yang besar. Hanya ada beberapa orang yang berada disana. Gadis itu sedang menggunakan dress biru berlengan bermotif bunga-bunga dengan menambahkan flatshoes berwarna senada yang memberikan kesan imut pada wajahnya ini mendudukan dirinya pada kursi taman tersebut, sambil melihat-lihat pemandangan sekitarnya. Tiba-tiba dari arah belakang ada yang menepuk pundaknya, sontak ia terkaget atas kejadian itu. Sambil mengelus dadanya, ia menolehkan wajahnya ke belakang.

"Hai Vaa, long time no see," orang itu menghentikan ucapannya sejenak sebelum melanjutkannya kembali, "Gue kangen sama lo Vaa!" Ucap seseorang yang menepuk pundaknya itu.

Sedangkan orang yang ditepuk pundaknya, menegang tubuhnya di tempat. Ia tampak tak percaya melihat seseorang itu yang sedang menggunakan polo shirt bewarna biru yang dipadukan dengan celana jeans dan menggunakan sepatu adidas bewarna putih. Rambutnya terlihat acak-acakan dan ditangannya terpasang sebuah jam bewarna hitam.

"Dhe--,"

Kringgg...kringgg

Hingga suara jam weker yang memekakan telinga tersebut membuat ia kembali ke kehidupan nyatannya.

"Ya elah cuma mimpi, padahal gue berharap kalau itu nyata bukan sekedar mimpi," gumamnya dengan suara yang pelan. Lalu ia mematikan jam wekernya yang sudah menunjukkan pukul 05.00, kemudian ia menyibak selimutnya dan memulai rutinitas paginya sebelum bersekolah.

Setelah menyelesaikan rutinitas paginya ia lalu menuju ke meja makan untuk sarapan pagi. Disana sudah terdapat Bundanya yang sedan menyiapkan makanan.

"Pagi Bun," sapa Varein saat ia mendudukkan dirinya di kursi.

"Pagi sayang, Bunda udah nyiapin nasi goreng sama roti, kamu mau makan apa?" Jawab Bunda Varein.

"Nasi goreng aja Bun, Ayah mana Bun? Kok nggak kelihatan terus kakak juga dimana?" Tanya Varein saat ia tak melihat Ayahnya dan kakak laki-lakinya.

"Ayah udah berangkat dari tadi pagi, kalau kakak kamu nginap dirumah temannya kemarin malam." Jawab Bundanya Varein sambil mengambilkan nasi goreng untuk Varein.

Kemudian setelah itu hanya ada dentingan sendok dan garpu.

"Bun, aku udah selesai makannya. Aku berangkat dulu ya!" Ucap Varein ketika ia sudah selesai dengan sarapan paginya. Lalu ia mengambil tangan Bundanya untuk dicium.

Biru Abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang