Part 2 BAA

68 16 5
                                    

"Karna rasa sakit itu ada saat kamu datang untuk kedua kalinya."


Happy Reading!


Suara bel terdengar nyaring menandakan usainya kegiatan belajar disekolah. Semua anak berlomba-lomba untuk menuju ke arah parkiran dan bagi yang tidak membawa kendaraan biasanya mereka akan menuju ke halte untuk menunggu jemputan atau menunggu bus yang akan datang. Sama halnya dengan siswa lainnya Varein pun bergegas menuju ke halte untuk menunggu Bundanya yang akan menjemputnya.

"Tungguin gue Var," ucap Keyra dengan suara yang sedikit keras karena Varein sudah berjalan keluar kelas.

"Pulang naik apa Var?" tanya Keyra sambil menyamakan langkahnya dengan Varein.

"Dijemput," jawab Varein dengan pandangan menuju ke ponselnya sebentar, lalu menoleh ke arah lawan bicaranya.

"Bareng sama gue aja gimana Var, nanti biar mama gue yang nganter kan sekalian aja daripada elo nunggu bunda lo!" Tanya Keyra sambil menoleh kekanan kiri untuk mengetahui apakah mamanya sudah datang untuk menjemputnya atau belum.

"Gak usah deh Key, kayaknya bunda bentar lagi juga udah mau jemput gue deh." Jawab Varein.

"Eh, kayaknya itu mama gue udah jemput deh Var! Lo gak papa kan kalau gue tinggal dulu." Ucap Keyra.

"Gak papa Key, udah lo duluan aja. Kasihan tuh mama lo udah nunggu. Paling bentar lagi bunda juga datang kok tenang aja," jawab Varein.

"Yaudah kalau gitu gue duluan ya Var." Ucap Keyra sambil melangkahkan kakinya menuju ke arah mamanya yang berada di samping gerbang sekolah.

"Iya, hati-hati Key." Jawab Varein. Lalu pandangannya teralihkan saat mendengar ponselnya berbunyi.

Drtt..

Bunda

Maaf ya var, bunda gak bisa jemput kamu soalnya tiba-tiba ada urusan mendadak. Kamu naik angkutan umum gak papa kan?

Varein berdecak kesal sambil mengetik balasan untuk Bundanya. Seharusnya dia tadi ikut bersama dengan Keyra jadi tidak perlu menunggu lama sampai angkutan datang.

Varein

Iya gak papa bund, Varein bisa naik angkutan umum kok.


Kemudian ia kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti menuju ke halte yang letaknya sekitar 200 meter ke kanan dari sekolahnya. Lalu saat ia sampai di halte langsung saja duduk di bangku yang ada, kemudian dia menyumpal telinganya menggunakan earphone dan mulai lah mengalun lembut lagu yang saat ini dia dengarkan. Keadaan halte itu sudah sepi. Ia kemudian melirik arloji bewarna biru muda yang terpasang manis di tangan kirinya menunjukkan pukul 15.07, ia menghela nafas. Mungkin semua murid di sekolahnya sudah naik angkutan umum jadi tinggal ia sendiri yang berada di halte ini, sekolanya memang jarang yang menaiki angkutan umum karena kebanyakan mereka sudah membawa kendaraan masing-masing jadi jarang yang naik angkutan umum. Biasanya Varein juga menaiki mobilnya namun tadi mobilnya kehabisan bensin, jadi terpaksa ia harus naik angkutan umum dan berakhir dengan terlambatnya dia masuk sekolah.

"Mana sih ini angkutan kok gak ada yang lewat," gumam Varein. Karena sedari tadi tak ada angkutan yang lewat. Sambil menoleh kekanan dan kekiri siapa tau ada angkutan yang lewat. Kemudian Varein sambil menyipit dia memfokuskan pandanganya pada seseorang yang sedang berada di sebrang jalan. Seseorang itu sedang keluar dari mobilnya lalu berjalan semakin menjauh dari pandangannya.

"Gak mungkin! Itu bukan dia," batinnya.

Sesaat kemudian angkutan umum itu datang. Lalu Varein segera masuk kedalam angkutan. Ia menepis semua anggapannya tentang seseorang yang ia lihat memang benar dia, orang yang selama ini menempati hatinya. Semoga itu orang lain yang mirip dia. Dan dia tak ada disini. Ya semoga!


Tbc.


Kependekan kah?

Next chap Insyaallah dipanjangin lagi deh ya..

Cek typo gaes..

Voment jangan lupa..

See you next chapt..

Biru Abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang