Salsha mendadak jadi bisu. Ia tidak dapat mengeluarkan satu, dua kata dari mulutnya, seolah ada lem yang menutup bibirnya.
Salsha menundukan kepalanya, menatap sepatu putihnya, dengan perasaan bercampur aduk. Ia gugup setengah mati menatap ketiga cowok dihadapannya ini. Kegelisahan menyelimuti hati Salsha, ia tidak tau apa yang harus dikatakan kepada Derren.
Salsha memberanikan diri menatap Kakak Kelas dihadapannya ini. Mata Salsha langsung tertuju kearah Samuel dan Daniel yang menatapnya dengan senyum yang indah.
Indah banget ciptaanMu Ya Tuhan.
Salsha tersenyum kecil kepada Samuel dan Daniel, namun seketika senyum Salsha luntur ketika matanya bertatapan dengan mata Derren. Derren menatap tajam kearah Salsha.
Diliriknya Salsha dari atas kebawa dan Derren mendapati Salsha memegang sebuah botol mineral dan sebuah handuk. Salsha berdecik ngeri, saat dirinya ditatap tajam oleh Derren. Apalagi saat ini Derren menatapnya dari atas kebawah, membuat Salsha merinding ngeri 2 kali lipat.
Salsha memberanikan diri untuk bersuara.
"H-hai Kak. Ini s-saya bawain air mineral sama handuk. Dipakai ya kak."ucap Salsha gugup menatap Derren sambil menyodorkan air dan handuk itu. Denyut jantung Salsha sudah berdetak dua kali lebih kenjang, ketika Derren menatap tajam kearah Salsha. Setajam Silet, eh gak kok.
Salsha terus tersenyum bagai orang bodoh, sambil menyodorkan air dan handuk itu. Tapi, bukannya menerima pemberian Salsha, Derren semakin mempertajam tatapannya kearah Salsha.
Samuel dan Daniel saling bertatap - tatapan, sambil memberi kode agar Salsha tidak semakin terdiam dihadapan Derren.
"Ah," Samuel tersenyum canggung. "kayaknya Derren gak mau, biar gue aja." Samuel mengambil air mineral itu dan langsung meneguknya sampai habis.
Daniel tidak tinggal diam. Dia mengambil handuk yang dipegang Salsha dan langsung membersihkan keringat dari wajahnya.
Salsha sedikit terkejut mendapati air dan handuk yang ia bawa diambil oleh Samuel dan Daniel. Perasaan sedikit kecewa meliputi dirinya, ia berharap Derren yang akan mengambilnya, dan mereka akan saling berkenalan untuk mengenal satu sama lain, tapi sayangnya realita tidak seindah ekspektasi.
"Lain kali kalo mau ngasih sesuatu sama kita aja,"ucap Samuel sambil melirik Daniel. "Lo udah lihatkan, sampai Dinosaurus beranak, Derren nggak bakal terima pemberian dari orang lain."sambung Samuel.
"O-oh gitu ya Kak. Ya udah Kak aku pergi dulu ya." Salsha segera berbalik dari hadapan mereka dan langsung menuju ke-kelasnya.
Daniel dan Samuel melambaikan tangannya dan berucap, "kapan - kapan bawain lagi ya!"
***
Setelah Valerie meninggalkan Salsha, ia langsung menuju kekantin menemui Audrey. Audrey terlihat serius memperhatikan ponselnya. Valerie langsung menepuk bahu Audrey bermaksud mengejutkannya, dan satu jitakan super melayang didahinya.
"Au, sakit tau!" Valerie mengusap dahinya yang sedang kesakitan. Audrey hanya menatap tajam kearah Valerie.
"Lo tuh, kenapa sih hobi banget ngagetin orang. Kalo nanti gue sakit jantung gimana?! Mau tanggung jawab?!"
"Iya-iya gue minta maaf. Abisnya sih, lo dari tadi serius banget ngeliatin Handphone, lagi ngeliatin apaan sih?" Valerie memicingkan matanya saat melihat apa yang terpampang jelas dihandphone Audrey.
Dua orang manusia, berlawan jenis, sedang berpelukan mesra dan saling memperlihatkan kedekatannya, apalagi dengan caption : You are my new world, and my life❤ @jessica.anastasya
"Gila! Sih Joshua, dia udah punya pacar baru?! Cepet banget ya, dia nemuin pengganti lo." Audrey pasti saat ini tengah dilanda kecemburuan tingkat Dewa. Pasalnya ia dan Joshua, baru putus sekitar seminggu yang lalu, Joshua mengatakan bahwa ia tidak baik untuk Audrey. Cuih, alasan klasik. Bilang aja kalo udah bosen.
"Udah ah, gue gak mau bahas dia lagi." Audrey berdecik kesal.
"Tapi, lo kenal nggak sama pacar baru Joshua?"tanya Valerie penasaran.
"Kenal kok, dia temennya kakak gue."
"Serius lo?!"tanya Valerie sedikit terkejut, ia tidak menyangka kalau pacar, mantannya ini adalah teman dari kakaknya sendiri.
Audrey mengangguk kecil, tanda meng-iyakan ucapan Valerie.
Ting!
Valerie merogoh ponsel yang ada dalam saku rok abu-abunya.
"Eh bentar, Salsha ngechat gue nih."
Salsha:
Lo dimana?Valerie:
Dikantin, bareng Audrey.
Gimana berhasil gak?Salsha:
Gue otw.
Nanti gue ceritain."Salsha bilang apa?"tanya Audrey.
Valerie menoleh, "Dia bakal dateng kesini."
"Emang dia dari mana?"
"Abis nemuin Kak Derren."
"HAH?! Mau ngapain tuh anak?" Audrey tidak habis pikir sama jalan pikiran Salsha. Salsha tidak biasanya mendekati Kakak kelasnya ini.
"Gue bakal comblangin dia sama Kak Derren. Lo jangan bilang sama dia, ini rahasia kita berdua."
"Emang si Derren itu, mau sama Salsha?"
"Lo tenang aja,"ujar Valerie santai. "Gue udah mikir kok, caranya buat deketin Kak Derren sama Salsha. Tugas lo, cukup diam dan jangan pernah cerita sama Salsha tentang ini. Gue pengen dia lupain masa lalunya."ucap Valerie meyakinkan.
"Iya deh, gue mah ikut-ikut aja."
Tidak lama kemudian Salsha tiba dengan nafas terpenggal - penggal, seperti habis lari Marathon.
Salsha langsung duduk disebelah Audrey, dan Valerie langsung melontarkan pertanyaan mengintimidasi."Gimana, berhasil gak?"
Salsha berdecik kesal,"Sukses apanya, gue malu banget. Tangan gue udah keram megang tuh handuk sama air, udah disodorin tapi gak mau diambil. Lo juga, kenapa ninggalin gue?!" Salsha terus berdecik kesal, mengingat kejadian yang memalukan tadi.
Ah pengen banget tangan gue cakar tuh muka triplek!"Hehe, maaf-maaf. Tapi lo harus sabar ya, ini baru permulaan." Valerie menepuk-nepuk bahu Salsha, bermaksud menenangkannya.
"Udah ah, gue gak mau lagi. Males gue berurusan sama orang kayak dia."
"Terus lo gak mau lagi kenalan sama Kak Derren?"tanya Audrey.
"Gak."tolak Salsha mentah-mentah.
Valerie hanya ber-o ria mengiyakan ucapan Salsha. Tapi itu tidak mengurungkan niatnya untuk mendekati Salsha dan Derren.
*****
Si Valerie pengen banget tuh deketin Derren sama Salsha.
Votementnya jangan lupa ya!Bye:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should Be Her?
Novela JuvenilSalshadilla Alicia Radyana, si cantik yang manis dan ceria. Derren Brave Dhevian, si ganteng yang datar dan dingin. Jika mereka berdua disatukan, apakah mereka bisa saling mencintai? Menyayangi? Dan saling melindungi satu sama lain? *** Berawal dari...