Dua: kau akan ku bunuh manis

343 20 0
                                    

Aku tidak menerima penolakan manis, aku akan membunuh mu dengan pisau ku ini dengan cantik dan rapi 😈


Tubuh arly amruk ke tanah, ia tampak lemas karna sudah berjalan dari tadi, dari siang tadi ia juga belum makan perutnya dari tadi sudah meminta jatah.

Arly sudah tidak kuat lagi untuk berjalan rasanya ia akan pingsan. Tapi tiba2 pria yang tadi datang mendekat padanya lalu mengulurkan tangannya pada arly.

"Kau tidak apa2 ?" tanya Ican dengan memasang wajah sok cemas dan peduli.

"Ah.. Ti...tadak apa2" jawab arly seraya membalas uluran tangan Ican.

Tubuh arly menggigil karna lapar, wajahnya pucat dan keringat dingin mulai mengucur dari pelipisnya.

"Nona anda kelihatannya sakit, mau ku antar pulang saja? Dari pada nanti pingsan di jalan" usul Ican, sumpah Ican dia benar2 jago akting dan bermuka dua.

"Ti..tidak usah" ucap arly. Kakinya lemas kalau Ican tidak memeganginya mungkin ia akan jatuh lagi ketanah.

"Dimana anda tinggal? " tanya Ican dia memang pandai mengambil kesempatan.

"Di apartment xx, jalan xx" ucap arly dengan menggigil.

Ican tersenyum tipis penuh kemenang karna mendapatkan alamat targetnya ini, sumpah kalau target dapat lolos lagi ia dapat mengunjungi targetnya ini kapan pun yang ia mau. Tapi walaupun ia sudah mendapatkan alamat dari targetnya ia tetap menjalankan aktingnya tadi.

"Oh apartment itu kebetulan sekali saya juga tinggal di disana, kalau begitu sekalian saja anda saya antar kebetulan saya juga mau pulang" ucapan Ican dengan penuh kebohongan yang besar di baliknya.

"Aku cuma tau tempat terkutuk itu nona kalau soal aku tunggal disana itu hanyalah kebohongan agar kau masuk perangkap tikus ku" batin Ican dan tak lupa senyum mautnya juga terukir di wajah tampannya

Arly menimang-nimang antara merima tawaran pria ini atau menolaknya saja toh ia juga gak kenal tapi kalau ia tolak ia gak tau harus pakai apa ke apartment jaraknya masih jauh lagi.

Setela ia pikir2 ia akan merima tawaran dari orang ini saja toh juga gak bakalan merepotkan pria ini tinggal satu gedung apartment dengannya itu tidak akan membuat repot pria ini.

"Baik lah dan terima Kasih " ucap arly dengan ragu sambil menunduk.

Ican yang melihat kelakuan targetnya ini hanya ini hanya tersenyum tipis dan memutar malas matanya.

"Untuk"

"Untuk menolong ku"

"Nona aku tidak menolong mu sama sekali, tapi Bagus juga dapat ucapan terima Kasih dari korban manis ku ini". Ican terkekeh dalam batinnya.

Saat didalam mobil arly mau pun rayan hanya diam, arly yang merasa sungkan dan rayan yang memikirkan bagaimana enaknya ia akan membunuh korbannya ini.

Keheningan diantara mereka akirnya dipecahkan oleh Ican
"Hm... Kau haus apa kau mau minum jus kotak? "

Dengan canggung arly menolaknya karna orang ini sudah banyak membantunya kalau ia juga ditawari minuman ia akan merasa tidak enak terus melulu seperti ini.

"Gak apa2 gak usah sungkan mau rasa apa stowbery, bluebery, cery, vanilla" tawar Ican tetapi masih tetap fokus untuk mengemudi. Dalam batinnya saat ini Ican tertawa jahat
"Ia manis kau mau apa sianida, arsenik, strychnine, atropin sulfat mau yang mana semuanya tersedia"

Arly juga bukan hanya sungkan pada Ican ia juga merasa aneh dengan bau sesuatu didalam mobil ini seperti bau amis darah tapi tidak terlalu menyengat sih tapi ia dapat dengan memudah dapat mengetahui bau ini karna hidungnya yang sensitif itu ia berfikir apa jangan2...., tapi dia manepis pikiran itu bisa sajakan kalau orang didalam mobil ini terluka atau apalah.

Sekali lagi Ican pikir2 kalau ia membunuh korbannya dengan racun itu kurang menyenangkan untuk gadis manis ini akan lebih menyenangkan bermain dengan pisau-pisaunya dari pada racun, sangat sayang sekali ia mendapatkan korban yang cantik tidak di lukai akan sangat merugikan dirinya.

"Kalau kau tidak mau minum jus kotaknya, ini air mineral" ujar Ican sambil menyodorkan air mineral pada arly tapi tetap fokus mengendarai mobilnya.

Arly berfikir tidak ada salahnya kan menerima air mineral ini toh ia juga sadang haus saat ini. Lantas ia mengambil air mineral itu tampa curiga sama sekali.

"Terima Kasih" ucap arly. Ia meminum air meniral tersebut kepalanya terasa pusing pandangannya kabur ia sudah mencoba memukul perlahan kepalanya untuk mencoba rasa pusing ini sagera hilang tapi semakin ia berusaha itu semakin menjadi-jadi sampai akhirnya ia hanya melihat gelap tapi sebelum ia tidak sadarkan diri sepenuhnya ia mendengar seseorang tertawa jahat padanya dan ia takut.

Ican tersenyum penuh kemenangan diwajahnya korbannya sudah meminum obat tidur di dalam air mineral itu sungguh ini menyenangkan baginya melihat korbannya dengan bodoh masuk dalam perangkap yang ia buat.

Saat sudah sampai di apartment, saat di parkiran mobil ia bingung bagaimana cara membawa arly masuk kedalam tanpa curiga, setelah beberapa saat ia berfikir terbesit sebuah ide dalam otak cerdasnya itu.

Ican masuk kedalam gedung apartemen dengan berjalan santai dan semua sorot mata manatap Ican dengan kagum dan takjub tapi itu sudah biasa baginya tapi tatapan itu juga menatap Ican dengan aneh karna ia masuk kedalam arpartemen dengan menggendong arly dengan gaya bridal style.

Karna Ican yang membawa orang dalam dengkapan tangan nya yang menjadi memikat perhatian pangawas dan orang-orang sekitar padanya. Seorang petugas keamanan di aparteman tersebut datang mendekat padanya.

"Bisa anda jelaskan ini apa maksudnya" tanya pengawas tersebut padanya dengan memasang wajah penuh curiga pada Ican.

"Oh ada apa pak, apa ada yang salah? " tanya Ican deng wajah polos pada petugas keamanan tersebut.

"Tadi saya bertanya pada anda bukan malah balik bertanya lagi" sinis petugas tersebut pada Ican.

Sumpah kalau bukan karna disini banyak orang pasti Ican akan merobek2 mulut petugas nan sialan ini dengan pisau. Ican berfikir sejenak petugas ini cocok juga jadi korban

"Nanti deh kalau aku udah selesai bunuh nona manis nanti akan ku kunjungi deh petugas sok tau ini". ucap Ican menyeringai pada petugas dalam batinnya.

"Oh ini dia ini pacar saya dia tertidur dalam mobil tadi jadi saya tidak tega membangunkannya "elak Ican

"Tertidur atau kau mau 'apa2' kan dia ? " Ucap pengawas itu pada rayan yang sekilas melirik arly.

"Ahm... Pak buat apa juga saya 'apa2ka' dia, kami juga udah senang2 dihotel sampai2 karna lelah dia jadi begini" katanya penuh penekanan pada salah satu kata2 nya.

Petugas tersebut hanya menggeleng kan kepala melihat kelakuan anak muda zaman sekarang pikirnya.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun petugas tersebut meninggalkan Ican yang tersenyum puas penuh kemenangan diwajahnya.

Saat sampai di dalam apartment Ican langsung buru2 menuju kamar dan menghempaskan tubuh arly setiba di ranjang, dia mengeluarkan sesuatu dalam tas dan membuka sebuah kotak kayu yang berlambangkan seperti sebuah kalajengking.

Dan tentu saja isinya sesuatu yang disukai oleh orang2 dirinya, Ican melipat kedua tangannya didada dan menatap tajam ke arly berfikir 'apa yang harus ia lakukan pada gadis ini' berfikir untuk menodainya oh tidak2 Ican bukan lah laki2 brengsek walau ia memang lah iblis tapi ia tidak akan melakukan hal bejat tersebut.

To be continued .........

Next part : hm... Gadis licik
°
°
°
°

"Bunuh saja aku, tapi sebelum itu aku berterima Kasih pada mu karna mengakhir hidup ku yang menyedihkan ini" ucap arly yang mencoba untuk terlihat tenang dan tidak takut.

"Hm... Dasar jalang membuatku nafsu membunuh ku hilang" wajah Ican tampak kecewa tapi ia menyeringai yang membuat bulu kuduk arly berdiri lagi.

Ican kembali menarik rambut arly hinggga kepalanya berdiri sejajar dengannya, kali ini arly tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya lagi ia ketakutan. sangat.

"Hm.... Gadis licik" ucap Ican tepat di telinga korbannya yang menimbulkan sensasi yang menyeremkan bagi korbannya.

Psychopaths love meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang