Chapter 7: Butterflies

817 34 10
                                    

1 Maret 2014
Hyemi's POV

Musim semi telah tiba. Suhu udara mulai naik, namun udara tetap terasa dingin walaupun tak sedingin musim dingin kemarin. Kami tidak perlu menggunakan pakaian berlapis-lapis lagi jika keluar rumah. Cukup jaket tebal untuk menghangatkan tubuh kami. Ah, ada satu hal yang aku dan kebanyakan orang Seoul paling sukai tentang musim semi adalah bunga Sakura. Aku harap musim semi berikutnya aku bisa membawa si kecil menikmati musim semi bersama di bawah pohon Sakura sambil melihat pemandangan sungai Han yang indah.

Bicara tentang 'Han', sejak hari itu, hari di mana aku memintanya membelikan aku es krim di pagi buta dan ia membuatkanku segelas susu hangat saat sarapan, Han menjadi lebih perhatian padaku. Aku tidak tahu apakah aku harus senang atau biasa saja. Aku pribadi ingin merasa biasa saja, namun aku tidak bisa membohongi hatiku yang merasa senang. Sedikit perhatian pun yang ia berikan padaku membuatku senang.

Mungkin ini karena aku sedang mengandung anaknya. Jadi kutarik kesimpulan bahwa sebenarnya anak ini yang senang, bukan aku. Ya, itu terdengar lebih masuk akal.

Selain itu, karena perhatian-perhatian yang ia berikan padaku, aku merasa jadi lebih manja padanya. Aku bahkan menyadari diriku beberapa kali merajuk padanya. Oh oke, sekali lagi, ini pasti karena aku sedang mengandung anaknya. Anak ini yang ingin bermanja-manja dengannya, bukan aku.

"Hye, ingat hari ini kita ke rumah sakit untuk memeriksakan kandunganmu. Jam makan siang nanti aku jemput kau di kantormu," ucapnya padaku sambil menyisir rambutnya dan melihat refleksi dirinya di cermin meja rias.

Satu lagi, beberapa hari belakangan ini ia lebih sering memanggilku 'Hye' daripada 'Hyemi'. Perasaanku saja atau memang ia menjadi terlalu dekat denganku dalam kurun waktu yang cukup singkat. Entahlah... aku hanya merasa ini agak aneh. Maksudku, mengingat masalah kami kemarin kupikir akan sangat sulit bagi kami untuk menjadi lebih dekat apalagi akrab. Tetapi ternyata masalah kemarin tidak terlalu mempengaruhi hubungan di antara kami. Ia terlihat biasa.

Dan itu membuatku bingung.

Aku pikir ia akan terus membenciku, membenci sepertinya terlalu berlebihan, mungkin 'tidak suka' adalah kata yang lebih tepat. Aku pribadi masih belum yakin apakah ia benar-benar menerimaku sebagai istrinya tanpa rasa benci sedikitpun atau ia sedang berpura-pura.

"Ya," sahutku singkat.

Seharusnya minggu lalu saat aku libur kami pergi menemui Dokter Hwang untuk check up, tetapi karena Han ada rapat dadakan di kantor, kami memutuskan untuk menunda check up-ku. Jadilah baru hari ini kami pergi menemui Dokter Hwang.

Kalau dihitung-hitung, sekarang usia kandunganku sudah sekitar 12 minggu. Sebentar lagi aku akan memasuki trimester keduaku. Dan tanpa aku sadari, usia pernikahanku dengan Han hampir menginjak usia satu bulan. Waktu benar-benar berjalan cepat tanpa kita sadari.

"Hye," panggil Han, membuatku tersadar dari monologku.
"Ya?" tanyaku.
"Bisa tolong betulkan dasiku?" pintanya sambil menunjukkan simpul dasinya yang rusak.
Aku menganggukkan kepalaku lalu menghampirinya.

Berdiri dengannya seperti ini, apalagi dengan flat shoes yang aku kenakan karena aku sedang hamil, membuatku menyadari tinggiku yang hanya sedagunya. Oh oke, aku memang pendek untuk ukuran seorang wanita. Jarak kami yang sangat dekat membuatku dapat mencium aroma parfumnya. Selain aroma khas tubuhnya, aku juga suka aroma parfumnya.

Aku ingat hari-hari saat aku terbangun tanpa ia di sampingku, aku langsung merakan mual di perutku. Semua makanan di dalam perutku seolah naik kembali ke tenggorokan dan ingin keluar. Tetapi saat ia berada di sampingku, mual tersebut tak muncul. Anak ini pasti sangat menyukai bau ayahnya.

Beautiful Sin v 1.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang