Beginning

849 56 13
                                    

New York, kota tanpa malam dan siang. Semua aktivitas akan berlangsung 24 jam dalam sehari. Bising kendaraan saling mendahului seolah mereka satu-satunya yang memiliki urusan penting. Cahaya gedung-gedung pencakar langit mulai bertebaran mencoba menyaingi kerlip bintang diatasnya.

"Teme, kau harus bertanggung jawab atas kekacauan dalam kepalaku" protes Naruto sambil mengacak rambutnya.

"Apa maumu, Dobe?" Sahut Sasuke santai sembari mengecek tumpukan dokumen hasil pekerjaan Naruto.

"Kau harus mentraktirku malam ini"

"Hn. Satu jam lagi kita berangkat. Rapikan dirimu, aku tidak mau orang-orang memperhatikanku hanya karna penampilanmu seperti pegawai kehilangan pekerjaan"

💣💣💣

"Cukup Dobe, kau sudah sangat mabuk!"

"Kalau saja kau mau mengurus perusahaanmu sendiri aku tidak akan begini, Baka!"

Ya, kalau saja Sasuke tidak egois dan meneruskan hobinya sebagai pencari kebenaran, sahabatnya tidak akan dibebani pekerjaan yang sangat banyak mengingat Uchiha Inc adalah perusahaan yang bergerak hampir disemua sektor. Sasuke sedikit meringis mengingat fakta tersebut. Tapi tak ada orang lain yang akan sanggup menangani itu semua selain sahabat bodohnya itu bela Sasuke kepada dirinya sendiri. Selain itu Naruto yang sejak kecil hidup tanpa orang tua dan di asuh oleh keluarga Uchiha juga tidak akan mungkin menolak permintaan gila Sasuke.

Dadanya sedikit sesak menyadari fakta itu. Tapi apa boleh buat. Semua seolah takdir yang memang terangkai begitu rapi, satu bagian merangkul bagian lain saling berkaitan dan tak terpisahkan. Sasuke dan Naruto seperti benang-benang dalam rajutan yang telah dipintal sejak mereka belum terlahir, untuk bersama saling menguatkan hingga saat ini atau bahkan esok hari ketika matahari tak lagi menyinari. Bahkan ketika hari itu tiba mereka tak akan bisa dicerai-beraikan karna rajutan waktu yang lalu terlanjur tersusun dengan rapih.

Untuk saat ini biarkan Tuhan melanjutkan maha karyanya kepada dua insan yang telah disatukan dalam sebuah emosi persaudaraan. Ya, itulah yang Sasuke pikirkan. Selama Sasuke bisa memberikan yang Naruto butuhkan begitu juga sebaliknya mereka akan baik-baik saja.

"Kenapa bukan kak Itachi saja yang mengurus perusahaan ini Sasuke. Dan sebenarnya apa yang kau kerjakan diluar sana sampai kau selalu memintaku menangani semua pekerjaan ini?!?" Belum sampai Sasuke membuka mulut, Naruto sudah memulai lagi demo untuk Sasuke.

"Sssstttttt sssstttt ssstttt...Aku tau kau hanya akan menjawab pekerjaan penting." Dengan jarinya menunjuk kebibir Sasuke yang sedang menyeringai melihat tingkah sahabatnya yang sudah dianggap saudara keduanya-setelah Itachi kakaknya.

"Kalau sampai aku tau apa kegiatanmu itu dan ternyata bukan pekerjaan penting seperti katamu akan kusiapkan tiang gantungmu didepan Paman Fugaku. Kau lihat Sasuke, bahkan burung-burung disekitar kepalamu sampai repot-repot memakai bikini untuk mendukung perkataanku"

"Baka!"

Jika tak ada aku mungkin polisi Jepang sudah merekrut lebih banyak anggota untuk menyelesaikan kasus-kasus yang tak pernh berhenti menghampiri meja kerja mereka. Dengan cepat Sasuke menarik tubuh Naruto dari sofa.

"Shikamaru, apa kau sudah sampai?" Dia bahkan bisa dengan mudah memapah Naruto sambil menelfon. Ingat, Uchiha bisa melakukan segalanya.

"Matikan saja telfonmu, aku sudah didepan. Merepotkan!" Shikamaru meletakan telepon genggam dan menggantinya dengan sebatang rokok dan korek api.

Shikamaru adalah tangan kanan Naruto dikantor. Yang artinya tangan kanan Sasuke juga. Mereka bertiga adalah kombinasi luar biasa sejak bangku sekolah dasar. Shikamaru dengan kejeniusan yang tak diragukan lagi. Naruto yang mampu mempengaruhi suasana hati lawan bicaranya. Dan Sasuke, ya kalian bisa nilai sendiri seperti apa Sasuke, perfect man.

Quite Is Violence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang