e g o (2)

13 3 1
                                    

Hai Della,

Aku senang sekali mengirimu pesan, rasanya aku tersenyum-senyum sendiri melihat pesanku dan balasanmu yang sungguh benar berhasil membuatku gemas.

Aku senang kita berteman. Kamu adalah orang yang supel. Benar-benar orang yang asik untuk dijadikan teman.

Aku senang mengantarmu pulang. Mengobrol bersamamu sepanjang jalan. Benar-benar senang!

Hingga akhirnya pertemanan kita habis dan berganti cinta ya, Del?

Rasanya mencintaimu bahkan lebih menyenangkan dari berteman denganmu. Kamu memang perempuan yang asyik! asyik dijadikan teman, asyik dijadikan tembatan hati.

Namun, rasanya lama-lama semua ini menjadi basi. Aku sudah tidak tertarik. Rasanya seperti penuh keterpaksaan. Ada apa ini? Mengapa seperti ini?

Kurasa kau begitu mengenaliku, kau tau sifatku. Aku bosan denganmu, Del.

Aku mulai mendekatinya, berusaha mencari kesenangan baru. Tentunya bukan hanya dia yang kudekati, ada banyak perempuan yang kucari.

Rasanya tidak ada yang seperti kamu. Aku terus mencari dirimu didalam diri orang. Tapi hingga sekarang belum ketemu.

Sudah hampir sebulan, aku dan kamu tidak bertukar kabar. Egomu yang berpura-pura tidak merindukanku padahal temanmu selalu mengatakan bahwa kau menangis-nangis merindukanku. Tapi mana Del? Kau tidak sama sekali mengabariku.

Mungkin aku akan mengabarimu nanti, Del. Aku akan mencoba mencari yang baru, bila gagal aku akan kembali ke kamu. Kamu tentu akan memaafkanku, aku tau itu. Karena memang selalu begitu. Di setiap pertengkaran dan kesalahan, kamu akan selalu memaafkanku.

Terimakasih telah mengerti aku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

s e n d uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang