chapter 2

1.7K 71 1
                                    


Mobil mewah tersebut terparkir di salah satu rumah di kawasan elite ibu kota , salah satu lelaki gagah tadi membuka kan pintu untuk Natha dan Eyang. Natha turun dari mobil dan ia sedikit kaget

"masa iya rumah segede gini yang tinggal Cuma 5 orang, sayang amat" batin Natha

"Cu , kenapa diam? Ayo masuk" ujar eyang

"Eh-iya-iya eyang" jawab Natha lalu menggandeng tangan eyang untuk masuk ke dalam rumah. Eyang menyuruh Natha untuk memencet bel. Lalu keluar 2 orang perempuan—asisten rumah tangga eyang

"YaAllah eyang , dari mana aja atuh? Mimin sama Diah teh khawatir" ujar salah satu asisten dengan logat Sunda.

Kedua asisten rumah tangga itu menatap Natha kebingungan, melihat dari ujung kepala sampai ujung kaki

"maaf , adek ini siapa ya?" ujar asisten yang lain

"saya Natha , tadi saya ketemu eyang di depan kedai kopi lalu eyang nyuruh saya buat ikut sama dia"

Kedua asisten itu menyuruh Natha dan eyang masuk kedalam rumah, rumahnya didominasi warna pastel.

Nyaman. Itulah satu kata yang bisa di gambarkan Natha saat ini.

Natha dan Eyang duduk di ruang tamu , Natha melihat sekeliling banyak foto keluarga , dan Natha bisa menebak kalau itu adalah kedua anak eyang beserta cucu-cucu nya dan almarhum suami eyang.

"Eyang, anak-anak eyang tinggal dimana sekarang?" Natha mulai membuka suara

"Oh itu cu, anak eyang ada dua, laki-laki sama perempuan. Yang laki tinggal di Amerika kalau yang perempuan di Singapore, nah yang perempuan ini memang sering dateng kesini."

"cucu eyang ada berapa?"

"4, 3 cewek 1 cowok"

"ohh" angguk Natha

Salah satu asisten eyang—mbak Mimin, pun datang dengan membawa 2 teh hangat di nampan. Lalu ia menaruh gelas berisi teh hangat tersebut ke meja

"makasih mbak , jadi ngerepotin"tutur Natha

"eh iya gakpapa neng"

Mbak Mimin segera meninggalkan Natha dan Eyang di ruang tamu

"kamu sendiri kenapa gak tinggal sama keluarga kamu cu?"

Natha yang sedang menyuruput teh hangat itu pun tersedak dan menepuk dadanya pelan

"oh itu yang , saya lagi ada masalah keluarga saya jadi gak betah dirumah akhirnya saya pergi hehehe"

Eyang tertawa " kamu nih ada-ada saja sih cu , wong lagi keadaan rumit malah di bawa bercanda"

"eyang gak keberatan ada Natha disini?"

"loh ya nggak toh , eyang malah seneng ada yang nemenin eyang dan eyang mau bilang makasih sama kamu"

"hehehe eyang , ada juga Natha yang bilang terima kasih sama eyang"

"oh iya kamu sekolah dimana?"

"Natha homeschooling eyang."

"kamu mau sekolah ndak? Maksud eyang sekolah di sekolah umum kasihan anak seperti kamu kalau di kurung di rumah terus"

Natha heran dengan perkataan eyang tersebut , disatu sisi dia ingin bersekolah seperti anak yang lain tapi satu sisi lain dia tidak punya banyak uang untuk biaya sekolah

"loh kenapa bengong toh ? mau ndak? Eyang bayarin, eyang gak berat an sama sekali"

"emm—gimana ya ? yaudah deh Natha mau. Makasih banyak ya yang , eyang udah nyelametin hidup Natha , tadinya Natha bingung mau tinggal dimana" jelas Natha

****

Kini Natha sedang berada di sebuah kamar yang dibilang cukup luas dan rata-rata di dominasi warna monokrom , ini adalah kamar cucu laki-laki eyang yang bernama Raka

Natha merebahkan diri di dalam kamar sambil sesekali mengecek ponselnya, namun itu membuat Natha bosan , dan akhirnya dia memilih untuk tidur.

Sinar matahari masuk ke kamar Natha melalui jendela , Natha mengerjapkan matanya berkali-kali dan segera berlari menuju kamar mandi

Waktu sudah menunjukan pukul 6.00, Natha berjalan menuju dapur karena ia merasa sangat haus , dan disana sudah ada mbak Mimin dan mbak Diah yang sedang sibuk memasak

Natha menyapa mereka berdua dan membantu mereka , Natha menguncir rambut panjangnya yang sedikit bergelombang dengan asal memakai celemek dan mulai membantu memotong beberapa sayuran

"loh neng Natha mau ngapain? Gak usah neng biar mbak Mimin aja"

"ihh gakpapa mbak , aku disini kan numpang masa uma mau leha-leha" ujar Natha yang masih sibuk memotong wortel

Tak lama setelah itu pak Aden—salah satu supir eyang datang." Non Natha di panggil eyang , katanya disuruh ke halaman belakang"

Natha segera melepaskan celemek nya dan mencuci tangan lalu segera menuju ke halaman belakang, halaman belakang rumah eyang memang dipenuhi dengan beberapa tamanan , Mbak Mimin bilang eyang memang suka sekali dengan bunga, salah satunya anggrek

Natha menghampiri eyang kini sedang menyemprot beberapa tanaman. " eyang ada apa ? manggil Natha?"

Eyang botol ke meja. " besok kamu mulai sekolah ya , Nath"

Dengan refleks Natha memeluk eyang dan tidak henti-hentinya memeluk eyang.

NathaGaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang