🍃 MIMPI 🍃

3.9K 72 1
                                    

Kala malam datang dan rasa kantuk
membentangkan selimutnya di wajah
bumi, aku bangun dan berjalan ke laut,
"Laut tidak pernah tidur, dan dalam
keterjagaannya itu laut menjadi
penghibur bagi jiwa yang terjaga.",

Ketika aku sampai di pantai, kabus dari
gunung menjuntaikan kakinya seperti
selembar jilbab yang menghiasi wajah
seorang gadis.
Aku melihat ombak yang berdeburan.
Aku mendengar puji pujiannya kepada Tuhan
dan bermeditasi di atas kekuatan abadi
yang tersembunyi di dalam ombak ombak itu -
kekuatan yang lari bersama angin,
mendaki gunung, tersenyum lewat bibir
sang mawar dan menyanyi dengan desiran
air yang mengalir di parit-parit.

Lalu aku melihat tiga Putera Kegelapan
duduk di atas sebongkah batu. Aku
menghampirinya seolah-olah ada
kekuatan yang menarikku tanpa aku
dapat melawannya.

Aku berhenti beberapa langkah dari
Putera Kegelapan itu seakan-akan ada
tenaga magis yang menahanku. Saat
itu, salah satunya berdiri dan dengan
suara yang seolah berasal dari dalam
laut ia berkata:

"Hidup tanpa cinta ibarat pohon yang
tidak berbunga dan berbuah. Dan cinta
tanpa keindahan seperti bunga tanpa
aroma semerbak dan seperti buah
tanpa biji. Hidup, cinta dan keindahan
adalah tiga dalam satu, yang tidak
dapat dipisahkan ataupun diubah."

Putera kedua berkata dengan suara
bergema seperti air terjun,"Hidup
tanpa berjuang seperti empat musim
yang kehilangan musim bunganya. Dan
perjuangan tanpa hak seperti padang
pasir yang tandus. Hidup, perjuangan
dan hak adalah tiga dalam satu yang
tidak dapat dipisahkan ataupun diubah."

Kemudian Putera ketiga membuka
mulutnya seperti dentuman halilintar :

"Hidup tanpa kebebasan seperti tubuh
tanpa jiwa, dan kebebasan tanpa akal
seperti roh yang kebingungan. Hidup,
kebebasan dan akal adalah tiga dalam
satu, abadi dan tidak pernah sirna."
Selanjutnya ketiga-tiganya berdiri dan
berkata dengan suara yang
menggerunkan sekali:

'Itulah anak-anak cinta,
Buah dari perjuangan,
Akibat dari kebebasan,
Tiga manifestasi Tuhan,
Dan Tuhan adalah ungkapan
dari alam yang bijaksana.'

Saat itu diam melangut, hanya
gemersik sayap-sayap yang tak nampak
dan getaran tubuh-tubuh halus yang
terus-menerus.

Aku menutup mata dan mendengar
gema yang baru saja berlalu.
Ketika aku membuka mataku, aku tidak lagi
melihat Putera-Putera Kegelapan itu,
hanya laut yang dipeluk halimunan.
Aku duduk, tidak memandang apa-apa pun
kecuali asap dupa yang menggulung ke syurga.

























Jangan lupa vote comment yaaa....
😊😊😊😊😊

Kumpulan Puisi Kahlil GibranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang