Bagian 1: Pertemuan pertama untuk Alana

109 7 0
                                    

"Gue engga pernah tau, hati ini bakal jatuh ke siapa. Gue cuma berharap, hati gue jatuh sama orang yang tepat. Dan mungkin memang lo orangnya" - Sbrnzzs.
------

Namanya Alana nadella yang saat ini sedang berdecak kagum menatap langit. Hanya sebuah langit, tapi entahlah mengapa Alana sangat menyukai hasil karya Tuhan itu. Menatap langit dengan serius membuatnya tak sadar bahwa disebelahnya ada orang yang sedang menatapnya juga.

" Tumben sendirian aja kaya kiper, ekor nya kemana ?" tanya nya sambil cengengesan.

Pertanyaan macam apa itu ? Dan tunggu, tadi itu siapa yang bertanya ? Oh ayolah, Alana asing sekali dengan suaranya. Dengan gerakan slow motion Alana mencoba melihat kearah sebelah nya. Dan ya, Alana menemukan seseorang yang saat ini tengah berdiri disampingnya dengan senyum yang sudah bertengger diwajah nya.

Dia Athaya rangga langit kelana, yang biasa dipanggil langit. Murid yang baru saja pindah ke sekolah nya Alana minggu lalu. Yang saat itu mampu menggemparkan satu sekolah karena kedatangan nya, padahal menurut Alana, Langit itu biasa saja. Beda nya ya cuma di muka, Langit memang lebih tampan dari siswa yang lain. Alana tidak terlalu mengenal nya, hanya sebatas tahu nama dan wajah nya.

" Gue Langit" ujar Langit sambil mengulurkan satu tangan nya yang bermaksud untuk berjabat tangan. Perkenalan gitu lah maksudnya.

"Alana" jawab Alana ketus. Alana ini bukan orang yang suka ketika ketenangan nya diganggu, apalagi dengan orang yang ia tak kenal.

Melihat jawaban ketus dari Alana membuat Langit menurunkan uluran tangan nya. Ga nyangka ya, dia galak kaya singa, kata Langit dalam hati.

"Lo pacar nya Kenzo kan ? Kok tumben ga sama Kenzo ? Biasanya nempel mulu, lagi berantem yaa ?" tanya Langit lagi menampilkan wajah tengil nya.

Alana geram, ia tak suka ketenangan nya diganggu apalagi Langit malah bertanya tentang masalah pribadinya dengan Kenzo. Memangnya, Langit ini siapa sih ? Kenal juga tidak.

"Lo bisa duduk disini kalo lo emang mau, gue pergi" Alana bergegas pergi meninggalkan Langit di taman belakang sekolah itu, namun sebelum Alana berhasil pergi. Langit sudah lebih dulu menarik pergelangan tangan Alana, macam di sinetron itu.

"Yah kok lo pergi sih ? Gue ganggu ya?"

Sudah tahu salah, pakai nanya. Dasar generasi micin.

"Lo itu aneh, kita gak kenal tapi lo bertingkah seolah kita temenan udah lama"

Alana yang awalnya berniat untuk pergi, terpaksa harus  mengurungkan niatnya itu karena ulah Langit. Dan sekarang, dia duduk bersama si ' orang asing '.

"Kan tadi kita udah kenalan, berarti udah kenal dong" lagi. Langit menampilkan wajag tengil nya lagi.

Sepertinya Langit ini suka sekali menampilkan wajah tengilnya dihadapan Alana, faedahnya apa ?

"Serah lo deh yaa, gue capek ngomong sama orang ga waras" kali ini Alana menjawab dengan senyum meledek diwajah nya. Langit bersyukur, walaupun ia hanya diberi senyum sebuah ledekan setidaknya Alana sudah tidak sedingin tadi.

"Padahal dari tadi juga lo ngomong singkat mulu udah gitu ketus lagi" jawab Langit santai.

Hari ini Alana memang mengisi jam istirahat di taman. Berniat untuk menenangkan hati dan pikiran. Taman yang disediakan oleh sekolah ini memang terbilang cukup nyaman bagi Alana, disana Alana bisa merasakan ketenangan. Namun sayangnya, ada orang yang menggangu ketenangan nya. Yang mungkin saja akan mengganggu hari nya yang akan datang.

Saat bel istirahat pertama berbunyi, Langit memang berniat untuk pergi menuju taman. Untuk menenangkan pikiran dan melupakan masalah nya sejenak. Namun, ia melihat ada perempuan yang sedang asik menatap langit disana. Bukan nya pergi meninggalkan taman, Langit malah tertarik untuk jalan mendekat kearah perempuan tersebut. Ternyata perempuan tersebut adalah Alana. Langit kenal dengan perempuan itu, sebenarnya Langit sudah beberapa kali melihat Alana, Alana bersama sang kekasihnya.

Hadirnya KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang