Sampai kapan?

54 1 8
                                    

1

Rasanya baru kemarin kita tertawa bersama, mengerjakan pr, bernyanyi, berfoto, bahkan sampai menjahili orang lain bersama-sama dan kita senang. Tapi yah, ternyata kurang lebih sudah 1 tahun aku dan Faisal putus.
Rasanya aku masih bermimpi, apakah benar aku putus? Sekarang yang aku bisa hanyalah melihatnya berlalu-lalang melewati keberadaanku bersama teman-temannya, tertawa, bercengkrama. Hal kecil yang membuatku iri pada setiap orang yang berada di sekelilingnya.

"WoyKenapa lagi sih Rey..  Galau terus. Udahlah Faisal juga kayaknya udah lupa sama lu apalagi dia baru kepilih jadi ketua osis kan kemarin."  ucap seseorang yang sangat aku kenali suaranya. Dia adalah Rina, sahabatku dari kelas X ya sebenarnya ada dua orang lagi yaitu
Dilla dan Mira.

Aku akan cerita sedikit soal Rina, dia memiliki wajah yang manis dan mata yang lebih besar dariku. Dia bersikap layaknya dia ibuku dan memiliki banyak kesamaan soal perasaan. Dia lebih tau yang aku rasakan dibandingkan dua sahabatku yang lain. Dia memiliki pacar yang berada satu tingkat lebih tinggi kelasnya dibanding kami. Kurang lebih dia sudah berpacaran selama 2 tahun. Rina orangnya agak sensitif mungkin karena perasaannya terlalu halus? Kadang bercandaan kami dia sering baper apalagi kalau dia sedang dalam masa bulanannya. Tapi aku nyaman dengannya, aku merasa dia adalah ibu keduaku. Tapi kita harus terpisah saat kelas XI dia berada dikelas XI IPS 1 tepatnya di sebelah kelasku.

***

"Tau gak Rey, kemarin si Dirga ke rumah gue terus dia kasih coklat sama bucket bunga didepan keluarga gue. Ah seneng banget gila! Kalo bisa gue videoin tuh momen harus benar benar diabadikan" ujar Rina penuh semangat

"Iya Ringue tau rasanya jadi loe kok. Selamat yaaa!! " ucapku memperhatikannya dengan senang.

"WeyDisini loe berdua daritadi kita cariin juga." seru salah satu orang yang bersuara cempreng berada dibelakang kami. Dia adalah Mira.

Mira, dia salah satu sahabatku juga. Dia memiliki postur tubuh yang berisi dan pipinya sangat chubby. Dia pintar dalam matematika, dan dia orang pertama yang bisa menghafal huruf kaganga (bc: salah satu nama kumpulan huruf tradisional sunda yang sekarang sudah jarang digunakan dan sedang diusahakan pemerintah untuk dibudayakan) diantara yang lain. Dia juga menjuarai lomba itu. Kami memiliki banyak kesamaan, kami menyukai alat musik kecapi dan masalah percintaan wah jangan ditanyakan. Dia bisa dibilang "player" oleh orang lain yang mungkin tidak mengenalinya dengan baik. Karena memang mantannya sangat banyak dan sering berkawan dengan lelaki. Dia ramah, friendly,  dan supel tentunya. Mungkin itu salah satu alasan para lelaki menyukainya.

"Kita? Kita siapaLoe sama siapa Mir? " tanya Rina pada Mira.

"Lah gue sama Dilla" dia kemudian menengok. "Lah Dilla kemana ya" tanya dia pada dirinya sendiri.

Tak lama kami mendengar suara perempuan yang terdengar kesal. Kami pun menengok kearah datangnya suara yang semakin lama semakin mendekat.

"Apa banget sih tu orang, gue kesel banget coba! Masa tadi gue dipanggil, pas nengok pada diem semua. Sampe 4x kayak gitu, gaada yang ngaku. Pas gue marah pada ketawa" katanya dari kejauhan terdengar sangat kesal dan cemberut, dia kemudian menghampiri kami. Ya dia adalah Dilla.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kau adalah alasan.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang