Chapter 3

84 10 0
                                    

Setelah terdengar ketukan tiga kali, pintu ruang guru pun terbuka. Menampakan seorang gadis berambut pendek yang tengah berdiri di depan pintu sambil memeluk buku catatannya. Shiro berjalan masuk dengan langkah ringan seraya mengucapkan salam, hingga langkahnya terhenti di samping meja seorang pria paruh baya yang terlihat sibuk dengan pekerjaannya. "Permisi, Satou-sensei," panggil Shiro sopan. "Aku sudah menyelesaikan tugas sastra Jepangku." Sang gadis menyodorkan buku catatan yang sebelumnya ia peluk kepada guru sastra Jepangnya sekaligus wali kelasnya.

"Oh, sudah selesai. Kerja bagus Yoshioka-san," puji sang guru seraya mengambil buku Shiro dan tersenyum ramah.

Shiro mengangguk kecil. Ia menutupi rasa jengkelnya dengan senyuman tipis yang ia lemparkan pada Satou. Bagaimana tidak jengkel, pelajaran sastra Jepang adalah pelajaran terlemah Shiro, butuh perjuangan habis-habisan untuk mengerjakan tugas sastra Jepang yang satu ini Dan berkat tugas itu Shiro harus pulang lebih telat dari pada yang lain. Ada juga sedikit perasaan kesal dengan sepupunya, Hideaki yang berhasil menyelesaikan tugas ini sama sekali tidak mau membantunya. Laki-laki itu langsung pergi meninggalkan Shiro di kelas seorang diri dengan alasan ia harus latihan band. Intinya, tugas hari ini sangat membuat Shiro frustasi.

Satou mengangguk pelan setelah mengoreksi tugas Shiro secara sekilas. "Baiklah, tugasnya sudah bisa di kumpulkan," ujar sang guru sembari menyimpan buku tersebut di mejanya. "Akan sensei kembalikan besok. Karna menilainya butuh waktu." Lanjutnya sambil tersenyum.

"Baiklah, aku mengerti," balas Shiro singkat.

"Kau sebaiknya segera kembali melakukan aktivitasmu, ini sudah masuk jam kegiatan klub. Oh iya, apa kau sudah menentukan mendaftar klub apa?" Tanya Satou sebelum Shiro mengucapkan salam dan pergi dari ruang guru.

"Umm..." Sang murid meresponnya dengan anggukan kecil. "Aku berencana mendaftar sebagai manager tim voli putra... "

"Kalau kau tertarik dengan voli, kau bisa ikut tim voli putri." Satou sedikit memotong ucapan Shiro dengan suara yang terdengar lebih lantang dari pada suara muridnya.

Shiro mengangkat kepalanya yang tertunduk ketika mendengar ucapan gurunya. "Ah.. a-aku ingin ta-tapi aku tidak boleh memaksakan diri untuk berlari dan melompat," ujar Shiro sedikit gelagapan.

Sang guru sedikit kaget mendengar balasan dari muridnya. Ia lupa kalau Shiro sedikit berbeda dari murid yang lain soal olahraga. Satou tau bahwa Shiro sangat ingin melakukan apa yang Satou ucapkan sebelumnya mengikuti tim voli putri di sekolah , semua itu terlihat jelas dar tatapan sang murid. Tapi sayang, kondisinya tidak memungkinkan Shiro bermain voli.

Untuk sesaat Satou terdiam, memikirkan topik lain untuk mengalihkan pembicaraan. "K-kau bilang kau ingin menjadi manager tim voli putra?" ucap Satou memastikan kembali. Dan Shiro mengangguk sebagai respon, gadis itu nampaknya ingin mengakatakan sesuatu namun Satou terlanjur memotong ucapan gadis itu. "Kalau kau ingin menjadi manager voli putra, kau bisa bicara dengan Naoi-san. Naoi-san kemarilah, ada seseorang yang ingin bicara denganmu."

"Eh?!" Shiro yang belum siap hanya bisa terkejut dan panik. Apalagi ketika ia melihat sosok pria tinggi berjalan menghampiri Satou yang sepertinya dialah Naoi. "T-tapi aku "

"Dia muridku. Katanya dia ingin menjadi manager voli putra. Bukankah kudengar tim putra butuh manager?" Satou menjelaskan, sedangkan Naoi menengok ke arah Shiro. Shiro bergidik terkejut kemudian segera membungkuk memberi hormat. "A-aku Yoshioka Shiro," ujar Shiro memperkenalkan diri.

Naoi tersenyum ramah kepada Shiro kemudian kembali mengalihkan pandangannya ke arah Satou. "Ya... voli putra memang membutuhkan manager. Jadi ini berita bagus," balas Naoi. "Aku Naoi Manabu. Pelatih dan pembina klub voli putra di Nekoma. Jadi kau benar-benar berencana menjadi manager?"

UNRequited [Haikyuu Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang