Chapter 4

77 10 0
                                    

"S-Shio-nee, kumohon!"

Shiori terdiam di tempat, ia menatapi adik sepupunya yang tengah membungkuk di hadapannya dengan kedua tangan ia satukan, memohon kepada sang kakak kelas tentang hal yang sama pada pertemuan mereka sebelumnya. Sejenak Shiori melirik sekelilingnya, beberapa murid kelas 2 lainnya menatapi mereka dengan kebingungan, beberapa termakan rasa ingin tahu dan berdiri tidak jauh untuk mendengar percakapan mereka.

"Shicchan," Shiro mengangkat kepalanya dan menatapi Shiori dengan kedua mata penuh harapan, berharap hati sang kakak sepupu akan luluh. Namun harapannya hancur begitu saja ketika Shiori menggeleng pelan sembari menghela nafas. "Tidak berarti tidak, Shicchan," katanya tegas, kedua matanya menatapi Shiro lekat-lekat.

"T-Tapi, Nee-san," rengek sang adik kelas sembari menggapai kedua tangan kakak sepupunya. "Kumohonlah, pikirkan kembali!" pintanya. "Kemarin aku sudah bertemu dengan tim voli putra, mereka semua baik dan tugas manajer itu tidak sesulit yang kau kira. A-Aku yakin anggota lainnya juga dengan senang hati akan membantumu kalau kau ada masalah," jelasnya. "Karena itu, kumohon pikir ulang!"

Kening Shiori mengerut. Ia perlahan mengusap batang hidungnya dan menatapi sang adik kelas dengan datar. "Shiro," mendengar namanya disebut tanpa nama panggilan membuat Shiro bergidik ngeri, ia menatapi kakak sepupunya dengan kedua mata terbuka lebar, khawatir dengan apa yang akan dilakukan olehnya. "Dengar, aku tahu kau sangat ingin menjadi manajer, kau sangat ingin tetap memiliki koneksi dengan olahraga yang sangat kau cintai itu, dan aku tahu kau tidak berani mengurusi sekumpulan laki-laki seorang diri. Tetapi ketahuilah kalau aku sendiri juga sibuk," katanya dengan tegas.

Dengan malu Shiro menundukkan kepalanya dalam-dalam, berusaha untuk tidak membuat kontak mata dengan kakak sepupunya. "S-Shio-nee.. aku tahu kau sedang sibuk dengan semua yang sedang terjadi saat ini. T-Tetapi, meskipun begitu bukankah kau tidak perlu mengambil beban-beban itu sendiri? A-Ada aku dan Hide, kami bisa membantumu. Bibi juga bisa! K-Kalau kau menjadi manajer pun.. aku ada di sana, anggota lainnya juga sangat baik! Mereka bisa membantumu!"

"Shiro, maaf," Shiori menghela nafas sembari mengusap kepala adik sepupunya. "Tetapi aku tetap tidak bisa menerima permintaanmu," katanya. Ia menggigit bibirnya sendiri ketika melihat Shiro menunduk dengan penuh rasa malu dan rasa bersalah, ia pun menutup matanya dan menghela nafas lagi. "..maafkan aku," ia menunduk. "Sungguh, aku mau membantumu, Shiro, tapi.."

Mendengarnya langsung memberikan harapan untuk Shiro lagi. "B-Benarkah? K-Kalau begitu apa yang membuatmu berpikir ulang?" tanyanya.

"Seperti kataku kemarin, aku sibuk dengan sekolah, sebagai murid dan ketua kelas, dan juga kerja sampinganku. Jangan lupakan lagi Ayame dan yang lainnya, mereka tidak bisa kutinggalkan sendiri. Kalau pun aku ada waktu luang, pasti kugunakan untuk beristirahat," katanya. "Kalau aku memang bisa menemanimu, pasti akan kulakukan. Tetapi tidak untuk saat ini," sambungnya.

"N-Nee-san, ayolah.." Shiro menunduk perlahan. "Aku tidak tahu siapa lagi yang harus ku ajak. Semua teman seangkatakanku menolak, Hide sibuk dengan klubnya sendiri. Pilihan terakhirku hanyalah Nee-san, karena aku tahu Nee-san belum ikut klub apapun," katanya. "A-Aku juga yakin Nee-san pasti bisa membantu banyak di klub! Kau kan dewasa dan bisa melakukan banyak hal, lagipula aku juga menemanimu! Berarti aku bisa membantumu! Karena itu, meskipun kau tetap tidak mau.. pikirkan kembali. Kumohon," pintanya.

Shiori menatapi adik sepupunya lekat-lekat. Bohong kalau berkata dia lelah dengan permintaan dari sang adik sepupu, bahkan adik kandungnya juga kerap menanyakannya tentang permintaan Shiro. Tetapi bohong juga kalau misalkan Shiori berpikir dia tidak peduli. Dalam hatinya dia senang Shiro tetap mau menjadi bagian dari voli, dia senang Shiro tidak menganggap voli sebagai hal yang tabu. Di sisi lain ia juga khawatir, adik sepupunya memang terlihat kuat, namun ia masih memiliki sisi yang rapuh. Dia juga khawatir berbagai hal buruk bisa terjadi kalau ia berada bersama sekumpulan laki-laki sendiri.

UNRequited [Haikyuu Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang