5 - Apa ya?

31 4 0
                                    

"Siska... Tunggu akuu..." ucap Dion sambil setengah berlari.

"Kenapa kamu ngejar-ngejar aku? Bukannya aku itu gak penting ya buat kamu?" Siska berbicara sambil terus berlari.

"Kamu kenapa jadi kayak gini? Mana kamu yang dulu? Yang selalu perhatian sama aku, yang selalu khawatirin aku, yang selaku cemburuin aku kalo aku deket sama cewek lain? Mana Siska? Kamu berubah! Mungkin kamu memang gak cinta sama aku" Dion berbicara dengan nada yang sedikit membentak. Hal ini sontak membuat hati Siska hancur sehancur hancurnya.

"Kamu satu-satunya cowok yang mau ngebentak aku! Aku benci sama kamu! Kamu pergiii!" ucap Siska sambil menangis sejadi-jadinya.

Kringgg...
Kringgg...
Kringgg...

Alarm sudah berbunyi dan Siska tiba-tiba terbangun.

"Yaampun ternyata cuman mimpi syukurlah" ucap Siska sambil menghela nafas.

"Tapi kenapa aku bisa mimpi kayak gitu? Apakah ini pertanda kalau Dion akan pergi ninggalin aku? Aku mohon tidak". Kemudian Siska turun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju ke arah jendela.

Ia membuka tirainya. Ia melihat sebuah nama yang dia tuliskan tadi malam. Namanya masih tetap seperti tadi malam.

"Namamu masih tertulis di jendela ini. Begitu juga dalam hatiku, namamu masih dan akan selalu ada di dalam hatiku" ucapnya dalam hati.

---

"Siska... Sini turun sarapan dulu" teriak mama dari lantai bawah.

"Iya ma... Bentar lagi" kemudian Siska turun ke lantai bawah.

Depp...
Depp...
Depp...

Suara langkah kaki Siska terdengar dari lantai bawah.

"Selamat pagi anak manja mama" ucap mama sambil mengambilkan sarapan untuk Siska.

"Ihh mama... Apaan sihh" Siska sedikit kesal dengan panggilan yang diberikan mamanya.

"Hahaha yaudah sini sarapan duku biar gak pingsan di sekolah. Kalo pingsan kasian temen kamu nanti berat ngangkat kamu" mama sedikit mengejek Siska dan membuat Siska sedikit membulatkan matanya.

"Kan mama... Aku gak gendut taukk cuman agak lebar aja hehe" jawab Siska dengan sedikit tertawa.

"Sama aja Siska bawel" kemudian mama duduk untuk sarapan bersama Siska.

"Nasihat mama itu salah. Yang bener itu Siska kamu makan ya karna pura-pura bahagia juga perlu tenaga. Gitu tau ma hahahaha" Siska mengucapkannya sambil tertawa teebahak-bahak.

"Serah kamu aja deh. Kalo orang lagi jatuh cinta gaboleh diganggu" ucap mama.

"Anak ayah udah besar yaa... Uda ngerti cinta. Awas aja kalo nilainya turun ya, hp kamu ayah sita" ucap ayah dengan nada yang sedikit serius.

"Hehe ayah kayak gak tau anak jaman sekarang aja. Iya kok Siska janji, Siska gak akan lupa belajar" ucapnya meyakinkan ayahnya.

Setelah selesai sarapan, Siska berpamitan sama mamanya untuk pergi ke sekolah.

"Mama, Siska berangkat dulu ya... Assalamualaikum" ucap Siska sambil menyalam tangan mamanya.

"Iyaa kamu sama ayah hati-hati yaa... waalaikumsalam" jawab mama sambil melambaikan tangan pada Siska. Saat Siska dan ayahnya sudah hilang dari pandangan, mama masuk ke dalam rumah untuk membereskan piring sarapan tadi.

---

"Yah, Siska sekolah dulu ya. Ayah hati -hati kerjanya yaa. Assalamualaikum" ucap Siska sambil menyalam tangan ayahnya.

"Iyaa kamu yang rajin belajarnya ya jangan cinta terus yang dipikirin. Iyaa waalaikumsalam" jawab ayah yang masih dengan nada serius.
Ayah serius amadd sih jadi orang.

"Iyaa daaa ayahh" Siska melambaikan tangan kepada ayahnya dan jalan menuju gerbang sekolah.

Seperti biasa, setiap pagi ada guru yang berdiri di depan gerbang untuk menyalami anak murid.

"Selamat pagi ibu" Siska memberi salam dengan ramah dan sopan.

"Selamat pagi kembali anak ibu, semoga hari mu menyenangkan" jawab ibu guru dengan sedikit tertawa.

"Aelaa ibu gaol amat sih" jawab Siska dengan tersenyum jail.

Saat berjalan menuju kelas, Siska tak sengaja melihat Dion berjalan di depannya. Ia pun langsung berlari menghampiri Dion.

"Haii selamat pagi" Siska memulai percakapan mereka dengan senang hati.

"Haii juga selamat pagi kembali" jawab Dion dengan nada datar.

"Gimana kabar kamu? uda baikan?" tanya Siska dengan penuh perhatian meskipun Dion selalu menganggap nya cuek.

"Uda buktinya ini bisa sekolah" jawab Dion singkat.

"Ohh syukur lah. Jalan bareng kuy" ajak Siska dengan penuh pengharapan baik.

"Jalan bareng? Maksud kamu?" jawab Dion yang sepertinya tidak mengerti maksud ajakan Siska.

"Iya jalan bareng, jalan bareng ke kelas" Siska berusaha meluruskan niat ajakannya itu.

"Ohh kirain apa, yaudah kuy" Dion menyetujui ajakan Siska. Mereka jalan berdua menuju ke kelas.

"Sungguh hal ini lah yang membuatku merasa nyaman saat aku berada di samping mu. Sikap cuek mu terhadapku aku yakin mungkin itu adalah caramu mencintaiku" gumam Siska dalam hati.

***

Saat kamu berhasil membuat hati ku seakan terbang setinggi langit, aku harap kamu juga tidak akan berusaha untuk membuat hati ini jatuh ke dalam jurang yang paling dalam.

***

Keep reading gaess✌
Vote and comment⚡

@Dzakiyahhh_

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang