halaman 41

2.5K 81 0
                                    

"Kita pulang sekarang iya? Liat hari udah mau gelap nantik kamu dicariin sama ayah" dafa mengecup puncak kepala gadis itu

Nada melepaskan peluknya, dan berdiri diikuti oleh dafa, lalu mereka berjalan menaiki motor yang sedari tadi menjadi saksi bisu cinta mereka berdua

Disepanjang perjalanan hanya keheningan yang menghiasinya, tangan nada yang biasanya melingkar dipinggang dafa kini tak lagi dia memilih menyimpan tangannya ditengah tengah mereka

Tak terasa sudah sampai didepan rumah nada, dengan cepat gadis itu turun dari motor dia ingin sekali berlari masuk kedalam rumah namun harapannya pupus sudah saat dafa menarik tangannya

"Aku bakalan tepatin janji yang udah aku buat ke kamu tapi kamu juga harus janji kalau kamu bakalan lupain aku" dafa mengajukan jari kelingkingnya

Nada merasa sangat sakit mendengar ucapan lelaki yang ada dihadapannya ini, setelah bergelut dengan rasa sakit itu dia melingkarkan jari kelingkingnya

"Lo adalah alasan gue buat jatuh cinta sekaligus rasain rasa sakit yang gak bakalan bisa gue lupain, gue benci sama lo, good luck iya" nada menepuk bahu lelaki itu lalu berlari masuk kedalam rumah

"Pertahanin rasa benci itu nantik juga lo bakalan lupain gue secara perlahan" lirih dafa, matanya menatap punggung gadis yang dicintainya itu berlalu pergi menjauh

Didalam kamar nada mengutuk dirinya sendiri menangis sejadi jadinya meluapkan semua rasa sakitnya.

"Gue benci sama lo gue benci" teriak nada tangannya melempar semua bantal yang ada dikamarnya

"Gue benci..." nada menekukan lututnya dan mengembunyikan wajah dilipatan tangan

***

Dipagi yang cerah ini nada duduk ditempat tidur menatap pantulan dirinya dicermin, dia sudah bersiap dengan seragam sekolahnya, kemudia dia menarik nafas dalam dalam

"Oke nada lo bisa! Lo pasti bisa!" Ucap nada menyemangati dirinya sendiri

"Udah siap sayang?" Tanya ayah dari balik pintu

"Udah yah bentar iya nada ambil tas dulu" ucap nada

Tangannya meraih ransel yang berada diatas tempat tidur lalu berjalan keluar kamar menuruni satu persatu anak tangga menuju meja makan disana sudah ada seorang pria paruh baya dengan senyuman diwajahnya

"Pagi ayah...." nada memeluk pria itu dari samping

"Anak ayah cantik banget pagi ini" pria itu mengecup kening nada

"Kita berangkat barengkan yah?" Ucap nada sambil mengambil satu roti yang berada diatas meja

"Kamu gak sarapan dulu?" Tanya ayah

"Aku sarapan dimobil aja yah soalnya bentar lagi bel" ucap nada

"Yaudah kamu tunggu dimobil ayah ambil ponsel dulu dikamar" pria itu mencubit pipi nada lalu berjalan menuju kamar

Nada melangkah keluar rumah, sesampainya diambang pintu dia melihat seorang disebrang sana sedang tersenyum kearahnya

"Dulu senyum itu yang pengen gue liat tapi sekarang rasanya sakit pas ngeliatnya" gumam nada dalam hati

"Loh kamu masih disini sayang? Gak mau berangkat sekolah?" Tanya ayah merangkul putrinya itu

"Ayoo ayah entar telat" nada menarik tangan ayahnya

StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang