Chapter 001

105 24 55
                                    

"Burung punya sangkar, laba laba punya jaring, manusia punya persahabatan."

-William Blake-

🕊🕊🕊

Author POV 🍂

Nadya menatap sebal ke arah Fara. Gadis di sebelahnya yang sedari tadi ditunggu asik sendiri menulis catatan Bahasa Indonesia. Nadya memegang perutnya sedari tadi keroncongan. "Etdah, lu lama amat sih, Far? Keburu abis nanti stok makanan di kantin. Perut gue laper!"

"Iye, ini bentar lagi selesai kok, Nad. Tenang aja. Kurang 2 paragraf lagi. Hehehe." Ucapnya nyengir.

"Yaelah, Far. Udah ayo. Nanti pinjam catatan yang lain aja. Keburu abis nanti baksonya." Nadya menarik pergelangan tangan Fara.

"Tap.. Tapi, Nad."

"Udah, ngga ada tapi-tapi an. Gue lagi ngidam!" Ucap Nadya asal.

Nadya dan Fara berlari melewati koridor lantai 2. Menuruni beberapa tangga untuk menuju ke kantin sekolah.
Kelas 11 IPS 3 Memang berada di lantai 2. Tak jarang juga jika waktu istirahat penghuni lantai 2 hilang. Suasana nya menjadi sepi dan sunyi.

Nadya dan Fara terlihat pucat dan berkeringat. Irama nafas mereka lebih cepat dari biasanya.

"Lu sih, Nad. Lari-lari kayak orang kesetanan! Gimana kalo gue punya penyakit asma? Kelar hidup gue sekarang." Celetuk Fara menyalahkan Nadya.

"Yang penting lo nggak asma, kan?" Sahut Nadya nyengir kuda.

"Buruan sana, pesen! Tadi katanya ngidam."

Nadya berjalan memasuki kantin. Belum sampai kaki nya menginjak kedalam.

"Eh, Nad-Nad tunggu! Emang lo gituan ama siapa? Wah, Lo udah mulai berani ya sekarang? Udah berapa bulan Nad? Kira-kira nanti Cowo apa cewek ya.." Teriak Fara dengan suara kayak toa masjid.

Sekarang gue jadi sorotan semua orang yang berada di kantin. Dan mungkin sedetik kemudian berita ini akan nyebar ke seluruh penjuru sekolah. Damn! Fara sialan.

"Lu ngingo ya? Ngomong apa sih, Far? Gue cuma bercanda kali. Lo sendiri, gimana? Kata lo kemarin lo habis ciuman sama Si Danu." Balasku dengan juluran lidah dan itu sukses membuat sorotan orang-orang beralih pada fara.

Haha. Rasakan tuh. Skakmat. Emang enak! Senjata makan tuan. Pipi Fara nge-blush mode on.

"Nadya sialan! Beraninya nyebarin hoax! Jangan percaya, gue ga pernah ciuman sama Danu kok." Sanggah Fara.

"Makanya kalo ngga mau di fitnah jangan fitnah orang. Kena sendiri kan. Tuhan itu adil ! Haha." Jawab Nadya lalu bergegas memesan Bakso 3 mangkuk.

"Akhirnya, perutku terisi bahan bakar penuh. Haha." Celetuk Nadya menepuk perutnya.

" Lu gila ya, Nad? Lo makan habis 2 mangkuk. Perut lo terbuat dari apa? " Tanya Fara tak percaya.

" Karet! " Sahut seseorang laki-laki yang melewati meja Nadya dan Fara.

Nadya dan Fara terdiam. Menatap lurus sosok tinggi, jakung, tegap dari belakang.

" Siapa sih itu, Far? Kabel belum di colok in main nyahut aja. " Ujar Nadya kesal.

" Itu kan Es Kutub Utara, Nad! " Ucap Fara sambil membekap mulutnya.

" Maksut lo, Aldi? "

" Iya, bener. Gue ga mungkin salah nebak. Dari perawakan nya aja udah keliatan, Nad. Meskipun dari belakang! "

Carpe Diem 🍂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang