Hope you enjoy this story.
Abaikan typo yang bertebaran!
Happy Reading
Aku sedang asyik menonton kartun Tom and Jerry di Tv saat bang Deri dengan kamvretnya mengganti chanelnya.
"Beliin abang nasi goreng di depan dong Let" kata bang Deri yang assyik menggonta-ganti chanel TV.
"Ih, ogah. Beli aja sendiri sana. Udah seenaknya ganti chanel TV eh malah nyuruh-nyuruh lagi" tolakku kesal.
"Males banget sih disuruh. Cuman pergi kedepan komplek doang kok. Mau ya?" Rayu bang Deri.
"Enggak! Abang yang laper, ngapain aku yang repot," cibirku kemudian bangkit ingin pergi ke kamarku.
"Abang kasih tau mama soal kamu di panggil BK nih."
Langkahku terhenti seketika dan menoleh tajam menatap makhluk menyebalkan yang sialnya menjadi saudaraku. Jika biasanya anak bungsu apalagi perempuan, pasti disayang kakak-kakaknya, maka aku termasuk pengecualian. Walaupun abang-abangku sering membantuku saat susah, namun tak jarang kesusahankku itu karena mereka. Mereka sering sekali menjahiliku, menjadikanku tameng mereka untuk mengusir para gadis yang mengejar mereka bahkan menjadikanku teman latihan bela dirinya. Emang dasar abang kampret! Adik perempuan kok di jadikan teman latihan bela diri. Karena merekalah akhirnya aku menguasai dengan baik bela diri Judo dan Taekwondo. Kufikir ketika bang Rendi dan bang angga mulai kuliah di luar kota, hidupku akan lebih tenang. Namun aku melupakan fakta bahwa yang paling menyebalkan masih berada di rumah ini.
"Iya iya. Nasi goreng seafood kayak biasa kan?" sahutku penuh kekesalan.
Lihat saja cengiran lebarnya sekarang. Rasanya aku pengen ngebejek-bejek mukanya saja. Punya abang kok suka banget sih ngejajah adiknya sendiri. Papa dan mama ngapain juga pake acara menghadiri pesta ulang tahun perusahaan segala. Gak tau apa, anaknya yang cantik ini selalu di jajah kakaknya setiap mereka pergi.
"Yoi. Nih uangnya. Sisanya buat kamu beli cemilan"
Bang Deri memberikan uang 50 ribuan padaku. Satu hal yang ku sukai dari bang Deri. Bang Deri gak pernah pelit denganku. Seperti saat ini, harga nasi goreng pesanan abang harganya hanya 15 ribu, dan dia memberikan kembaliannya yang 35 ribu untukku. Ini semua karena abang sudah punya penghasilan sendiri. Dia bekerja di dojo Judo dekat sekolah kami setiap sore. Dia bertugas membantu melatih anak-anak yang baru belajar judo.
"Makasih abang ganteng," kataku dengan senyum lebar.
"Giliran dikasih duit aja, langsung manis" cibir bang deri yang kuabaikan begitu saja.
Aku melangkah ke kamar untuk mengambil jaket hoodie dan handphoneku. Aku bersenandung pelan mengikuti lagu yang sedang ku dengarkan sambil mmenyusuri jalanan komplek yang sunyi. Malam-malam seperti ini, terutama setelah hujan deras sejak tadi sore tentu saja membuat semua orang malas untuk keluar dari peraduannya yang hangat. Bahkan diriku juga niatnya tidak ingin keluar rumah, apa daya bos besar telah memberikan perintah.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Devil
Teen FictionAnother story about bad boys. Tak pernah terbayangkan bagi Alena bahwa dirinya akan terlibat dengan lima orang paling berpengaruh di sekolahnya. Dia tak menyangka akan berinteraksi begitu dekat dengan 5 Devil, 5 siswa populer yang terkenal akan waja...