Langkah kakinya terdengar sangat jelas saat dirinya berjalan memasuki rumahnya dengan langkah tegas miliknya. Dibelakangnya Kakashi berjalan mengikuti sang tuan dengan beberapa dokumen hasil rapat ditangannya hari ini.
"Kau sudah lakukan apa yang kukatakan?" tanya Naruto sambil menaiki anak tangga yang akan membawanya kelantai dua rumah itu.
"Iya, sudah saya lakukan. Saya sudah urus surat kepindahan Sasuke-sama kesekolah barunya dan meminta pihak sekolah lama untuk merahasiakan kepindahannya. Saya juga sudah siapkan segala kebutuhan sekolah Sasuke-sama dan juga pakaian sekolah serta sehari-hari Sasuke-sama" ucapnya menjelaskan pada sang tuan.
"Kerja bagus, Kakashi" pujinya sambil menganggukan kepalanya.
"Oh ya, Naruto-sama" ucapnya memanggil sang tuan ketika sang tuan hendak mengambil kunci kamarnya.
"Ada apa?" tanyanya sambil perlahan memasukan kunci kamarnya dan hendak membukanya.
"Apa saya perlu siapkan mainan untuk Sasuke-sama?"tanyanya membuat Naruto mengernyitkan dahinya bingung.
"Mainan?" beonya.
"Ya. Mainan, Naruto-sama. Saya pikir Sasuke-sama tentunya masih seorang anak berusia 13 tahun yang masih menyukai mainan. Apa saya juga perlu menyiapkan mainan agar Sasuke-sama betah dirumah, Naruto-sama?" tanya Kakashi dengan sopannya pada Naruto. Narutopun terlihat berpikir sebelum akhirnya bersuara.
"Itu, biar aku saja yang urus" ucapnya membuat Kakashi mengangguk patuh "Kau sudah tahu makanan apa yang dia suka?" tanya Naruto pada Kakashi.
"Ya. Saya sudah menyuruh para koki untuk memasak menu kesukaan Sasuke-sama" jawab Kakashi membuat Naruto tersenyum puas.
"Bagus. Buat dia senyaman mungkin tinggal disini dan katakan padaku jika dia menginginkan sesuatu" ucap Naruto lalu memasuki kamarnya setelah melihat anggukan patuh dari Kakashi.
Setelah itu pun Kakashi berbalik pergi kembali ketempatnya.
Narutopun mendekat keranjang kamarnya dan menatap tubuh telanjang milik Sasuke. Lalu beralih menatap wajah putih mulus yang kini memerah akibat bekas tamparan darinya pagi tadi.
"Pingsan heh?" ucapnya lalu menarik tali yang terdapat pada penis kecil milik Sasuke. semburan spermapun mengucur deras dari penis kecil milik Sasuke membuat tubuhnya menggeliat dengan tubuh yang masih terikat. Naruto juga melepas virator pada lubang anusnya perlahan sebisa mungkin tak membuat Sasuke terbangun lalu dia juga melepaskan tali yang mengikat tangan dan kaki Sasuke.
Tangannyapun diulurkannya untuk menyingkirkan rambut Sasuke yang menghalangi pandangan matanya untuk menatap wajah malaikat cantik didepannya. Lalu mengecup bibirnya itu perlahan. Hanya sebuah kecupan lalu Naruto beranjak masuk kedalam kamar mandi untuk membersikan dirinya saat melihat hari telah beranjak cukup sore.
Mataharipun hampir terbenam dengan sisa cahayanya yang mencoba menyusup masuk memaluli jendela kamar ketika sepasang mata onyx membuka kelopaknya dengan perlahan. Memandang sayu keatas dinding langit.
"Apa yang tadi itu hanya mimpi?" gumamnya lalu tiba-tiba matanya membelalak saat menyadari dirinya sama sekali tak mengenakan pakaian. Dengan paksa sasuke mendudukan tubuhnya dan memandang sekitar. "Jadi ini nyata?" lirihnya pada diri sendiri dan meremas selimut dengan gemetar. Tubuhnyapun tak lagi terikat. Mata onyxnya menatap cairan yang menodai perut dan ranjang itu. Dengan perlahan tangannya menyentuh cairan itu.
"Cairan apa ini?" gumamnya mendekatkan tangannya yang menyentuh cairan itu pada wajahnya.
"Tentu saja spermamu. Memangnya milik siapa lagi" tubuhnya seketika menegang saat mendengar jawaban dari arah pintu kamar mandi. Sosok Naruto berdiri tegap tanpa pakaian dan hanya mengenakan handuk yang menutupi area bawah tubuhnya. Helaian rambutnyapun masih terlihat sangat basah. Permata shapire yang memandang dingin pada Sasuke. perlahan tubuhnya yang berbalut kulit tan dengan otot-otot terlatih itu melangkah menuju lemari pakaian lalu memilih pakaian yang akan dirinya kenakan.