Morning Routine

8.2K 660 3
                                    

Manik kecoklatan itu terbuka saat alarm yang dipasang di smartphonenya berbunyi nyaring. Pinggangnya sungguh sakit, akibat dari perbuatan Karka semalam. Ah, seharusnya Karka menahan diri semalam. Pria itu tahu dia akan sekolah sekarang namun apa yang dilakukannya? Membuat seluruh badannya ngilu sampai untuk berdiripun ia tak mampu?

" Emm..... Honey, kenapa kamu bangun sepagi ini? Aku masih mengantuk" rajuk Karka yang terusik mendengar bunyi alarm Arfan.

" Aku ingin sekolah Karka. Antar aku ke kamar mandi agar aku bisa membersihkan diri. Badanku sakit semua." pinta Arfan.

Karka terbangun dari posisi tidurnya. Wajahnya mengguratkan rasa bersalah disana.

" Apa aku bermain terlalu kasar tadi malam? Maafkan aku sayang. Mungkin sebaiknya kamu beristirahat dirumah hari ini. Lagipula, Juna tidak akan bisa mengantarmu hari ini. Berada disampingku adalah pilihan teramanmu hari ini. Setidaknya, sampai Juna sembuh kau akan tinggal disampingku dan hanya bersamaku. Untuk sekolah  kau tidak perlu khawatir, tidak akan masalah selama aku memegang kuasa disana"

Arfan menggeleng. Tidak lagi. Ia tidak ingin sepanjang harinya hanya dihabiskan dengan duduk di kotak emas yang dibuat Karka. Ia butuh udara segar sekali-kali.

Ia butuh bebas.

Melihat wajah merajuk Arfan membuat Karka tidak memiliki pilihan lain selain menuruti keinginan Arfan. Lagipula, dia sendiri yang berjanji akan membebaskan Arfan dalam masalah sekolah selama ia sekolah ditempat yang dipilihkan Karka kan? Perkataan Ryfa memang ada benarnya. Trauma Arfan akan semakin parah jika Karka terus mengurungnya dalam sangkar. Sebesar apapun kepatuhan Arfan, ia tetap manusia biasa yang menginginkan kebebasan. Terlebih lagi, seluruh warga sekolah itu sudah tahu siapa itu Arfan apalagi Karka.

" Aku yang akan mengantarmu sampai Juna sembuh. Untuk sekarang, mari bersihkan bekas spermaku agar kita bisa sarapan dengan nyaman" goda Karka sambil mengangkat Arfan dalam gendongannya.

Ia sedikit terkekeh saat melihat wajah Arfan yang memerah sepenuhnya. Tangannya yang kecil ia kalungkan di pundak kokoh Karka, ia tidak mau jatuh walaupun Karka telah memeluknya begitu erat.

Ah..... Melihat wajah merona Arfan dipagi hari memang yang terbaik.

-

-

" Arfan"

Panggilan itu menghentikan gerakan si pemilik nama yang baru saja akan mendudukan pantatnya di salah satu bangku meja makan yang besar. Pernah sekali Arfan bingung, untuk apa Karka memesan meja makan yang begitu besar saat yang makan disana hanya mereka berdua. Namun, tak lama setelah itu Arfan sadar, Karka melakukan itu agar jika seorang tamu datang berkunjung, mereka bida duduk jauh dari Arfan. Membiarkan mereka memandang iri Arfan yang memiliki tempat duduk khusus pemberian Karka.

" Apa kau lupa tempat dudukmu?" tanya Karka sambil menepuk pahanya yang sudah duduk dengan nyaman di kursi kebanggaannya.

Ya. Tempat spesial itu adalah duduk di pangkuan Karka. Arfan selalu melakukannya selama ini.

Arfan menghampiri Karka dalam diam, mendudukan pantatnya di paha Karka dan membiarkan pria itu memainkan rambutnya sambil sesekali menghirup aroma khusus tubuhnya.

Mereka terus memakan makanannya dalam keheningan. Well, sebenarnya Arfan hanya diam sedari tadi. Karena, makanannya secara eksklusif diasuapi oleh Karka, yang sesekali menciumi wajahnya karena gemas.

-

-

" Hubungi aku saat sekolah telah bubar sayang" pesan Karka sebelum melanjutkan perjalanannya menuju kantor. Sejenak Arfan mengangguk, dan kesempatan itu Karka pakai untuk mencium bibir mungil Arfan. Ia tidak peduli sekalipun ini adalah area parkir yang terkenal ramai. Karka adalah penguasa dan tidak ada satupun orang yang berani membantahnya.

Sedangkan Arfan hanya diam dan menikmati ciuman itu. Ia baru sedikit meronta saat merasa pasokan udaranya mulai menipis. Dan tidak lama kemudian, Karka melepaskan ciuman mereka.

" I love you baby" ucap Karka sambil mencium pipi Arfan dengan gemas.

" I know it" balas Arfan kecil sambil memperhatikan mobil Karka mulai menjauh dari parkiran sekolahnya, sebelum kakinya ia arahkan ke gedung sekolah mewah milik Karka.

New update from me an amateur author~

As usually part pendek akan dibayar dengan update yang lebih cepat so dont angry after read this part okay?

Sorry for all the typos and other thing. Saya memang malas dalam urusan mengedit😒😒

Thanks untuk saran dari chapter sebelumnya.... Saya akan berusaha untuk mewujudkan itu semua guys~

Sore ja, see you in next chapter

[End] TraumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang