Bagian empat

688 113 2
                                    

Happy reading~~~














Bagaimana caranya hatiku dapat mengekspresikannya
Betapa aku sangat mencintaimu
Aku tidak dapat menatap dunia
Karena kaulah duniaku







Siwon duduk menyendiri di dalam ruang kerja pribadinya, tidak ada seorangpun yang berani masuk menganggunya tanpa seijin darinya. Kali ini, siwon tidak dapat mentolerir kekasihnya, ia kecewa kepada jaejoong, ia tidak terima mengetahui alasan sebenarnya jaejoong menerima lamarannya. Siwon sangat mencintai jaejoong sejak pertama berkenalan dengan gadis bermata doe tersebut, namun sayangnya gadis itu tak merasakan hal demikian kepadanya.

Siwon meremat gelas air minum miliknya, ia tidak peduli jika kekuatan tangannya dapat menghancurkan gelas itu dan melukai tangannya, ia sangat marah dan kecewa.

Siwon tak sengaja mengikuti kemana jaejoong pergi, ia akhirnya tahu bahwa jaejoong ternyata mencintai sahabatnya hangeng dan bukanlah dirinya, ia juga akhirnya mengetahui rahasia adiknya yang ternyata diam-diam mencintai Jaejoong. Ia tertawa miris, semua karena keegoisan ibunya dan kenaifannya, Sekarang ia terluka dan membenci ibunya.

" kenapa eomma melakukan semua ini kepadaku, apa salahku eomma." Lirih siwon meratapi nasibnya, ibunya terlalu egois dan serakah. Jaejoong berniat menghancurkan keluarganya dan semua itu ulah ibunya, haruskah ia menuntut balas kepada ibunya sendiri.

Pintu ruang kerja siwon di ketuk dari luar, terdengar suara ibunya yang memanggilnya. Siwon tidak menyahut, lidahnya menjadi kaku hanya untuk sekedar menjawab panggilan ibunya.






Suasana di dalam kamar hangeng sangat sunyi, pria China itu sudah di perbolehkan pulang karena tidak ada luka serius yang dialaminya.

Hangeng diam, tetapi kedua mata sipitnya terus memandang Jaejoong yang duduk di kursi di samping tempat tidurnya, ia merasa iba dengan gadis itu.

" aku memilih persahabatanku dengan siwon tetap utuh dari pada cintaku yang akan membuat aku dan siwon saling bertengkar, aku tidak mau menghianati sahabatku sendiri." Hangeng berujar dengan tenang, raut wajahnya tetap datar tanpa ekspresi apapun.

Jaejoong tersenyum, senyum penuh kepedihan. Ia tahu ia akan di tolak, tapi ia tidak tahu bahwa rasanya sangat menyakitkan seperti ini.

" aku mengerti, aku tidak menginginkan kau membalas perasaanku. Maafkan aku karena sudah membuatmu babak belur oleh yunho tempo hari." Jawab Jaejoong datar, ia lemas, ia tidak memiliki semangat lagi.

Hangeng ikut tersenyum, ia bangga karena gadis yang di sukainya memiliki hati yang lapang. " gomawo, jaejoong-ah." Hangeng menepuk puncak kepala Jaejoong penuh sayang, ia akan berusaha sekuat tenaga untuk merubah rasa sukanya terhadap jaejoong menjadi sebuah rasa pertemanan, walau ia tahu rasanya sangat sulit.















Jaejoong melangkahkan kakinya tanpa tujuan, tidak di pedulikannya panas matahari yang begitu terik menyengat kulitnya, ia tidak memiliki harapan, keinginannya untuk merebut kembali perusahaan appanya lenyap sudah, ia merasa tak berarti lagi, semua yang ia sayangi pergi meninggalkannya.

Yunho mengemudikan mobilnya dengan amat pelan, mengikuti langkah kaki jaejoong yang berjalan tanpa tujuan, ia khawatir jaejoong melakukan hal yang akan membahayakan nyawanya sendiri.



Langkah kaki Jaejoong berhenti di tepi danau yang tenang, sepi dan sejuk. Jaejoong mengeluarkan ponselnya dari dalam tas miliknya, ia coba menghubungi siwon namun suara operatorlah yang menjawabnya, berulang kali ia mencoba menghubungi siwon namun jawabannya tetap sama, siwon mematikan ponselnya.

Oh ! My Lady...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang