tre

36 6 0
                                    


"Jika sebuah benda bermassa delapan newton, dengan luas penampang seperti ini, berapa joule tekanan yang diberikan?"

BRAK!

"Hei, hei, jika ada orang berbicara tolong diperhatikan!"

Ucapannya yang sedikit menyentak mendapat respon menoleh seisi kelas, namun tidak berlangsung lama, paling hanya tiga detik. Yah, seperti biasanya.

Yap, the worst and only. Limited edition! Mana ada lagi yang sehancur ini!

"Enam puluh empat joule, bu,"

Err, tidak terkecuali gadis itu. Tidak ada yang tahu asal mula kedatangan gadis tersebut di kelas mereka.

"Eh, ya, benar,"

"Kalian semua harus seperti dia, harus bisa mengerti pelajaran saya, mengerti?"

Lebih parah, mengobrol, mendengkur, bagai tak berpenghuni.

Dan, tentu kita tahu apa yang guru itu lakukan dengan kelas itu.


***

"Alicia!"


"Ayo! Cepat ke kantin!"

Suara teriakan seorang gadis masuk menggema ke kelas XI IPS 7. Seluruh kelas hanya menatap penuh tanda tanya ke arah seorang gadis di pojok kelas, yang menjadi lawan bicaranya itu.

"Bentar!"

"Abellia!"

Dengan tergesa-gesa, ia memasukkan buku-buku dan peralatan tulisnya kedalam tas, lalu membawa dompetnya ke luar.

"Aduh!"

Tanpa disengaja, apalagi direncanakan, ia menyenggol meja seseorang, seorang laki-laki, yang dari tadi terus terpaku dengan buku yang ia tulis. Ya, kertasnya tercoret saat mejanya bergerak, jauh sekali, sejauh Anyer-Panarukan.

"Ah! Bukuku! Kalau jalan lihat-lihat, dong!" ujar pria tersebut dengan nada sedikit meruncing.

Sesaat pria itu mendongak ke atas, lalu memincingkan matanya.

Gadis itu sedikit menunduk, menyembunyikan raut wajahnya yang entah bagaimana saat ini.


"Maafkan aku,"


Pria itu hanya bisa menatap gadis itu berlari, menjauh, dengan tampang menganga, membeku.

***

Ting,

Ting,

Ting,


"Al, kamu kenapa. sih?"


"Ini sudah hampir satu jam, pastamu belum habis-habis juga. Nih, aku sudah habis dari setengah jam yang lalu,"


Tidak ada satu pun respon dari seberang. Hanya sebuah dentingan pisau yang dibuatnya. Kepalanya tertunduk malas dengan tangan yang menahannya.


Ting,

Ting,

Ting,



"Al, Al,"


"Hei, kamu!"


"Ah! Apaansih?!" serunya kesal karena lawan bicaranya terus menerus mengucapkan namanya.


Namun, ketika ia menoleh, Abel diam tak berkutik.


Suara berat kembali mengucapkan namanya.


"Kamu, Alicia,"





belloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang