RUMAH 'te'TANGGA

5.4K 355 44
                                    

Kau sungguh terlihat cantik. Aku mendambamu bahkan dari kita masih di taman kanak-kanak. Kau baik, lembut namun juga kuat disaat yang sama. Rumah kita berdekatan. Bahkan jaraknya hanya sekitar lima meter. Pula kamar kita saling berseberangan.

Aku hanya seorang asing. Hanya seorang bocah pindahan yang dititipkan dirumah neneknya. Tapi, pertama berjumpa aku sudah memusatkan pandanganku hanya padamu. Hanya kau Hinata. Kau cinta pertamaku. Walau saat itu aku belum tahu apa itu cinta.

Dari kamarku aku bisa melihat kamarmu dan juga dirimu. Beruntungnya mungkin kacamu tembus pandang berbeda dengan kamarku. Aku bisa melihat kau yang sedang mengerjakan tugas sekolah. Kau yang sedang tersenyum sambil mendengarkan musik melalui earphone bahkan kau yang sedang berganti pakaian aku juga bisa melihatnya. Dari sini, dari kamarku.

Badanmu indah, sangat indah. Aku menyukai semuanya. Sering kali aku berfantasi liar karena dirimu. Fantasi liar yang membuatku harus berlama-lama berada di kamar mandi dan menghabiskan stok tisu dirumahku. Membuat nenekku sering kali mengomel karenanya.

Hinata kau sungguh indah. Pandanganku hanya terpaku padamu.

Di tahun kedua saat kita berada di tingkat High School, aku  mendengar dan melihat kau memiliki seorang kekasih. Pertama kali aku melihatmu yang tidak berhenti tersenyum dan menceritakan dirinya padaku. Hinata, kau terlihat sangat mencintainya. Apa aku tidak punya kesempatan lagi?.

Kalian sering menghabiskan waktu berdua. Lalu apa yang aku lakukan? Aku hanya mampu memandangi kebahagiaanmu dari jauh. Dari sini, di tempatku berdiri sekarang. Hinata aku cemburu.

Remasan kuat aku rasakan saat tanpa sengaja manik biruku melihat kalian berciuman, kau dan dia saling bertukar cairan melalui mulut. Tanganku mengepal dan aku berlari sekuat tenaga membuang sekotak bekal yang aku buat secara khusus dan susah payah hanya agar aku bisa makan siang bersamamu. Hinata aku terkejut.

Melihat kalian, kau dan dirinya seperti itu membuat jantungku terasa mati. Bahkan aku membolos selama tiga hari, hingga kau datang dan melihat keadaanku. Aku kacau Hinata. Aku kacau tanpamu.

Di hari kelulusan kita, kau dan kekasihmu mengumumkan acara pertunangan kalian. Sekali lagi aku terluka dan hanya bisa memasang senyum paksa. Aku memasangnya dengan paksa hanya karena aku tidak sekuat orang lain dan tidak ingin terlihat rapuh di depanmu. Aku tidak sanggup melihatmu bersanding dengan pria lain. Hinata ku mohon lihatlah aku. Tidak bisakah?

Dengan tekad bulat aku menyusul kedua orang tuaku dan melanjutkan pendidikanku di Inggris. Aku memutuskan meninggalkanmu Hinata. Meninggalkan kau yang sebentar lagi akan berbahagia dengan tunanganmu tanpaku. Aku pergi membawa rasa sakit karena tidak bisa memilikimu. Hinata aku patah hati.

Empat tahun sudah berlalu. Kau sudah menikah dengannya. Setidaknya itulah yang aku pikirkan saat undangan pernikahanmu sampai ditanganku. Maafkan aku Hinata aku tidak sanggup untuk datang. Bahkan sekarang aku juga sudah menikah dengan gadis lain. Setahun lebih cepat darimu. Hinata kau memang tidak akan pernah jadi milikku.

Tahukah dirimu Hinata, Istriku sangat mirip denganmu.kalian terlihat sama. Istriku tidak kalah cantik darimu dengan rambut pirangnya dan juga warna mata keunguan. Aku menyukainya namun tidak bisa mencintainya. Dia gadis yang Ayahku jodohkan karena bisnis. Kami berbahagia. Aku tidak munafik, aku bahagia bersamanya. Tapi kau masih yang utama dihatiku. Hinata aku merindukanmu.

Namun sekali lagi kebahagiaan itu terenggut.

Istriku menggugat cerai. Dia lari dengan kelasih gelapnya. Meninggalkanku dengan seorang anak. Anak dari hasil pernikahan kami yang hanya berjalan setahun. Boruto. Itulah nama yang aku berikan padanya. Aku tidak merasa sedih saat dia -istriku meninggalkanku. Hatiku hanya sedikit kecewa. Kecewa karena dia -istriku menelantarkan anak kami. Butuh beberapa tahun untukku kembali menguatkan hati dan belajar menjadi orang tua tunggal.

ONE SHOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang