Kau yang kucintai

4K 274 59
                                    

Sepanjang lorong terlihat sepi. Beberapa menit yang lalu terdengar teriakan kesakitqn meraung dimana-mana. Sepasang jejak kaki istimewa menapak di lantai yang terbuat dari kayu. Istimewa karena jejak itu berwarna merah. Merah karena terbuat dari darah. Entah apa yang dilakukan si pemilik kaki itu.

Disamping jejak kaki itu pun terlihat banyak sekali tetesan darah di kanan dan juga kirinya. Jejak kaki itu menghiasi seluruh lorong di sepanjang bangunan ini.

"Tinggal sedikit lagi. Sedikit lagi dan aku bisa memelukmu kembali" gumaman lirih itu terdengar seiring suara pintu kayu yang bergeser pelan.

.

.
"Inilah persembahanku untukmu"

***

Aku selalu melihatmu dari kejauhan. Menatap segala tingkah laku dan juga wajahmu yang bersinar terang. Kau begitu menyilaukan dan begitu menarik perhatian.

Pesonamu bukan hanya aku yang mengaguminya. Kau sungguh indah walau kau hanya bersikap seadanya dirimu. Kau berbeda tapi kau istimewa. Tak perlu terlalu keras bagimu untuk membuat orang ain jatuh dalam pesonamu, jatuh terlalu dalam untuk mengagumimu. Bagi mereka kau sempurna. Bagiku juga kau adalah yang terindah. aku mendambamu.

Aku hanya seorang lelaki miskin yang tidak memiliki apa-apa. Aku hanya seorang lelaki yang serba kekurangan dalam hidupnya. Seorang lelaki yang memandang terlalu tinggi untuk bisa memilikimu. Membuatmu berada disisiku hingga akhir hayat ini. Tapi bukankah rasa cinta memang begitu. Kau yang sempurna seperti itu apakah mungkin aku bisa?. Hinata aku sungguh ingin memilikimu bagaimanapun caranya.

.

.

"Halo! Bolekah aku duduk bersamamu?. Seluruh bangku sudah penuh"

Lamunanku buyar saat aku mendengar suara tak asing bagiku. Suara yang benar-benar membuatku selalu terjebak dan tidak bisa berpaling kemanapun. Suara ini milikmu.

"Hyuuga-san?"

Aku bertanya antara kaget dan juga tidak percaya. Kau yang selalu ku lihat dari jauh kini berada tepat di depanku. Tersenyum manis sambil membawa sebuah nampan berisi berbagai macam makanan.

Pandanganku terfokus pada segelas jus jeruk di sana. "Kau suka jus jeruk?" Tanyamu saat melihat pandanganku pada jus jeruk milikmu. Aku hanya tersenyum kikuk dan mengangguk. Aku merasa malu karena kau memergokiku yang seperti meminta gelas itu padamu. Aku pasti terlihat menyedihkan.

"Bagaimana kalau kita bertukar? Aku suka rasa anggur"

Kau berjalan dan menggeser kursi disampingku. Beberapa mata memperhatikan kita namun kau terlihat tidak peduli. Kau yang sempurna berbicara padaku yang penuh kekurangan. Tentu saja ini adalah hal yang aneh bagi mereka. Pula mengingat kita tidak pernah berbicara ataupun saling menyapa sebelumnya.

Kau mendudukkan dirimu disampingku. Menggeser jus jerukmu yang tak mampu kupesan dan mengambil minuman kaleng murah yang bahkan sudah aku teguk setengahnya. "Hyuuga-san!.." aku memegang tanganmu -mencoba mencegah maksudmu, namun kau tersenyum dan tetap melakukannya. Menukar minuman kita.

"Tidak apa. Aku lebih suka anggur." Jawabmu dan langsung meminum tepat dimana aku juga tadi meminumnya. Aku merona dan memalingkan muka. Bukankah itu ciuman tidak langsung? Sadarlah Naruto kau tidak pantas untuknya.

ONE SHOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang