SATU

849 242 227
                                    

Suara gaduh terdengar dari luar. Gadis kecil yang sedang bermain boneka di kamarnya menghentikan kegiatannya.

"Tunggu, beri saya waktu beberapa hari lagi. Jangan geledah rumah saya, di sini tidak ada apa-apa."

Gadis tersebut membuka sedikit pintu kamarnya dan melihat ibunya dan beberapa laki-laki dewasa yang berbadan besar. Dia tidak tahu mereka siapa.

Ibunya menangis. Gadis kecil tersebut hendak menghampiri ibunya tapi ragu. Sialnya salah satu dari laki-laki berbadan besar tersebut melihatnya.

"Oh, gadis kecil ... kau mau main boneka?" tanya laki-laki tersebut mendekati gadis kecil yang mundur selangkah.

Ibunya membulatkan matanya melihat anaknya, "Tidak! Jangan sakiti dia aku mohon! Aku berjanji akan melunasinya besok!"

Laki-laki kejam tersebut mendorong ibunya sampai kepala ibunya membentur lantai dan seketika darah mengalir.

"MAMA!!"

Alya terbangun dengan napas yang tidak teratur seperti sehabis berlari. Matanya melirik sekitarnya mengumpulkan kesadarannya.

Tak lama kemudian pintu kamarnya terbuka menampakan seorang laki-laki seusianya, "Al, kenapa?"

Alya menyibakan selimutnya lalu turun dari ranjangnya tak berniat menjawab pertanyaan Dito. Dia berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum.

Dito mengikuti langkah Alya lalu mengambilkan air putih sebelum gadis tersebut mengambilnya, "Masih sering mimpi buruk?"

Alya mengangguk lalu meminum air putih yang diberikan Dito.

***

"Dit, gue gak suka ya ke tempat beginian."

Dito menghiraukan raut tak suka Alya saat dia mengajak gadis tersebut ke sebuah pasar malam.

"Cuma bentar, lo gak mau naik wahana itu?"

Bianglala. Dulu Alya suka, "Nggak."

Dito mengangguk mengerti, "Kalo gitu lo harus liat ini."

Alya tidak tahu kemana Dito menariknya. Yang dia tahu, setelah lolos dari kerumunan banyak orang tadi, Alya melihat benda mengantung yang dia lupa namanya.

Seolah mengerti, Dito mengambil salah satu benda mengantung tersebut, "Ini dream catcher, penyaring mimpi buruk."

Alya yang tadinya baru memegang dream catcher menarik tangannya, "Terus maksud lo narik gue kesini?"

"Ya ... lo bisa pilih satu buat digantung di kamar lo."

Alya tertawa. Meskipun dia sering mimpi buruk, tapi dia tidak pernah percaya dengan benda yang dibuat manusia juga, "Gue gak percaya sama beginian."

Tbc

***


Hai! Makasih yang udah baca, semoga suka. Maaf ya kalo jelek dan gak jelas :'

Jangan lupa voment yay^

Dream Catcher?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang