DELAPAN

395 61 26
                                    

Aku menyukaimu dengan rasa, bukan dengan kata

***

"Alya naik ojek?"

Hampir saja Alya menabrak Rafka yang menghadang jalannya, "Bukan urusan lo, minggir."

"Kok naik ojek? Motor lo kemana emangnya?"

"Bengkel."

"Gak bilang gue, kan gue kan bisa nganter. Terus ntar lo balik sama siapa?"

Alya berhenti berjalan membuat Rafka disampingnya ikut berhenti juga, "Lo pagi-pagi ngajak gue wawancara?"

"Enggak sih, gue mau ngajakin lo balik bareng. Sekalian gue ajakin makan. Gimana, mau gak?"

"Nggak."

Rafka masih saja bersikeras membujuk Alya agar mau pulang bersama dengannya. Padahal yang dia tahu, banyak sekali cewek-cewek lainnya yang minta dia antar pulang.

Tapi Alya sudah ditawari, ditolak pula.

"Gue.balik.naik.ojek!" kata Alya menekankan setiap kata.

"Ya udah anggep aja gue ojek. Udah ganteng, gratis, gue ajakin makan juga, kurang apalagi coba?"

"Aman?"

Rafka terdiam beberapa detik. Aman? Oke dia tahu maksud ucapan Alya.

"Kalo sama gue yang jelas a--"

"Alya?"

Ucapan Rafka terpotong oleh kedatangan seorang cowok yang ditangannya membawa sebuah buku yang Alya tebak dari perpustakaan.

Dito menyengritkan dahinya melihat Alya dan Rafka, "Lo ngomong sama siapa, Al?"

"Alya ngomong sama gue!" Rafka protes. Bisa-bisanya Dito tidak menganggap cowok seganteng dia.

"Ada perlu apa lo sama Alya?"

Rafka menatap Dito intens, Dito pun juga tak kalah intensnya sampai muncul percikan api permusuhan dari keduanya.

Tidak ada yang mengalihkan pandangannya sampai Alya menutup pintu lokernya keras-keras.

"Al, ntar pulang sekolah jangan lupa ya," kata Rafka sebelum berlalu menuju kelasnya.

***

"Lo sama Rafka pulang sekolah mau ngapain?"

Oke, lupakan Dito yang biasanya selalu mengarahkan pandangannya ke papan tulis putih yang tidak berefek mengantuk padanya.

Tapi kali ini, dia sama sekali tidak fokus karena ingat ucapan Rafka tadi pagi. Terlebih Alya juga tidak membantah ucapan Rafka.

Alya tidak tahu kenapa Dito tiba-tiba minta tukar tempat dengan temannya yang duduk di depannya. Apalagi sekarang Dito mengajaknya bicara.

"Dia mau nganterin gue balik sekalian ngajakin makan."

"Dan lo mau?"

"Dia maksa."

Dito menyengritkan dahinya. Sejak kapan Alya dekat dengan Rafka? Kenapa mudah sekali Alya menyetujuinya?

"Kalo gitu gue ikut. Gue gak percaya lo bakal aman sentosa sama dia."

Tbc

***

Rafka gimana ya? Cerewet, over pede, tukang paksa atau gimana? Btw, Dito rajin banget ya pagi-pagi udah main ke perpus -.-

Jangan lupa voment yay! 🐣

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dream Catcher?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang