ENAM

284 87 44
                                    

Ada kalanya soal rasa memilih menjadi rahasia. Bahkan ketika kau benar-benar menginginkan jawabannya

***

Sepertinya Alya tidak ditakdirkan untuk belajar malam ini. Gadis tersebut menaruh dagunya diatas meja belajar sambil memainkan bolpennya diatas kertas.

Dia membiarkan tugasnya terbengkalai begitu saja. Toh nanti disekolah dia bisa mencontek tugas Farah yang tentunya jauh lebih baik darinya.

Alya bahkan sampai heran dengan dirinya sendiri, sampai kapan dia akan malas-malasan dan selalu bergantung pada Farah?

Ya bukan tanpa sebab sebenarnya. Dia masih belum mempunyai motivasi untuk tidak bermalas-malasan. Dan tidak ada moodboster. Eh.

Alya membuka gorden kamarnya yang berhadapan langsung dengan jendela kamar Dito.

Ternyata Dito sedang mengerjakan tugas. Dan terlihat serius sekali sampai dia tidak menyadari bahwa Alya melihatnya dari jarak beberapa meter.

'Dito bisa semangat gitu ya?' batin Alya.

Namun seperti mendapat telepati, Dito mengangkat kepalanya lalu melambaikan tangannya pada Alya.

Sontak Alya menegakan tubuhnya, mengambil bolpennya lalu pura-pura mengerjakan tugas.

Sedangkan di sebrang sana Dito terkekeh. Dia ingin menghampiri Alya dikamarnya, tapi sayang, tugasnya masih menumpuk.

Ting!

Bunyi notifikasi dari ponsel Alya terdengar. Alya segera meraih ponselnya yang hanya berjarak dua jengkal dari tangannya. Dia tidak bisa jauh-jauh dari ponselnya.

Dito : ngerjain tugas ya?

Ternyata pesan dari Dito.

Alya : ye

Dito : tumben.

Alya : maksudnya?

Dito : tumben lo ngerjain tugas. Biasanya juga bodo amatan, atau nyontek Farah kalo gak gue.

Alya : kapan gue nyontek lo?!

Dito : duh selow mbak, masak lo lupa sih? Kan sering banget tuh lo nyontek gue. Apalagi waktu ulangan.

Alya : sini lo ngomong ke gue kapan ulangan gue nyontek lo?!

Dito : bilang aja kangen mau ketemu gue. Sorry ya, tapi gue masih ngerjain tugas.

Alya : najis!

Setelah itu tidak ada balasan dari Dito. Alya menghela napasnya, bagaimana bisa dia mempunyai teman semenyebalkan Dito?

Ting!

Terdengar notifikasi lagi dari ponselnya saat Alya merapikan kasurnya hendak tidur.

Dito : lo mau tidur ya? Padahal gue mau kesana, tugas gue udah selesai.

Alya sedikit menyesal, seharusnya kini dia masih mengerjakan tugasnya.

Alya : iya, ngantuk.

Dito : udah bisa ngantuk juga ya lo ternyata, haha. Jadi gimana, masih mimpi buruk gak?

Enggak.

Alya : masih.

Cukup lama Alya tidak mendapat balasan dari Dito. Dilihatnya Dito di sebrang sana yang menatapnya.

Ting!

Dito : sekarang lo tidur aja. Baca doa dulu dan jendela lo gak usah ditutup biar gue bisa jagain lo dari sini. Nice dream, Al.

***

Maap chapter kali ini pendek banget cuma chatan antara Dito sama Alya wkwk. Tapi chapter selanjutnya bakal ada tokoh baru kok. *Bener tokoh baru?

Kalo nemuin typo tolong ingetin ya biar aku perbaiki.

Jangan lupa voment yay! 🐣

Dream Catcher?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang