LIMA

315 108 44
                                    

"Pelajaran hari ini ibu akhiri sampai disini. Sampai bertemu minggu depan, dan jangan lupa kerjakan tugas yang ibu berikan."

Pelajaran hari ini telah usai. Semua anak bergegas mengemasi barangnya lalu satu persatu keluar kelas.

"Al, tebengin gue pulang dong!"

Siapa lagi yang meminta diantarkan pulang seperti itu selain Farah? Kalau rumahnya searah, Alya oke-oke saja. Tapi ini? Berlawanan arah.

"Ogah."

"Ih, Alya lo gitu ya sama temen sendiri! Mobil gue lagi di bengkel kemaren abis dibikin nyungsep sama keponakan gue. Lo gak kasihan sama gue?"

Alya tetap mengeleng tak mau. Dia tidak mau dengan bodohnya mengantarkan Farah yang rumahnya jelas-jelas beda arah. Dan jauh pula.

Irit bensin. Dan irit tenaga.

"Ntar gue ganti deh duit bensinnya! Lo mah tenang aja, yang nyetir gue deh!"

"Lo cenayang?" Tanya Alya yang sudah ketiga kalinya pikirannya di tebak oleh Farah dalam satu hari ini.

"Baru tahu lo."

Mata Alya melebar, jadi selama ini Farah...

"Nggak, becanda ah. Mana mungkin gue cenayang. Kalo bener sih, gue pasti udah tahu isi otaknya si doi." Sambung Farah.

Alya menekan bibirnya dalam satu garis. Berteman dengan Farah, dia harus tahan banting dengan sikap menyebalkannya.

"Ya udah lah kalo lo gak mau nebengin gue, gue minta nebeng sama Dito aja."

Dan tak lama kemudian Dito yang kebetulan juga akan menghampiri Alya sudah berada di depan Alya dan Farah.

"Apa, Rah?"

"Gue nebeng sampek rumah ya. Mobil gue lagi di bengkel."

"Rumah siapa?"

"Rumah gue lah ... Masak rumah elo sih."

Dito mengaruk kepalanya. Dia tidak mau mengantarkan anak orang sembarangan sedangkan moodnya sedang buruk. Sangat buruk.

Lalu Dito kembali ingat tujuannya. Dia menahan Alya yang akan keluar kelas, "Lo mau kemana?"

Entahlah Dito yang bodoh atau karena moodnya sedang buruk jadi dia tampak bodoh.

"Pulang lah!"

Dito nyengir, hanya karena mood saja dia tampak bodoh. Tapi sekarang, moodnya mulai membaik.

"Kunci motor lo mana?" Tanya Dito membuat Alya menyengritkan dahinya. Untuk apa Dito meminta kunci motornya?

"Buat apa?"

"Siniin dulu."

Ragu-ragu Alya memberikan kunci motor maticnya pada Dito. Dengan cepat Dito mengambilnya sebelum Alya berubah pikiran. Cukup tahu saja dia kalau Alya mudah sekali berubah pikiran saat ragu.

"Nah, Rah," Dito menoleh pada Farah, "Lo mau naik motor gue atau Alya?"

Farah tercengang, "L-lo mau gue naik motor lo? Yang bener aja! Gue cewek kali. Ya jelas gue milih motornya Alya."

"Ya udah nih bawa pulang motornya Alya. Gak usah dikembaliin gue ikhlas."

Alya melotot lalu hendak menyambar kunci motornya. Namun Dito sudah memberikan kunci motor tersebut ke dalam tas Farah.

"Udah lo pulang sama gue, ayo!" Kata Dito menarik Alya keluar kelas.

Tbc


***

Dito gitu amat ya sama Alya -.-

Oh ya, makasih yang udah voment di chapter sebelumnya dan ngingetin penulisanku yang salah. Tunggu chapter berikutnya ya.

Jangan lupa voment yay!  🐣

Dream Catcher?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang