cerita

244 19 1
                                    

aku bercerita dengan gambar. aku bercerita dengan goresan-goresan warna atau dengan lembaran-lembaran foto yang tercetak.

aku mulai bercerita pada saat titik tergelap sebelum matahari memunculkan dirinya. terkadang, aku mulai bercerita ketika kamu sudah terlelap, ditemani oleh hembusan napasmu yang mulai teratur, yang terdengar dari panggilan tengah malam yang tak pernah aku matikan meskipun kamu telah menutup mata untuk mengakhiri harimu yang melelahkan.

aku bercerita dengan gambar, karena kata-kata sepertinya tidak ingin berteman denganku--meskipun kamu selalu mengerti apapun yang aku ucapkan. tapi aku lebih suka bercerita denganmu lewat gambar. karena kamu tidak mengerti, karena aku bisa bercerita sesuka hati tanpa takut kamu mengerti.

aku bercerita padamu lewat gambar--lewat goresan-goresan abstrak yang tidak kamu ketahui apa maksudnya. aku bercerita padamu dengan warna ungu yang selalu ada diantara goresan-goresan warna lainnya--karena ungu adalah warna kesukaanmu, karena egoku yang ingin kamu sukai meskipun hanya melalui goresan-goresan abstrak yang aku berikan.

aku bercerita padamu lewat gambar, dengan lembaran-lembaran foto yang selalu aku berikan. seperti saat aku bercerita padamu dengan foto-foto jemariku yang aku berikan--yang pada suatu waktu kamu bertanya mengapa dan aku hanya membalasmu dengan senyuman lebar. aku bercerita padamu lewat gambar, karena aku tidak bisa bercerita padamu lewat kata-kata--tidak bisa bercerita tentang betapa inginnya aku menggenggam tanganmu yang berada tak jauh dari jangkauanku.

aku bercerita denganmu lewat gambar, karena aku adalah seorang pengecut yang tidak bisa berkata-kata. setidaknya kalau aku tidak bisa memilikimu, kamu bisa memiliki gambarku--sebagai tanda kalau kamu telah memiliki hatiku.

terpaut oleh waktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang